Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Studi baru menunjukkan bahwa paparan kimiawi dari plastik tingkatkan risiko depresi pascamelahirkan. Dalam hal ini, kandungan kimiawi plastik seperti bisphenol dan ftalat disebut dapat memengaruhi hormon seks dan meningkatkan risiko depresi pascamelahirkan atau pascapartum.
Melansir dari Healthshots, perempuan yang terpapar bahan kimia yang mengganggu endokrin yang biasa ditemukan dalam plastik selama kehamilan berisiko lebih tinggi mengalami depresi pascapersalinan. Temuan penelitian ini dipublikasikan di Endocrine Society’s Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism.
Studi tersebut juga menemukan bahwa bahan kimia berbahaya ini dapat mempengaruhi perubahan hormonal selama kehamilan.
Depresi pascapersalinan adalah gangguan kejiwaan serius dan umum yang menyerang 1 dari 5 perempuan usai melahirkan. Penyebab depresi pascapersalinan tidak dipahami dengan baik, tetapi perubahan hormonal selama kehamilan terbukti menjadi salah satu faktor penting.
Baca Juga
-
Efek Samping Vaksin Covid-19, Apa Pemicunya?
-
Hentikan Kebiasaan Doomscrolling, Ini Efeknya pada Hubungan Seks!
-
Jadi Sarang Kuman, Ini 5 Tempat dan Barang Paling Jorok di Rumah
-
Bisa Picu Demensia, Yuk Hentikan 7 Kebiasaan Buruk Berikut
-
Tak Perlu Panik, Simak 9 Jenis Efek Samping yang Dialami Pasien Covid-19
-
Meski Menyehatkan, Berenang Malah Bisa Sebabkan Masalah pada Vagina
Bahan kimia berbahaya seperti bisphenol dan ftalat yang ditemukan dalam plastik dan produk perawatan pribadi diketahui dapat memengaruhi hormon seks.
"Kami menemukan bahwa paparan ftalat dikaitkan dengan tingkat progesteron yang lebih rendah selama kehamilan dan kemungkinan yang lebih besar untuk mengembangkan depresi pascapersalinan," kata penulis studi Melanie Jacobson, Ph.D., M.P.H. dari NYU Langone Medical Center di New York.
"Penelitian ini penting karena ftalat begitu lazim di lingkungan sehingga dapat dideteksi pada hampir semua perempuan hamil di Amerika Serikat. Jika bahan kimia ini dapat memengaruhi kadar hormon prenatal dan kemudian depresi pascapersalinan, mengurangi paparan jenis bahan kimia ini bisa menjadi cara yang masuk akal untuk mencegah depresi pascapersalinan," imbuhnya.
Terkini
- 5 Cara Sederhana untuk Meredakan Pegal Linu dan Nyeri Sendi, Coba Dulu sebelum Minum Obat
- 4 Kebiasaan agar Jantung Tetap Muda dan Sehat, Yuk Lakukan Mulai Sekarang
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
- Ingin Mulai Jalani Intermittent Fasting? Hindari 5 Kesalahan Berikut
- 5 Tips Mengembalikan Pola Makan Sehat setelah Puasa dan Lebaran
Berita Terkait
-
Derita Depresi Akibat Kanker, Wanita 77 Tahun Ini Konsumsi Magic Mushroom
-
Sistem Kekebalan Ada Kaitannya dengan Depresi Pascamelahirkan, Begini Penjelasannya!
-
Tidak Hanya Fisik, Covid-19 Ringan Juga Bisa Menyebabkan Masalah Kesehatan Mental
-
Peneliti Temukan Orang Depresi Cenderung Menolak Vaksin Covid-19
-
Kenali Efek Samping Obat Tidur Seperti yang Diminum Taemin SHINee
-
Menulis Jurnal Setiap Hari Baik untuk Kesehatan Mental!
-
Studi: Perbanyak Konsumsi Sayur Bikin Lebih Bahagia
-
Penelitian: Makan Sendirian Punya Efek Buruk bagi Wanita 65 Tahun ke Atas
-
5 Manfaat Mendengarkan Musik, Tak Cuma Bikin Mood Lebih Baik
-
Selain Stres, 4 Emosi Negatif Ini Bisa Sebabkan Masalah Usus