Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Sebuah studi baru menunjukkan bahwa paparan antibiotik dalam rahim dan masa bayi dapat menyebabkan hilangnya sel-T regulator di usus besar yang tidak dapat diubah. Sel-T adalah komponen berharga dari respons sistem kekebalan terhadap alergen di kemudian hari.
Melansir dari Healthshots, temuan studi tersebut telah dipublikasikan di jurnal mBio.
Telah diketahui bahwa penggunaan antibiotik di awal kehidupan mengganggu mikrobiota usus yang memainkan peran penting dalam pematangan sistem kekebalan tubuh yang sehat dan pencegahan penyakit.
Namun sedikit yang diketahui tentang bagaimana gangguan mikrobiota yang menghasilkan asam lemak rantai pendek yang mengatur sel-T, memengaruhi sel-T di usus besar.
Baca Juga
-
Efek Samping Vaksin Covid-19, Apa Pemicunya?
-
Hentikan Kebiasaan Doomscrolling, Ini Efeknya pada Hubungan Seks!
-
Jadi Sarang Kuman, Ini 5 Tempat dan Barang Paling Jorok di Rumah
-
Bisa Picu Demensia, Yuk Hentikan 7 Kebiasaan Buruk Berikut
-
Tak Perlu Panik, Simak 9 Jenis Efek Samping yang Dialami Pasien Covid-19
-
Meski Menyehatkan, Berenang Malah Bisa Sebabkan Masalah pada Vagina
Studi tersebut berdasarkan model tikus, mengamati paparan janin dan bayi baru lahir terhadap antibiotik melalui ibu menyusui dan pada minggu-minggu sebelum dan setelah kelahiran.
Antiotik berpengaruh pada pengurangan bakteri menguntungkan dan mempengaruhi perkembangan sistem kekebalan neonatal. Efek ini khusus untuk usus besar dan tidak diamati di paru-paru, saluran pencernaan bagian atas, atau limpa.
"Dengan mempelajari paparan pada bayi baru lahir melalui ibu menyusui, kami melihat bagaimana keturunannya memperoleh mikrobiota yang terkena dampak antibiotik dari ibu mereka yang membahayakan kemampuan anak untuk menghasilkan kumpulan sel CD41 T di usus besar di mana mengakibatkan kerusakan jangka panjang," kata rekan penulis Martin Blaser, direktur Pusat Bioteknologi dan Kedokteran Lanjutan di Rutgers.
"Konsekuensinya bertahan hingga dewasa, membahayakan kemampuan tubuh untuk mematikan respons alergi," Blaser menyimpulkan.
Terkini
- 5 Tips Menjaga Kesehatan Anak ala Tasya Kamila, Bisa Ditiru Moms!
- Bayi Menangis Tak Selalu karena ASI Kurang, Jangan Buru-Buru Kasih Sufor
- Orangtua Jangan Sepelekan Susah Makan pada Anak, Bisa Pengaruhi Respons Imun Lho
- 4 Manfaat Minyak Telon untuk Anak, Tak Cuma Meredakan Perut Kembung
- Dokter Ungkap Bahaya Anak Makan Sambil Nonton TV, Orangtua Perlu Tahu
- Trik Biar Anak Mau ke Dokter Tanpa Rewel, Ini Caranya
- 4 Rincian Pengobatan Asma pada Anak, Orangtua Perlu Tahu!
- STUNTING: Ciri-ciri, Penyebab dan Pencegahan
- Kasus Campak Mewabah Lagi, Orangtua Perlu Lakukan 5 Hal ini untuk Pencegahan
- 4 Tips Jadikan Anak Sehat dan Aktif, Salah Satunya Beri Multivitamin
Berita Terkait
-
5 Tips Menjaga Kesehatan Anak ala Tasya Kamila, Bisa Ditiru Moms!
-
Ovarium Kiri Kiky Saputri Diangkat karena Kista, Masih Adakah Peluang Hamil di Kondisi Ini?
-
Takut ASI Berkurang Drastis saat Puasa? Begini Kata Dokter
-
Aktor Drakor Cha Chung Wa Hamil di Usia 43 Tahun, Ketahui Apa Saja Risikonya
-
Orangtua Jangan Sepelekan Susah Makan pada Anak, Bisa Pengaruhi Respons Imun Lho
-
4 Manfaat Minyak Telon untuk Anak, Tak Cuma Meredakan Perut Kembung
-
Dokter Ungkap Bahaya Anak Makan Sambil Nonton TV, Orangtua Perlu Tahu
-
Trik Biar Anak Mau ke Dokter Tanpa Rewel, Ini Caranya
-
4 Rincian Pengobatan Asma pada Anak, Orangtua Perlu Tahu!
-
STUNTING: Ciri-ciri, Penyebab dan Pencegahan