Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Studi terbaru mengungkapkan bahwa dua jenis vaksin Covid-19, yakni vaksin Pfizer dan Moderna efektif melawan virus corona varian Lambda yang mematikan.
Sebelumnya, varian Lambda yang pertama kali ditemukan di Peru ini telah ditemukan di 30 negara.
Para ilmuwan mengatakan varian Lambda ini memiliki satu mutasi yang tak biasa, sehingga dikhawatirkan akan lebih menular dan mematikan dibandingkan varian Delta.
Selain itu, mereka juga khawatir varian Lambda ini lebih kebal terhadap vaksin Covid-19.
Baca Juga
-
Virus Corona Varian Lambda, Adakah Vaksin Covid-19 yang Efektif Melawannya?
-
Virus Corona Varian Lambda, Profesor Khawatir ini Lebih Mematikan!
-
Dosis Kedua Vaksin Covid-19 yang Ditunda Malah Disebut Bisa Perkuat Imun
-
Pakar: Orang yang Tak Divaksin Bisa Jadi Sumber Varian Baru Covid-19
-
Nekrosis Avaskular Bisa Jadi Gejala Long Covid-19, Apa itu?
-
Orangtua Perlu Waspada, Baby Walker Bisa Mengancam Keselamatan Anak
Tapi, studi dari Fakultas Kedokteran Universitas New York Grossman menunjukkan vaksin Pfizer dan Moderna bisa melawan penyakit serius dan mencegah varian Lambda.
"Hasil studi menunjukkan bahwa vaksin Pfizer dan Moderna yang digunakan sekarang tetap protektif terhadap varian Lambda. Bahkan terapi antibodi monoklonal akan tetap efektif," kata studi dikutip dari The Sun.
Temuan ini menyoroti pentingnya adopsi luas dari vaksinasi yang akan melindungi individu dari penyakit, mengurangi penyebaran virus dan memperlambat munculnya varian baru.
Salah satu yang menjadi perhatian ahli virologi adalah varian Lambda atau C.37 ini memiliki protein lonjakan L452Q, yang meningkatkan potensi virus menginfeksi sel manusia, seperti mutasi L452R pada varian Delta yang sangat menular.
Ilmuwan Peru menemukan varian Lambda ini pada bulan Desember 2020, yang ditemukan hanya 1 dari setiap 200 sampel kasus virus corona Covid-19.
Kini, Kesehatan Masyarakat Inggris menyatakan varian Lambda sebagai varian Covid-19 dalam penyelidikan.
Organisasi Keesehatan Dunia (WHO) juga menyatakan virus corona varian Lambda ini sebagai variant of interest (VOI).
WHO mengatakan varian Lambda ini memiliki mutasi yang meningkatkan penularannya dan berpotensi kebal terhadap vaksin Covid-19.
Terkini
- 5 Cara Sederhana untuk Meredakan Pegal Linu dan Nyeri Sendi, Coba Dulu sebelum Minum Obat
- 4 Kebiasaan agar Jantung Tetap Muda dan Sehat, Yuk Lakukan Mulai Sekarang
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
- Ingin Mulai Jalani Intermittent Fasting? Hindari 5 Kesalahan Berikut
- 5 Tips Mengembalikan Pola Makan Sehat setelah Puasa dan Lebaran
Berita Terkait
-
Vaksin Booster Pfizer Diklaim Ampuh Cegah Gejala Covid-19 pada Balita
-
Vaksin Covid-19 Butuh Waktu untuk Bentuk Antibodi, Ahli: Jangan Suntik Mepet Mudik!
-
Orang Gangguan Jiwa dan Sudah Vaksin Covid-19 Tetap Berisiko Terinfeksi Virus Corona, Ini Sebabnya!
-
Olahraga Setelah Vaksin Covid-19 Apakah Boleh? Begini Kata Ahli
-
Peneliti: Tak Ada Hubungan antara Vaksin Covid-19 dan Bell's Palsy
-
Gejala Varian Omicron, Ini Perbedaannya Pada Orang yang Vaksinasi dan Tidak!
-
Benarkah Kekebalan dari Suntikan Booster Vaksin Covid-19 Bertahan Lama?
-
Kasus Varian Omicron Melonjak, Perlukan Vaksin Covid-19 Dosis Keempat?
-
Vaksinasi Terbukti Menurunkan Risiko Long Covid-19 dan Mempercepat Gejalanya
-
Pemerintah Korea Selatan akan Memberlakukan Vaksin Covid-19 Dosis Keempat Bulan Ini