Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Meski mengalami lebih banyak mual, muntah, dan diare selama terapi, pasien kanker lambung dan kerongkongan perempuan cenderung bertahan lebih lama.
Temuan penelitian terbaru di Inggris ini berpotensi membantu dalam mengelola pasien dan juga menyoroti siapa yang lebih berisiko terhadap efek samping tertentu.
"Kami cenderung menggunakan pendekatan pengobatan standar untuk mengelola kanker esofagus dan lambung. Apa yang disarankan penelitian ini adalah bahwa ada perbedaan yang signifikan antara pasien lelaki dan perempuan, tidak hanya dalam bagaimana mereka bereaksi terhadap kemoterapi, tetapi juga berapa lama mereka bertahan hidup setelah perawatan untuk kanker mereka," kata pemimpin penelitian Avani Athauda dari Royal Marsden Hospital di Inggris.
"Untuk pasien perempuan, mungkin ada baiknya memberikan kesadaran dan konseling tambahan untuk efek samping gastrointestinal ketika meresepkan kemoterapi," kata Athauda.
Baca Juga
-
Hari Tanpa Tembakau Sedunia, Ini Pesan Dokter Paru untuk Para Perokok!
-
Moms Harus Tahu! Ini Sebabnya Berat Badan Bayi Sulit Naik
-
Bukan Hanya Ungkapan, Ini Nama Istilah Patah Hati dalam Dunia Medis
-
Mudik Lebaran 2019, Begini Cara Siapkan MPASI untuk Si Kecil
-
Bikin Lontong Pakai Bungkus Plastik, Waspadai Bahayanya Berikut Ini!
Untuk penelitian ini, para peneliti melakukan analisis pada data yang diambil dari empat percobaan acak besar yang sebelumnya diterbitkan yang dilakukan terutama di Inggris.
Pasien dalam uji coba telah dialokasikan untuk menerima kemoterapi sebelum menjalani operasi untuk pengangkatan sel kanker.
Dalam analisis lebih dari 3.000 pasien (2.668 pasien lelaki dan 597 perempuam), para peneliti menemukan pasien perempuan secara signifikan lebih mungkin mengalami mual (10 persen banding 5 persen), muntah (10 persen banding 4 persen) dan diare (9 persen banding 4 persen).
Pasien perempuan juga secara signifikan lebih mungkin hidup lebih lama daripada pasien lelaki setelah perawatan untuk kanker mereka, kata studi tersebut seperti dilansir dari The Healthsite.
"Ini adalah temuan signifikan berdasarkan kumpulan data skala besar, dan lebih jauh mengenai pemahaman tentang dua jenis kanker yang memengaruhi hampir 16.000 orang setiap tahun di Inggris saja," kata David Cunningham, Profesor di University of London.
Studi ini dijadwalkan akan dipresentasikan pada pertemuan tahunan American Society of Clinical Oncology (ASCO) di Chicago. (Suara.com/Dinda Rachmawati)
Terkini
- 5 Fakta Menarik Olahraga Pole Dance yang Dilakukan Azizah Salsha
- Kate Middleton Umumkan Dirinya Menderita Kanker, Tepis Semua Konspirasi Liar yang Beredar
- Ovarium Kiri Kiky Saputri Diangkat karena Kista, Masih Adakah Peluang Hamil di Kondisi Ini?
- Takut ASI Berkurang Drastis saat Puasa? Begini Kata Dokter
- Wulan Guritno Berhenti Konsumsi Gula, Manfaatnya Tak Cuma Bikin Kulit Lebih Kenyal Lho
- Seperti Dialami BCL, Ini 5 Penyebab Perut Buncit pada Wanita
- Mengenal Sindrom Stevens-Johnson yang Dialami Kartika Putri, Wajahnya Dipenuhi Luka Melepuh
- Agar Ibu dan Bayi Tetap Sehat, Ketahui 5 Cara Mengatasi Baby Blues
- 3 Manfaat Pilates, Olahraga yang Rutin Dilakukan Bunga Citra Lestari
- Celine Dion Alami Stiff Person Syndrome, Apa Itu?
Berita Terkait
-
Mual saat Lapar? Bukan Sekadar Perut Kosong, Bisa Jadi Tanda Gangguan Kesehatan!
-
Terapi Tertawa Bisa Mengurangi Rasa Sakit dan Stres
-
Selain Pengaruhi Nafsu Makan, Varian Omicron Bisa Sebabkan Mual dan Muntah
-
Sering Migrain atau Sakit Kepala? Jangan Dibiarkan!
-
Dukung Kesehatan Mental, Simak Lima Manfaat Mendengarkan Musik Berikut
-
Sempat Heboh, Kenali Terapi Covid-19 aaPRP Diciptakan Dokter Indonesia
-
Terapi Lintah untuk Pasien Infeksi Jamur Hitam, ini Tanggapan Dokter!
-
Pakar UGM ke Masyarakat: Jangan Asal Konsumsi Obat untuk Covid-19
-
Terapi Monoklonal, Benarkan Metode ini Bisa Obati Pasien Covid-19?
-
Mau Donor Plasma Konvalesen Usai Sembuh Covid-19? Simak Syarat Berikut