Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Satu orang di Georgia meninggal dunia karena infeksi bakteri langka, meliodosis. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) pun telah menjelaskan tentang bakteri langka tersebut.
CDC mengatakan kasus meninggal di Georgia itu terkait dengan 3 infeksi sebelumnya di Kansasa, Texas dan Minnesota. Ketiga kasus infeksi bakteri langka itu menyerang anak-anak dan orang dewasa.
Lalu, sebanyak dua dari 4 kasus infeksi bakteri langka telah mengakibatkan kematian dan mereka juga tidak memiliki faktor risiko berupa masalah kesehatan mendasar, seperti diabetes, penyakit hati atau ginjal, dan kanker.
CDC menemukan jenis bakteri langka ini sangat cocok dengan kasus infeksi yang ditemukan di Asia Selatan. Sedangkan, keempat pasien bakteri langka itu tidak memiliki riwayat berpergian ke luar negeri.
Baca Juga
-
Menstruasi Dini? Waspada Berisiko Alami Menopause Parah
-
Lansia Mungkin Akan Mendapat Manfaat Vaksin TB untuk Covid-19
-
FDA: Orang dengan Sistem Kekebalan Lemah Butuh Suntikan Penguat Vaksin
-
CDC: Tak Vaksin Covid-19 Tingkat Risiko Infeksi Ulang 2 Kali Lipat!
-
Ahli: Vaksin Flu Turunkan Risiko Stroke Akibat Virus Corona Covid-19
-
PHE: Vaksin Covid-19 Kurang Efektif Lawan Varian Virus Corona Kolombia
CDC mengatakan penyebab paling umum bakteri langka ini mungkin produk impor, seperti makanan atau minuman, produk pembersih atau obat-obatan atau bahan dalam produk.
CDC telah mengumpulkan dan menguji lebih dari 100 sampel yang berasal dari produk, tanah, dan air di dalam serta sekitar rumah pasien bakteri langka. Tapi, belum ada sampel yang positif untuk bakteri Burkholderia Pseudomallei yang menyebabkan melioidosis.
"Bakteri langka ini biasanya hidup di tanah dan air yang lembab. Tapi, bakteri ini juga bisa ditemukan dalam produk basah atau lembab pada kasus yang jarang terjadi," kata CDC dikutip dari Fox News.
Sekitar 12 kasus bakteri langka dilaporkan di AS setiap tahunnya, CDC mengatakan bahwa infeksi bakteri langka ini memakan waktu 2 hingga 3 minggu untuk menyebabkan penyakit yang menciptakan kesulitan dalam menentukan sumbernya.
CDC juga mencatat bahwa pasien bakteri langka juga bisa menghindari produk yang berpotensi menyebarkan bakteri langka sebelum jatuh sakit. Sementara, perawatan medis yang dibutuhkan biasanya berupa terapi antimikroba yang diberikan secara IV selama 2 minggu dan gterapi antimikroba oral selama 6 bulan.
"CDC meminta dokter untuk selalu mengawasi pasien dengan infeksi bakteri akut yang tidak merespons antibiotik normal, karena mungkin pasien terinfeksi meliodosis," katanya.
Selain itu, CDC juga mendesak dokter untuk tidak melakukan meliodosis sebagai kemungkinan diagnosis pada anak-anak tanpa faktor risiko yang mendasarinya.
Lantas, CDC mengatakan bahwa orang sehat pun bisa tertular meliodosis dan kondisinya akan lebih buruk dengan masalah kesehatan yang mendasarinya. Karena itu, ia menyarankan orang yang batuk, nyeri dada, demam tinggi, sakit kepala atau penurunan berat badan mendadak harus konsultasi dokter.
Sedangkan, tindakan pencegahan yang bisa dilakukan orang dengan luka terbuka agar terhindar dari infeksi bakteri langka adalah menghindari tanah dan genangan air ketika beraktivitas.
Anda bisa menggunakan sepatu bot untuk mencegah infeksi pada kaki dan tungkai bawah. Petugas kesehatan bisa mencegah infeksi bakteri langka melalui tindakan pencegahan standar, seperti cuci tangan, memakai APD dan disinfektan.
Terkini
- 5 Cara Sederhana untuk Meredakan Pegal Linu dan Nyeri Sendi, Coba Dulu sebelum Minum Obat
- 4 Kebiasaan agar Jantung Tetap Muda dan Sehat, Yuk Lakukan Mulai Sekarang
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
- Ingin Mulai Jalani Intermittent Fasting? Hindari 5 Kesalahan Berikut
- 5 Tips Mengembalikan Pola Makan Sehat setelah Puasa dan Lebaran
Berita Terkait
-
Bakteri Penyebab Penyakit Langka Ditemukan di Teluk Mississippi, Kenali Tanda-tandanya!
-
Anak Fenita Arie Terkena Infeksi Bakteri, Hati-hati Risiko Penularannya!
-
Fenita Arie Panik Anaknya Terkena Infeksi Bakteri, Ini Penyebabnya!
-
AS Temukan 4 Kasus Melioidosis, Infeksi Bakteri yang Bisa Memicu Kematian
-
Sebabkan Listeria, Kementan Tarik dan Musnahkan Jamur Enoki di Indonesia
-
Sabun Cuci Piring Bisa Usir Bakteri dan Virus, Begini Kata Ahli
-
Jaga Sistem Kekebalan Tubuh dengan Cukup Tidur, Ini Alasannya!
-
Kaki Dijilat oleh Anak Anjing, Nenek-Nenek Kena Infeksi Kulit Serius
-
Wanita Nyaris Meninggal Usai Dicakar Kucing, Begini Kronologinya
-
Jangan Cukur Jenggot dan Kumis Sampai Habis, Ini Manfaatnya untuk Tubuh!