Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Hipertensi atau tekanan darah tinggi terjadi ketika adanya peningkatan tekanan darah. Meskipun mungkin tampak tidak berbahaya, namun dalam jangka panjang, hipertensi dapat berkontribusi pada penyakit kardiovaskular, neurologis, dan ginjal yang signifikan.
Melansir dari Eat This, diagnosis hipertensi biasanya dibuat dengan laporan berulang dari peningkatan tekanan darah di atas normal.
Hipertensi sekunder disebabkan oleh kondisi medis kronis atau obat-obatan, termasuk sleep apnea, diabetes, masalah tiroid/adrenal, penyakit ginjal, sindrom Cushing, dan koarktasio aorta.
Sementara hipertensi primer adalah jenis yang paling umum dan paling dapat dicegah. "Penyebabnya multi-faktor dan termasuk kecenderungan genetik dan faktor lingkungan," kata Dr. Darren P. Mareiniss, MD, FACEP, Asisten Profesor Kedokteran Darurat Sidney Kimmel Medical College.
Baca Juga
-
Pemerintah Terapkan PPKM Darurat, Apa Bedanya dengan Kebijakan Sebelumnya?
-
Taruh Potongan Lemon di Samping Tempat Tidur, ini 5 Efeknya Pada Tubuh!
-
Virus Corona Varian Delta Lebih Menular, ini 4 Kelompok Paling Berisiko!
-
Anda Idap Hepatitis C Seperti Gary Iskak? Ikuti Pola Makan Sehat ini!
-
Gary Iskak Sakit Hepatitis C Kronis, Kenali Gejala dan Penyebabnya!
-
Waspada dan Kenali, 6 Bentuk Kotoran Berikut Bisa Jadi Tanda Penyakit
Berikut beberapa tanda umum penyebab hipertensi, antara lain:
1. Usia
Usia lanjut dikaitkan dengan peningkatan tekanan darah, lebih sering menimbulkan tekanan darah sistolik.
2. Obesitas
Indeks massa tubuh yang tinggi dapat membuat Anda lebih mungkin memiliki tekanan darah tinggi.
3. Riwayat Hipertensi Keluarga
Tekanan darah tinggi dapat diturunkan dalam keluarga. "Hipertensi dua kali lebih umum pada orang dengan satu atau dua orang tua hipertensi," ungkap Dr. Mareiniss.
4. Gaya hidup tak sehat
Konsumsi alkohol berlebihan, penggunaan obat-obatan terlarang dan merokok merupakan kebiasaan buruk yang dapat meningkatkan risiko hipertensi.
5. Pola makan tinggi natrium
Kelebihan natrium, lebih besar dari 3g natrium klorida sehari dapat meningkatkan peluang Anda terkena tekanan darah tinggi.
6. Ras
Menurut Dr. Mareiniss beberapa kelompok lebih rentan terhadap hipertensi daripada yang lain, termasuk komunitas Afrika-Amerika.
7. Stres
Stres sementara dapat meningkatkan tekanan darah.
8. Kurangnya Aktivitas Fisik
Tidak berolahraga dapat membuat Anda lebih berisiko terkena hipertensi. "Modifikasi gaya hidup dapat membantu mengobati atau mencegah hipertensi," ujar Dr Mareiniss.
Terkini
- 5 Cara Sederhana untuk Meredakan Pegal Linu dan Nyeri Sendi, Coba Dulu sebelum Minum Obat
- 4 Kebiasaan agar Jantung Tetap Muda dan Sehat, Yuk Lakukan Mulai Sekarang
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
- Ingin Mulai Jalani Intermittent Fasting? Hindari 5 Kesalahan Berikut
- 5 Tips Mengembalikan Pola Makan Sehat setelah Puasa dan Lebaran
Berita Terkait
-
Benarkah Makan Daging Sebabkan Tekanan Darah Tinggi? Ini Kata Ahli!
-
Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak Dialami Jemaah Haji Indonesia
-
Sereal Ternyata Bisa Memicu Tekanan Darah Tinggi, Kok Bisa?
-
Hati-hati! Parasetamol Bisa Menyebabkan Tekanan Darah Tinggi, Begini Penjelasannya
-
Awas, Ini 5 Kondisi yang Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung
-
Kontrol Tekanan Darah Tinggi, Ini Jenis Daging yang Aman Dikonsumsi!
-
Jangan Abaikan Nyeri Tubuh Ini, Bisa Jadi Gejala Kadar Gula Darah Tinggi!
-
Jangan Abaikan Lingkaran Hitam di Bawah Mata, Bisa Jadi Tanda Kadar Gula Darah Tinggi!
-
Jangan Minum Ibuprofen dan Obat Tekanan Darah Tinggi Bersamaan, Ahli Ungkap Risikonya!
-
Tekanan Darah Tinggi di Usia Muda Dapat Memperburuk Kesehatan Otak