Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Tidak banyak bergerak atau beraktivitas secara fisik bisa menempatkan remaja antara 11 hingga 14 tahun pada masalah kesehatan mental. Masalah ini terutama berkisar pada depresi.
"Anak-anak dan remaja yang berolahraga memiliki lebih sedikit gejala depresi dibandingkan mereka yang hanya berpartisipasi dalam kegiatan budaya," kata Else Marie Lysfjord yang mempertahankan gelar doktornya pada bulan Januari di Departemen Psikologi NTNU seperti yang dikutip dari Medical Xpress.
Depresi terjadi pada anak-anak semuda 11 tahun. Hasil kuesioner menunjukkan bahwa aktivitas fisik dan olahraga sangat terkait dengan penurunan risiko gejala depresi.
Melansir dari Medical Xpress, anak perempuan khususnya rentan terhadap depresi daripada anak laki-alki.
Baca Juga
-
Gejalanya Hampir Mirip, Ini Perbedaan Tubuh Kena Virus Corona dan Flu Perut
-
Pertama Kalinya, WHO Setujui Vaksin Sinopharm untuk Penggunaan Darurat!
-
Vaksin AstraZeneca Lebih Bahaya untuk Usia 40 Tahun ke Bawah, Ini Sebabnya!
-
Jangan Stres dengan Penuaan, Merasa Lebih Muda Bisa Menyehatkan Otak
-
Picu Rasa Bahagia, Konsumsi 5 Makanan Berikut saat Bersedih
-
Waspada Paparan Polusi, Turunkan Kemampuan Otak Pria Terkait Bahasa
"Dua kali lebih banyak anak perempuan daripada anak laki-laki melaporkan gejala depresi pada anak usia 11 tahun," kata Lysfjord, yang merupakan asisten profesor di Universitas Nord.
Anak perempuan tidak hanya lebih sering mengalami gejala depresi, tetapi penyakit mereka juga sering berlangsung lebih lama.
"Tiga kali lebih banyak anak perempuan daripada anak laki-laki pada usia ini melaporkan gejala yang terus-menerus selama setahun," kata Lysfjord.
Remaja yang melakukan olahraga dan kegiatan budaya lainnya memiliki tingkat gejala depresi yang paling rendah. Dalam kelompok ini, sekitar 15 persen anak perempuan dan 7 persen anak laki-laki mengalami banyak gejala depresi.
Anak perempuan yang berpartisipasi secara eksklusif dalam kegiatan budaya memiliki jumlah gejala depresi paling banyak, hampir 26 persen dibandingkan dengan anak laki-laki, yakni 21 persen.
Terkini
- 5 Masalah di Area Mulut Bisa Jadi Tanda Gejala Diabetes, Apa Saja?
- Dialami Dhanar Jabro sebelum Meninggal, Ketahui Apa Saja Gejala Asam Lambung
- 5 Cara Sederhana untuk Meredakan Pegal Linu dan Nyeri Sendi, Coba Dulu sebelum Minum Obat
- 4 Kebiasaan agar Jantung Tetap Muda dan Sehat, Yuk Lakukan Mulai Sekarang
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
Berita Terkait
-
Derita Depresi Akibat Kanker, Wanita 77 Tahun Ini Konsumsi Magic Mushroom
-
Sistem Kekebalan Ada Kaitannya dengan Depresi Pascamelahirkan, Begini Penjelasannya!
-
Tidak Hanya Fisik, Covid-19 Ringan Juga Bisa Menyebabkan Masalah Kesehatan Mental
-
Peneliti Temukan Orang Depresi Cenderung Menolak Vaksin Covid-19
-
Kenali Efek Samping Obat Tidur Seperti yang Diminum Taemin SHINee
-
Menulis Jurnal Setiap Hari Baik untuk Kesehatan Mental!
-
Studi: Perbanyak Konsumsi Sayur Bikin Lebih Bahagia
-
Penelitian: Makan Sendirian Punya Efek Buruk bagi Wanita 65 Tahun ke Atas
-
5 Manfaat Mendengarkan Musik, Tak Cuma Bikin Mood Lebih Baik
-
Selain Stres, 4 Emosi Negatif Ini Bisa Sebabkan Masalah Usus