Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Pada beberapa orang, kehilangan pendengaran secara bertahap tak hanya sekadar gejala umum penuaan. Kondisi tersebut juga bisa jadi tanda awal penyakit Alzheimer atau jenis demensia lainnya.
Melansir dari Health, menurut studi yang diterbitkan pada Archives of Neurology menunjukkan bahwa risiko demensia tampaknya meningkat seiring dengan penurunan pendengaran.
Orang tua dengan gangguan pendengaran ringan hampir dua kali lebih mungkin terkena demensia dibandingkan dengan mereka yang memiliki pendengaran normal. Gangguan pendengaran yang parah hampir melipatgandakan risiko demensia.
Tidak jelas mengapa kehilangan pendengaran dan fungsi mental bisa berjalan seiring. Namun kelainan otak dapat berkontribusi secara independen terhadap masalah pendengaran.
Baca Juga
-
Studi: Hilangnya Indra Penciuman Jadi Gejala Khas Covid-19
-
Setengah Mantan Pasien Covid-19 Rentan Terinfeksi Varian Baru Virus Corona
-
Studi: Perokok dan Vegetarian Berisiko Kecil Terinfeksi Virus Corona
-
Cek Kesehatan Jantung, Lihat Seberapa Cepat Anda Naik Tangga
-
Turunkan Kadar Gula Darah Tinggi, Coba Rutin Makan Jeruk dan Tomat
-
Studi: Minum Segelas Wine Sehari Secara Rutin Justru Berbahaya bagi Jantung
Selain itu, kehilangan pendengaran dapat menyebabkan isolasi sosial yang telah dikaitkan dengan demensia.
"Otak mungkin harus mengalokasikan energinya untuk membantu pendengaran dengan mengorbankan kognisi," kata pemimpin peneliti, Frank R. Lin, MD, seorang ahli bedah telinga di Rumah Sakit Johns Hopkins di Baltimore.
"Hal ini mungkin menjelaskan sebagian mengapa berusaha mendengar percakapan di atas kebisingan bisa melelahkan secara mental," tambahnya.
Menurut George Gates, seorang ahli pendengaran di University of Washington di Seattle, yang tidak terlibat dalam studi menyatakan bahwa penemuan ini menunjukkan pendengaran yang buruk sebagai pertanda dari demensia.
"Sangat tidak mungkin untuk memisahkan audio dan kognisi," ujar Gates.
Pada studi tersebut, Dr. Lin dan rekan-rekannya mengikuti lebih dari 600 orang dewasa bebas demensia antara usia 36 dan 90 selama rata-rata 12 tahun.
Kurang dari 30 persen dari peserta penelitian mengalami gangguan pendengaran pada awal penelitian.
Secara keseluruhan, 9 persen dari peserta kemudian mengembangkan penyakit Alzheimer atau bentuk lain dari demensia.
Gangguan pendengaran ringan meningkatkankan risiko demensia dua kali lipat, gangguan pendengaran sedang tiga kali lipat, dan berat empat kali lipat.
Terkini
- Dialami Dhanar Jabro sebelum Meninggal, Ketahui Apa Saja Gejala Asam Lambung
- 5 Cara Sederhana untuk Meredakan Pegal Linu dan Nyeri Sendi, Coba Dulu sebelum Minum Obat
- 4 Kebiasaan agar Jantung Tetap Muda dan Sehat, Yuk Lakukan Mulai Sekarang
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
- Ingin Mulai Jalani Intermittent Fasting? Hindari 5 Kesalahan Berikut
Berita Terkait
-
Aktivitas Kecil dapat Mengurangi Risiko Demensia, Begini Penjelasannya
-
Faktor Risiko Demensia, dari Tekanan Darah Hingga Terbatasnya Interaksi Sosial
-
Waduh, Virus Corona Covid-19 Bisa Picu Alzheimer Lho!
-
Banyak Penderita Penyakit Alzheimer dan Demensia Kekurangan Vitamin D
-
Gejala Awal Demensia, Tak Cuma Mudah Lupa
-
Awas, Konsumsi Makanan Ini Bisa Tingkatkan Risiko Demensia!
-
3 Pekerjaan Rumah Ini Bisa Bantu Atasi dan Cegah Demensia
-
Penelitian Temukan Orang Katarak Lebih Berisiko Alami Demensia
-
Waspada Kebisingan dari Lalu Lintas Tingkatkan Risiko Demensia
-
Deretan Tanda Awal Demensia, Salah Satunya Suka Lupa Nama Orang