Jum'at, 29 Maret 2024
Yasinta Rahmawati | Fita Nofiana : Kamis, 21 Januari 2021 | 17:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Hilangnya indra penciuman bisa menjadi salah satu tanda Covid-19 yang paling signifikan. Hal ini dinyatakan dalam penelitian internasional yang mengonfirmasi bahwa sebagian besar pasien infeksi saluran pernapasan yang kehilangan indra penciuman disebabkan oleh Covid-19.

Artinya, kehilangan penciuman bisa jadi tanda paling umum di antara pasien Covid-19 meski tak memiliki gejala umum lainnya.

Melansir dari Medical Xpress, Covid-19 juga sering mengakibatkan hilangnya indera perasa dan indera lainnya di mulut. Studi internasional tersebut juga mendokumentasikan bahwa kehilangan bau sering berlangsung lama dalam kasus Covid-19.

Studi tersebut menunjukkan bahwa hilangnya indra penciuman rata-rata memengaruhi kemampuan penciuman hingga 79,7 persen. Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa hilangnya penciuman sangat mungkin merupakan prediktor terbaik Covid-19.

"Ini menekankan betapa pentingnya untuk mewaspadai gejala ini, karena ini (kehilangan penciuman) mungkin satu-satunya gejala Covid-19," kata Alexander Wieck Fjaeldstad, profesor di bidang penciuman dan pengecapan di Aarhus University.

Wieck juga menekankan bahwa hanya sekitar setengah dari pasien dengan kehilangan penciuman baru mendapatkan indra penciuman mereka kembali setelah empat puluh hari.

"Ini berbeda dari gambaran yang kami lihat pada infeksi virus lain dan menyebabkan ketidaknyamanan jangka panjang bagi pasien," imbuhnya.

Ilustrasi indera penciuman. (Pixabay)

"Sementara hilangnya indra penciuman itu sendiri menghilangkan kemampuan untuk merasakan aroma makanan, hilangnya indra lain secara bersamaan membuat sulit untuk mengecap apa yang Anda makan. Oleh karena itu, memasukkan makanan ke dalam mulut dapat menjadi pengalaman yang jelas tidak menyenangkan," jelas Alexander Wieck Fjaeldstad.

Penelitian ini mencangkup 23 kebangsaan dan lebih dari 4.500 pasien Covid-19 dari seluruh dunia. Studi ini telah diterbitkan pada jurnal  Chemical Senses.

BACA SELANJUTNYA

Jangan Lengah, WHO Ingatkan Pandemi Covid-19 Masih Darurat Kesehatan Global!