Jum'at, 03 Mei 2024
Yasinta Rahmawati | Shevinna Putti Anggraeni : Sabtu, 19 Desember 2020 | 07:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Batuk, demam dan sakit kepala adalah gejala umum virus corona Covid-19. Tapi, pasien virus corona Covid-19 juga bisa mengalami gejala berkepanjangan sejak infeksi awal.

Gejala virus corona berkepanjangan ini biasanya disebut sebagai Covid-19 panjang. Mereka yang mengalami gejala virus corona berkepanjangan bisa menderita efek samping sampai 1 tahun.

Kondisi ini cukup membingungkan para dokter. Tapi, semakin banyak orang yang selama dari virus corona mengalami gejala berkelanjutan selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan sejak infeksi awal.

Terkait komplikasi virus corona dilansir dari Express, orang lansia dan orang yang memiliki riwayat masalah kesehatan sebelumnya cenderung berisiko tinggi.

Namun, sekarang juga muncul peringatan bahwa orang yang lebih muda termasuk berisiko. Karena, para peneliti menemukan beberapa orang mungkin memiliki kondisi genetik yang memengaruhi fungsi interfron tanpa menyadarinya.

Ilustrasi virus corona, hidung, mimisan (Pixabay/mohamed_hassan)

Ketidakseimbangan tersebut menjadi bukti mana orang yang berisiko meninggal dunia dan tidak ketika terinfeksi virus corona Covid-19.

Sebuah studi yang dilakukan oleh Dr Claire Steves dan Prof Tim Spector di King's College London meneliti lamanya orang mengalami gejala virus corona. Mereka melihat faktor-fator yang mungkin mempengaruhinya, seperti usia.

Studi ini fokus pada subkelompok data dari 4.182 pengguna aplikasi Covid-19 Symptom Study yang secara konsisten mencatat kesehatan mereka dan dinyatakan positif virus corona melalui tes swab PCR.

Para peneliti menemukan orang tua jauh lebih mungkin mengalami Covid-19 panjang daripada orang yang lebih muda, meskipun kondisi ini bisa menyerang semua usia.

Covid-19 panjang memengaruhi sekitar 10 persen orang usia 18 hingga 49 tahun yang menjadi tidak sehat karena virus tersebut. Kemudian, angka ini meningkat menjadi 22 persen di atas usia 70-an.

Dr Greg Vanichkachorn berusaha membandingkan kasus virus corona Covid-19 dengan virus SARS terdahulu. Pakar Klinik Mayo ini telah melihat lebih dari 100 pasien Covid-19 panjang, sehingga tidak terlalu terkejut jika beberapa pasien membutuhkan waktu yang sama seperti orang yang selama dari SARS.

Dahulu, pasien SARS yang membaik juga membutuhkan sedikit waktu atau terkadang lebih dari setahun untuk mengembalikan semua fungsi tubuhnya.

Dr Greg Vanichkachorn pun mengatakan kondisi ini cukup sulit dijelaskan dan tidak ada kaitannya dengan genetik. Bahkan orang yang selama dari gejala virus corona parah juga belum tentu akan mengalami Covid-19 panjang.

BACA SELANJUTNYA

Gejala Awal Virus Corona Covid-19, Waspadai Rasa Sakit di 2 Bagian Tubuh Ini!