Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Banyak pertanyaan yang muncul selama pandemi, terutama tentang cara pencegahan infeksi Covid-19 temasuk vaksinasi.
Vaksin Covid-19 sendiri telah mulai dikembangkan, bahkan beberapa didistribusikan untuk keperluan darurat. Jika vaksin sudah tersedia untuk masyarakat umum, bisakah kita berhenti pakai masker?
Melansir dari Medical Xpress, meskipun uji vaksin telah menunjukkan efektivitas hingga 90 persen seperti Pfizer, Moderna hingga Oxford, para ahli menyatakan bahwa Anda tetap harus mengenakan masker dan menjaga jarak sosial. Hal ini disebabkan karena efek vaksinasi umumnya tak langsung bekerja.
Dalam hal ini vaksin virus corona yang telah ada membutuhkan dua suntikan dan waktu untuk bekerja. Pada kasus Pfizer, butuh jarak tiga minggu untuk penyuntikkan dosis pertama dan kedua.
Baca Juga
-
Pada Keluarga Miskin, Keterlibatan Ayah Mengasuh Baik bagi Mental Anak
-
Takut Menggemuk selama WFH? Coba Konsumsi 6 Kategori Makanan Ini
-
Sering Dilakukan, Berbagi Botol Minum Bisa Picu Masalah Kesehatan
-
Suntik Vaksin Flu dan Virus Corona Bersamaan, Bolehkah?
-
Peneliti Temukan Virus Corona Bisa Menular Lewat Air Mani, Mungkinkah?
-
Peneliti Temukan Diet Keto Bisa Bantu Lawan Virus Corona Covid-19
Sementara Moderna perlu jarak empat minggu antara suntikan pertama dan kedua. Usai vaksinasi, Anda pun mungkin tak akan otomatis kebal karena ada waktu tertentu untuk vaksin bekerja melindungi tubuh.
Orang-orang diprediksi akan mendapatkan perlindungan dalam beberapa minggu setelah suntikan vaksin pertama. Tetapi perlindungan penuh mungkin tidak terjadi sampai beberapa minggu setelah suntikan kedua.
"Orang yang divaksinasi mungkin masih bisa terinfeksi dan menularkan virus, meskipun kemungkinannya akan jauh lebih rendah," kata Deborah Fuller, pakar vaksin di Universitas Washington.
"Dan bahkan setelah persediaan vaksin mulai meningkat, ratusan juta suntikan untuk ada ke tangan masyarakat umum diperkirakan akan memakan waktu berbulan-bulan," imbuhnya.
Fuller juga mencatat bahwa pengujian vaksin pada anak-anak baru dimulai. Sehingga kelompok usia anak harus menunggu vaksin terbukti aman.
Terkini
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
- Ingin Mulai Jalani Intermittent Fasting? Hindari 5 Kesalahan Berikut
- 5 Tips Mengembalikan Pola Makan Sehat setelah Puasa dan Lebaran
- Simvastatin Jadi Obat Andalan Penderita Kolesterol saat Lebaran, Ketahui Aturan Minumnya
- 5 Makanan Khas Lebaran yang Bikin Asam Urat Kambuh, Ingat Konsumsi Secukupnya
- Ketahui Perbedaan Jantung Berdebar karena Cemas vs Aritmia, Ada Gejala Khas
- 5 Tanda Kekurangan Vitamin D, Rambut Rontok Termasuk
- Daftar Sayuran yang Baik untuk Menjaga Gula Darah Tetap Stabil, Terong Termasuk?
Berita Terkait
-
Wacana Vaksin Booster ke-2 Berbayar, Seginikah Biayanya?
-
Wacana Vaksin Booster ke-2 Berbayar, Seginikah Biayanya?
-
Kasus Pertama, Pria Ini Terinfeksi Covid-19, Cacar Monyet dan HIV Bersamaan!
-
Curhatan Pasien Cacar Monyet tentang Gejala yang Dialami: Sangat Menyakitkan
-
Infeksi Cacar Monyet 100 Kali Lebih Menyakitkan Daripada Covid-19, Ini Pengakuan Penyintas!
-
Ilmuwan Bikin Perman Karet yang Bisa Memerangkap Virus Corona di Mulut
-
Ilmuwan Akhirnya Menemukan Sumber Pertama Pandemi Covid-19, Benar di Wuhan?
-
WHO Memperkenalkan Vaksin Malaria Pertama di Dunia, akan Mulai Diuji di 3 Negara Ini
-
Baik Divaksin atau Tidak, Covid-19 Bisa Menginfeksi Ulang Secara Cepat
-
Jangan Lengah, WHO Ingatkan Pandemi Covid-19 Masih Darurat Kesehatan Global!