Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Penggunan tabur surya belakangan ini dianjurkan untuk mencegah kanker kulit. Terutama di daerah tropis di mana pancaran sinar matahari yang berjam-jam mengandung sinar ultraviolet sehingga bisa membuat kulit terbakar hingga memicu kanker kulit.
Namun, baru-baru ini sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal JAMA justu menemukan bahwa bahan kimia dalam tabir surya tak hanya dapat meresap ke kulit tapi juga pembuluh darah pada tingkat yang melebihi ambang batas.
Meski demikian, bukan berarti bahan aktif salam tabir surya tidak aman. Robert Califf salah satu penulis editorial penelitian ini mengatakan, temuan ini harus membuat industri berpikir ulang untuk mencari alternatif zat aktif yang lebih aman.
“Temuan penelitian ini menimbulkan banyak pertanyaan penting tentang tabir surya dan proses di mana industri tabir surya, dokter, organisasi khusus, dan badan pengawas mengevaluasi manfaat dan risiko dari krim topikal ini,” ujar peneliti seperti dikutip Suara.com dari Nypost.
Baca Juga
-
Berobat ke Luar Negeri Menggunakan Asuransi Kesehatan, Begini Caranya!
-
Sering Cukur Rambut Kemaluan Sampai Habis? Ketahui Risikonya!
-
WHO: Pemberian Susu Formula pada Bayi Tingkatkan Risiko Obesitas
-
Yama Carlos Tuding Istrinya Selingkuh, Ternyata Ini Alasan Wanita Selingkuh
-
Studi Ungkap Manfaat Transplantasi Tinja untuk Atasi Depresi
Untuk mengarah pada temuan ini, peneliti meminta 24 responsden untuk menerapkan salah satu dari empat jenis tabir surya yang berupa spray, lotion dan krim, empat kali sehari selama seminggu ke daerah kulit yang tidak tertutupi baju renang.
Kemudian peneliti mengukur konsentrasi empat bahan aktif berbeda yang biasa digunakan dalam tabir surya, antara lain avobenzone, oxybenzone, octocrylene dan ecamsule dalam darah responden.
FDA atau departemen kesehatan di Amerika sendiri merekomendasikan agar penyerapan darah dari salah satu bahan aktif di tabir surya tidak melebihi 0,5 nanogram per mililter (ng / mL).
Namun peneliti menemukan bahwa tingkat keempat bahan kimia dalam aliran darah peserta jauh melebihi dari ambang batas tersebut selama satu hari, bahkan tiga bahan aktif ada yang bertahan di aliran darah selama tujuh hari.
Bahkan zat aktif Oxybenzone mencapai ambang batas dalam dua jam hanya dengan satu kali pengaplikasian. Pada hari ke tujuh pemakaian, konsentrasinya meningkat hingga di atas 20 ng / mL. Bahan kimia itu juga diketahui beracun bagi terumbu karang, yang mendorong Hawaii untuk melarang pengunjung pantai memakai tabir surya berlebihan tahun lalu.
“Produsen tabir surya harus menunjukkan melalui penelitian empiris pada manusia bahwa manfaatnya lebih besar daripada risiko untuk penggunaan produk yang dimaksudkan dalam populasi tertentu. Apakah tabir surya memenuhi persyaratan keselamatan dan efektivitas saat ini? tanya para peneliti.
Namun, Akademi Dermatologi Amerika bersikeras mengatakan, penting untuk terus menggunakan tabir surya. Menurut mereka, bahan-bahan aktif tabir surya ini telah digunakan selama beberapa dekade dan belum ada laporan mengenai efek sampingnya.
“Kanker kulit adalah kanker paling umum di Amerika Serikat, dan dokter kulit melihat dampaknya pada kehidupan pasien setiap hari. Paparan sinar ultraviolet matahari yang tidak dilindungi adalah faktor risiko utama kanker kulit. Itu sebabnya menggunakan tabir surya adalah keharusan ketika berada di luar ruangan," ujar Presiden Akademi Dermatologi Amerika, George J. Hruza.
(Suara.com/Firsta Nodia)
Tag
Terkini
- 4 Kebiasaan agar Jantung Tetap Muda dan Sehat, Yuk Lakukan Mulai Sekarang
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
- Ingin Mulai Jalani Intermittent Fasting? Hindari 5 Kesalahan Berikut
- 5 Tips Mengembalikan Pola Makan Sehat setelah Puasa dan Lebaran
- Simvastatin Jadi Obat Andalan Penderita Kolesterol saat Lebaran, Ketahui Aturan Minumnya
Berita Terkait
-
Hati-hati, Dokter Sebut Perubahan Kuku Bisa Jadi Tanda Kanker Kulit Langka!
-
Paparan Sinar Matahari Bisa Bikin Mood Lebih Baik, Ini Alasannya
-
Jangan Makan Buah setelah Matahari Terbenam, Ini Lho Efeknya!
-
Sinar UV Tak Selalu Buruk, Bisa Tingkatkan Gairah Romantis Pasangan
-
Segini Besarnya SPF Sunscreen yang Dibutuhkan Kulit
-
Terik Sinar Matahari Bisa Picu Kadar Gula Darah Tinggi, Ini Pemicunya!
-
Haruskah Pakai Sunscreen saat Kerja di Dalam Ruangan? Ini Kata Dokter Kulit
-
Tingkat Kematian Covid-19 Lebih Rendah di Daerah Paparan Matahari Tinggi
-
Terpapar Matahari, Pekerja Outdoor Risikonya Kecil Kena Kanker Payudara
-
Kanker Kulit Paling Ganas Justru Tidak Berawal dari Tahi Lalat