Kamis, 25 April 2024
Vika Widiastuti : Rabu, 08 Mei 2019 | 18:30 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) mengungkapkan sebuah penelitian yang berkaitan dengan pengaruh susu formula terhadap berat badan bayi.

Menurut penelitian yang dilakukan pada hampir 30 ribu anak, menyusui memiliki efek pelindung yang mengurangi kemungkinan mereka memiliki masalah terkait berat badan di kemudian hari.

Namun, pada bayi yang diberi susu formula dalam botol secara eksklusif, 25 persen lebih mungkin mengalami obesitas ketika mereka tumbuh dewasa, sementara di beberapa negara risikonya meningkat hingga 90 persen.

Penelitian yang diambil dari data 16 negara Eropa juga menemukan bahwa bayi yang diberi campuran ASI dan susu formula 12 persen cenderung menjadi gemuk daripada jika mereka hanya meminum ASI.

Menurut para ahli yang terlibat dalam penelitian ini, susu formula dapat menyebabkan bayi bertambah berat badan karena susu formula dibuat dari susu sapi yang memiliki kadar protein lebih tinggi dan dapat memicu pertumbuhan sel-sel lemak.

WHO sejak itu menyerukan lebih banyak dukungan untuk membantu ibu menyusui dan mengurangi promosi susu formula.

Dr Joao Breda, kepala kantor WHO Eropa untuk pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular, mengatakan pemerintah harus berbuat lebih banyak untuk mendorong lebih banyak ibu untuk menyusui.

"Menyusui memiliki efek perlindungan yang sangat kuat. Buktinya ada di sana. Manfaatnya luar biasa sehingga kami harus memberi tahu orang-orang," kata Breda, dilansir Suara.com dari Independent.

Sue Ashmore, direktur Inisiatif Ramah Bayi Unicef Inggris setuju bahwa menyusui merupakan pertahanan pertama melawan epidemi obesitas.

"Di Inggris kami memiliki tingkat menyusui terendah di dunia, dengan delapan dari sepuluh perempuan berhenti menyusui sebelum waktunya," kata Ashmore.

Terlepas dari temuan itu, hanya sekitar satu persen ibu di Inggris menyusui anak mereka selama setidaknya enam bulan tanpa menggunakan botol, angka terbaru dari Unicef menunjukkan.

Ilustrasi bayi minum susu formula. (Shutterstock)

Pada tahun 2018, sebuah laporan oleh Public Health England (PHE) mengungkapkan bahwa jumlah perempuan yang menyusui bayinya enam hingga delapan minggu setelah melahirkan juga telah menurun.

Hanya 42,7 persen ibu menyusui bayi mereka ketika berusia enam minggu, menurut data terbaru pada 2017-2018.

Ia juga mengklaim bahwa bayi yang disusui lebih kecil kemungkinannya untuk menderita diabetes atau menjadi kelebihan berat badan ketika mereka tumbuh dewasa.

Para ibu juga mendapat manfaat dengan memiliki ikatan yang lebih kuat dengan anak mereka dan memiliki risiko rendah terkena kanker payudara dan ovarium, osteoporosis, diabetes dan penyakit kardiovaskular.

WHO merekomendasikan agar para ibu menyusui bayinya selama enam bulan pertama kehidupan, setelah itu mereka dapat mulai makan makanan padat, sambil terus dengan menyusui.

Bahkan, WHO tidak menetapkan batas usia menyusui, namun mendorong ibu untuk melakukannya sampai anak mereka berusia sekitar dua tahun.

BACA SELANJUTNYA

Jokowi Angkat Bicara soal Bayi Dicecoki Kopi Sachet, Sentil Posyandu dan BKKBN