Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Penyakit celiac merupakan penyakit autoimun yang terjadi akibat seseorang mengonsumsi gluten, protein yang terkandung dalam gandum, jelai, dan gandum hitam.
Dilansir dari medical daily, masih banyak orang yang beranggapan bahwa orang yang tidak terdiagnosis penyakit celiac selalu kurus.
Kekeliruan ini muncul karena gejala dari penyakit ini meliputi diare, penurunan berat badan, dan penyerapan nutrisi yang buruk.
Akan tetapi, di sinin berat badan bukanlah indikator yang dapat diandalkan apakah seseorang bebas dari penyakit celiac atau tidak.
Baca Juga
Sementara itu, penelitian telah menjelaskan perbedaan antara penyakit celiac dan sensitivitas gluten. Sensitivitas gluten merupakan kondisi nyata, tetapi itu tidak sama dengan penyakit celiac.
Menurut Dr Alessio Fasano dari University of Maryland Centre for Celiac Research, seseorang dengan sensitivitas gluten mungkin dapat mentolerir sejumlah kecil gluten tanpa mengalami gejala dan masalah.
"Penyakit celiac adalah penyakit seumur hidup. Jadi kamu harus tetap bebas 100 persen dari gluten. Jika kamu mengalami penyakit celiac, sistem kekebalan akan merespons semua gluten yang masuk dengan cara yang sama," ungkapnya.
Di lain sisi Fasano juga menjelaskan, intoleransi gluten dapat terjadi kapan saja. Kamu mungkin agak heran jika beberapa orang dapat mengembangkan intoleransi gluten di kemudian hari padahal mereka bisa saja menderita sejak kecil.
''Kamu dapat mengembangkan penyakit celiac kapan saja," tutur Fasano.
Ia mencatat kemungkinan seseorang di atas usia 70 tahun bisa saja baru mulai menunjukkan tanda atau gejala penyakit celiac. Selain itu, gluten yang dikonsumsi dalam jumlah besar akan merusak organ tubuh.
Menurut Harvard Health, bahkan gluten dalam jumlah kecil dapat merusak lapisan usus kecil yang pada gilirannya dapat mengurangi nutrisi yang diserap dari makanan.
Hal ini dapat meningkatkan risiko masalah lain seperti osteoporosis, infertilitas, kerusakan saraf, dan kejang.
Terkini
- Dialami Dhanar Jabro sebelum Meninggal, Ketahui Apa Saja Gejala Asam Lambung
- 5 Cara Sederhana untuk Meredakan Pegal Linu dan Nyeri Sendi, Coba Dulu sebelum Minum Obat
- 4 Kebiasaan agar Jantung Tetap Muda dan Sehat, Yuk Lakukan Mulai Sekarang
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
- Ingin Mulai Jalani Intermittent Fasting? Hindari 5 Kesalahan Berikut
Berita Terkait
-
Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
-
Mengenal Sindrom Stevens-Johnson yang Dialami Kartika Putri, Wajahnya Dipenuhi Luka Melepuh
-
Ashton Kutcher Idap Penyakit Autoimun Vaskulitis, Kenali Gejalanya Pada Tiap Bagian Tubuh!
-
Idap Penyakit Autoimun Langka, Ashton Kutcher Sempat Buta, Tuli Hingga Lumpuh!
-
Tak Ada Biaya Obati Penyakit Langka, Wanita Ini Terpaksa Jual Foto Vulgar di OnlyFans!
-
Infeksi Covid-19 Dapat Menyebabkan Reaksi Autoantibodi, Apa Itu?
-
Seberapa Perlu Vaksinasi Covid-19 pada Pasien Lupus? Simak Kata Ahli
-
Penyakit Autoimun: Ketika Sistem Kekebalan Menyerang Jaringan yang Sehat
-
Makanan Bebas Gluten Semakin Populer Dikonsumsi, Apakah Lebih Sehat?
-
Penyakit Autominun Wanita Ini Kembali Kambuh setelah Sembuh dari Covid-19