Kamis, 02 Mei 2024
Rauhanda Riyantama | Krishnayanti C : Selasa, 02 Oktober 2018 | 14:46 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Mengambil potret diri atau biasa disebut selfie memang sangat populer dan melekat di kalangan remaja yang tumbuh di besar di era digital.

Terlebih dengan adanya media sosial, seseorang dapat menunjukkan bakat memotret diri atau objek lain pada orang lain. Tidak hanya pada remaja, bahkan orang tua juga menyukai selfie.

Walaupun terlihat wajar, terlalu sering selfie dapat berdampak buruk pada kesehatan mental remaja seperti depresi dan kecemasan meningkat. Kok bisa? begini ulasannya.

1. Mengarah pada citra diri yang negatif

Tidak semua hasil jepretan foto sesuai dengan harapan. Seseorang akan menghabiskan banyak waktu hanya untuk mendapatkan satu foto yang bagus untuk diunggah.

Rasa tidak puas sering muncul karena angle kurang pas, pencahayaan kurang baik, atau bahkan tidak puas dengan wajah sendiri.

Sebuah studi yang diterbitkan pada The Journal of Early Adolescence menunjukkan bahwa remaja yang mengunggah banyak selfie cenderung memiliki kesadaran tinggi dengan penampilan dirinya sendiri. Hal ini juga sejalan dengan meningkatkan citra negatif pada bentuk tubuh tertentu.

Menurut penelitian, gadis remaja yang terlalu sering selfie cenderung mudah cemas dan khawatir. Sebanyak 35 persen merasa khawatir dengan penampilannya dengan selfie yang diunggah teman dan 27 persen merasa khawatir dengan foto yang mereka unggah sendiri.

2. Terobsesi mendapat likes banyak

Dari hasil sebuah penelitian, beberapa orang merasa dirinya jelek dan muncul kekecewaan saat tidak banyak yang menyukai dan mengomentari foto yang mereka unggah.

Pikiran seorang remaja terkadang juga menjadi kacau hanya karena likes tidak sesuai harapan.

Kondisi ini akan membuat seseorang mencari cara untuk menarik perhatian orang lain, dengan cara yang wajar seperti membuat video konyol, hingga yang tidak wajar seperti sengaja mem-bully temannya, merokok, atau melakukan hal lain yang merusak reputasi mereka.

Walau sudah remaja, peran orangtua dalam membimbing anaknya tetap dibutuhkan. Orangtua perlu memberi pemahaman pada anak agar bijak dalam menggunakan media sosial.

Selain itu, batasi penggunaan gadget pada anak saat sedang bersama keluarga dan sebelum jam tidurnya.

BACA SELANJUTNYA

4 Tanda Perlu Istirahat dari Media Sosial, Apa Saja?