Kamis, 02 Mei 2024
Galih Priatmojo | Dwi Citra Permatasari Sunoto : Kamis, 16 Agustus 2018 | 19:39 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Pernahkah kamu melihat kasus bayi laki-laki namun memiliki fisik layaknya perempuan? Pada kondisi seperti itu, bayi laki-laki tidak memiliki penis melainkan organ reproduksi wanita yaitu vagina.

Namun, pada kasus tersebut, penderita tidak memiliki sel telur, tuba falopi, serta rahim. Di lain kasus, bisa saja bayi laki-laki memiliki penis, tetapi tidak berkembang secara sempurna. Kelainan seperti ini sering disebut sindrom insensitivitas androgen.

Meski bisa tetap hidup secara normal, penderita sindrom ini tidak bisa memiliki anak. Hal tersebut jelas disebabkan oleh kelainan organ reproduksi yang dimiliki.

Sindrom insensitivitas androgen, terbagi menjadi dua jenis yaitu:

1. Sindrom insensitivitas androgen parsial

Pada kasus ini, testosteron masih berefek pada perkembangan seksual, hanya saja tidak sempurna. Sindrom jenis ini ditandai dengan ukuran penis yang kecil atau klitoris membesar.

2. Sindrom insensitivitas androgen komplit

Jika pada kasus parsial testosteron masih memiliki efek, pada sindrom jenis ini tidak. Dilansir dari laman alodokter, sindrom jenis ini hanya terjadi pada 1 dari 20.000 bayi.

Penyebab dari sindrom insensitivitas androgen adalah faktor keturunan. Kelainan gen terjadi pada salah satu kromosom X yang dimiliki ibu. Dikarenakan memiliki dua kromosom X, maka sindrom ini tidak berpengaruh apa-apa terhadap perkembangan seksual ibu. Lalu adakah langkah penyembuhannya?

Untuk masalah penyembuhan, memang cukup sulit dilakukan. Beberapa cara yang ada adalah melakukan operasi atau dengan cara terapi hormon.

BACA SELANJUTNYA

Selain Ginjal, Manusia Juga Masih Bisa Hidup Tanpa 4 Organ Ini