Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Perubahan iklim mengakibatkan kenaikan suhu yang juga berimbas pada rendahnya kualitas makanan. Hal ini yang kemudian mengakibatkan masalah kekurangan gizi atau malnutrisi pada anak-anak di berbagai negara.
Menurut para peneliti dari University of Vermont, perubahan iklim sama buruknya dengan faktor penyebab malnutrisi lain, seperti pola makan berkualitas rendah, kemiskinan, sanitasi buruk, dan lain sebagainya.
"Tentu saja, perubahan iklim di masa depan telah diperkirakan akan mempengaruhi malnutrisi, tetapi itu mengejutkan kami bahwa suhu yang lebih tinggi sudah menunjukkan dampaknya," kata rekan penulis studi Meredith Niles seperti yang dikutip dati Medicinenet. Niles merupakan asisten profesor ilmu nutrisi dan makanan.
Penemuan ini telah dipublikasikan pada 14 Januari di jurnal Environmental Research Letters.
Baca Juga
-
Kurangi Rasa Berdosa, Lakukan Hal Ini Usai Santap Makanan Tinggi Kolesterol
-
Cegah Virus Corona dengan Pakai Lebih dari 1 Masker, Efektifkah?
-
Bolehkah Minum Ibuprofen setelah Suntik Vaksin Covid-19? Ini Kata Ahli!
-
Suntik Vaksin Covid-19, Bolehkah Mendapatkannya saat Sakit Flu?
-
Varian Baru Virus Corona Lebih Menular, CDC Takut akan Memperburuk Pandemi
-
Sering Alami Nyeri Punggung Bawah? Kondisi Berikut Bisa Jadi Penyebabnya
Melansir Medicinenet, para peneliti menilai keragaman makanan di antara 107.000 anak-anak usia 5 tahun ke bawah di 19 negara di Asia, Afrika, dan Amerika Selatan. Mereka menggunakan data suhu, curah hujan, sosial ekonomi, ekologi dan geografis selama tiga dekade.
Dari enam wilayah yang termasuk dalam penelitian, lima di antaranya memiliki penurunan keragaman makanan anak-anak akibat perubahan iklim secara signifikan.
Keragaman pola makan digunakan untuk mengukur kualitas dan asupan zat besi, asam folat, zinc, dan vitamin A dan D yang penting untuk perkembangan anak. Kekurangan nutrisi tersebut menjadi penyebab malnutrisi yang menyerang sepertiga anak di bawah 5 tahun di dunia.
"Keragaman pola makan sudah rendah untuk kelompok ini," kata rekan penulis studi Brendan Fisher, seorang profesor dan direktur program lingkungan universitas.
"Hasil ini menunjukkan bahwa jika kita tidak beradaptasi, perubahan iklim dapat semakin mengikis pola makan yang sudah tidak memenuhi tingkat mikronutrien anak yang memadai," imbuhnya.
Terkini
- 5 Tips Menjaga Kesehatan Anak ala Tasya Kamila, Bisa Ditiru Moms!
- Bayi Menangis Tak Selalu karena ASI Kurang, Jangan Buru-Buru Kasih Sufor
- Orangtua Jangan Sepelekan Susah Makan pada Anak, Bisa Pengaruhi Respons Imun Lho
- 4 Manfaat Minyak Telon untuk Anak, Tak Cuma Meredakan Perut Kembung
- Dokter Ungkap Bahaya Anak Makan Sambil Nonton TV, Orangtua Perlu Tahu
- Trik Biar Anak Mau ke Dokter Tanpa Rewel, Ini Caranya
- 4 Rincian Pengobatan Asma pada Anak, Orangtua Perlu Tahu!
- STUNTING: Ciri-ciri, Penyebab dan Pencegahan
- Kasus Campak Mewabah Lagi, Orangtua Perlu Lakukan 5 Hal ini untuk Pencegahan
- 4 Tips Jadikan Anak Sehat dan Aktif, Salah Satunya Beri Multivitamin
Berita Terkait
-
Orangtua Jangan Sepelekan Susah Makan pada Anak, Bisa Pengaruhi Respons Imun Lho
-
Dampak Perubahan Iklim: Penyebaran Penyakit Menular Meningkat di Masa Depan
-
Sebelum Hamil Calon Ibu juga Harus Menjaga Asupan Nutrisi, Cegah Stunting!
-
Tubuh Anak Pendek, akibat Genetik atau Kurang Gizi?
-
ASI Bisa Kekurangan Nutrisi, Ketahui Tanda-tandanya!
-
Waspada Peningkatan Suhu Lingkungan, Bisa Picu Kondisi Bayi Lahir Mati
-
Kualitas Udara Buruk, Begini Gambaran Dampak Perubahan Iklim pada 2050
-
Waspada Perubahan Iklim, Berdampak Buruk bagi Kesehatan Anak-Anak
-
Pasien Kanker Bisa Menderita Malnutrisi, Ahli Jelaskan Penyebabnya!
-
Malnutrisi Memburuk selama Pandemi, Mengancam Ratusan Ribu Nyawa Anak