Selasa, 30 April 2024
Yasinta Rahmawati | Rosiana Chozanah : Senin, 18 Januari 2021 | 17:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - CDC atau Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS mengatakan varian baru virus corona, yang awalnya ditemukan di Inggris, lebih menular dan kemungkinan akan mempercepat penyebaran virus.

Varian virus corona yang dikenal sebagai B.1.1.7 itu sudah menyebar ke berbagai negara dan analisis pemodelan menunjukkan hal itu dapat memperburuk penyebaran virus yang sudah 'mengerikan'.

Karenanya, menurut CDC, semua orang perlu melipatgandakan usahanya dalam mempraktikan protokol kesehatan.

"Artinya akan semakin sulit untuk mengendalikannya. Tindakan apa pun yang harus kita lakukan ke tingkat yang lebih tinggi, termasuk vaksinasi," kata Gregory Armstrong dari CDC, dilansir CNN.

Upaya vaksinasi perlu ditingkatkan, dan cakupannya perlu diperluas agar masyarakat terlindungi.

Ilustrasi virus corona (Pixabay/mohamed_hassan)

Varian virus baru sudah terdeteksi di banyak negara, terutama di Amerika Serikat. CDC mengatakan bahwa kemungkinan varian baru ini sudah menginfeksi lebih banyak orang daripada yang dilaporkan.

Menurut mereka, kemungkinan hal itu terjadi karena pola mutasi yang membuat virus lebih mudah menular muncul secara 'mandiri' saat menyebar pada manusia. Sebab, semakin banyak orang yang terindeksi, semakin besar kemungkinan viurs tersebut untuk bermutasi.

"Jika (kondisi) berlaku seperti yang terjadi sejauh ini di Inggris, Denmark, dan Irlandia, ya itu akan menjadi proporsi yang semakin besar dan lebih besar dari semua kasus di luar sana, tidak peduli apa yang kita lakukan," sambungnya.

Armstrong mengatakan meski ada kemungkinan besar kasus ini akan semakin meluas, apabila semua orang mematuhi tindakan protokol kesehatan yang disarankan, jumlah kasus tidak perlu meningkat.

Ditambah lagi CDC perlu berbuat untuk mengawasi varian baru.

"CDC juga telah mengontrak beberapa laboratorium klinis komersial besar untuk secara cepat mengurutkan puluhan ribu spesimen SARS-CoV-2-positif setiap bulannya," lanjutnya.

Sementara itu, CDC juga mengawasi varian virus yang pertama kali teridentifikasi di Afrika Selatan, yang sekarang disebut B.1.351.

Ditambah mutasi baru yang terifdentisikasi pada emapt pelancong dari Brasil saat mereka tiba di Jepang. Jenis ini disebut B.1.1.28.

Ilmuwan mengkhawatirkan virus ini dapat berubah dengan cara lain yang dapat membantunya menghindari kekebalan vaksin, atau kekebalan yang diperkenalkan dengan pengobatan berbasis antibodi.

BACA SELANJUTNYA

Hati-hati, 7 Perubahan ini Pada Kuku Bisa Jadi Gejala Virus Corona Covid-19