Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Peneliti dari Fakultas Kesehatan dan Ilmu Rehabilitasi Universitas Queensland mengatakan bahwa seringnya konsumsi minuman ringan dan makanan cepat saji sangat terkait dengan gangguan tidur pada remaja.
"Ini adalah studi pertama yang meneliti pola makan tidak sehat dan gangguan tidur terkait stres dalam skala global pada siswa sekolah menengah dari 64 negara," kata Associate Professor Asad Khan pada Medicalxpress.
Secara keseluruhan, 7,5 persen remaja melaporkan gangguan tidur terkait stres lebih umum di antara perempuan daripada laki-laki.
"Gangguan tidur meningkat dengan lebih seringnya konsumsi minuman ringan berkarbonasi yang sering kali mengandung kafein dan makanan cepat saji yang biasanya padat energi dan miskin nutrisi," ujar dokter Khan.
Baca Juga
-
Anda Belum Pasti Aman Meski Tes Virus Corona Negatif, Ini Kata Ahli!
-
Cobalah Rutin Makan Sayur Bayam, Ini Efeknya pada Tekanan Darah Tinggi!
-
Ilmuwan Sebut Varian Virus Corona Afrika Selatan Bahaya bagi Anak-Anak
-
Marah-Marah Bisa Berdampak pada Kesehatan, Simak 5 Efeknya
-
Perlu Diwaspadai, Ini 5 Kebiasaan yang Tingkatkan Tekanan Darah
-
Pulse Oximeter Bisa Menunjukkan Hasil Palsu pada Orang Berkulit Gelap
Melansir dari Medicalxpress, remaja yang minum lebih dari tiga minuman ringan per hari memiliki peluang 55 persen lebih tinggi untuk melaporkan gangguan tidur dibandingkan mereka yang hanya minum satu minuman ringan sehari.
Menurut peneliti, remaja laki-laki yang makan makanan cepat saji lebih dari empat hari per minggu memiliki peluang 55 persen lebih tinggi untuk mengalami gangguan tidur dibandingkan mereka yang hanya makan makanan cepat saji sekali seminggu. Kemungkinannya 49 persen lebih tinggi pada perempuan.
Dokter Khan mengatakan temuan itu menjadi perhatian khusus karena kualitas tidur yang buruk berdampak buruk juga pada kesejahteraan remaja dan perkembangan kognitif.
“Penargetan perilaku tidak sehat ini perlu menjadi prioritas kebijakan dan perencanaan,” ujarnya.
"Karena gangguan tidur terkait stres lebih umum terjadi pada anak perempuan daripada anak laki-laki, anak perempuan harus menjadi kelompok sasaran prioritas untuk intervensi terkait yang dapat menargetkan manajemen stres dan kualitas tidur," catat para peneliti.
Dalam hal ini, keluarga juga dapat berperan dalam mempromosikan pola makan sehat karena penerapan dan pemeliharaan perilaku pola makan anak-anak dipengaruhi oleh lingkungan keluarga mereka.
Terkini
- 5 Tips Menjaga Kesehatan Anak ala Tasya Kamila, Bisa Ditiru Moms!
- Bayi Menangis Tak Selalu karena ASI Kurang, Jangan Buru-Buru Kasih Sufor
- Orangtua Jangan Sepelekan Susah Makan pada Anak, Bisa Pengaruhi Respons Imun Lho
- 4 Manfaat Minyak Telon untuk Anak, Tak Cuma Meredakan Perut Kembung
- Dokter Ungkap Bahaya Anak Makan Sambil Nonton TV, Orangtua Perlu Tahu
- Trik Biar Anak Mau ke Dokter Tanpa Rewel, Ini Caranya
- 4 Rincian Pengobatan Asma pada Anak, Orangtua Perlu Tahu!
- STUNTING: Ciri-ciri, Penyebab dan Pencegahan
- Kasus Campak Mewabah Lagi, Orangtua Perlu Lakukan 5 Hal ini untuk Pencegahan
- 4 Tips Jadikan Anak Sehat dan Aktif, Salah Satunya Beri Multivitamin
Berita Terkait
-
Prabowo Subianto Ngaku Suka Makan Burger King, Ketahui Bahaya Konsumsi Junk Food pada Lansia
-
Inilah yang Terjadi Dalam Tubuh Sesaat Setelah Memakan Junk Food, Pantas Tidak Sehat!
-
Pengobatan Ini Dinilai Efektif Mengatasi Kecanduan Video Game dan Internet
-
Derita Long Covid, Tubuh Gadis Remaja Ini Menjadi Sangat Lemah
-
Bunda Jangan Menyerah, Ikuti Tips Ini untuk Hadapi Anak Keras Kepala
-
Moms, Begini 5 Cara Efektif untuk Hadapi Anak Keras Kepala
-
Efek Samping Vaksin Pfizer Pada Remaja Ringan, Ini Daftar Gejalanya!
-
Remaja Obesitas Lebih Berisiko Diabetes dan Serangan Jantung saat Dewasa
-
Meski Bikin Pusing, Belajar Matematika Penting untuk Perkembangan Otak
-
Lewatkan Sarapan dan Konsumsi Makanan Tak Sehat, Awas Pengaruhi Mental