Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Peneliti mempelajari lebih lanjut tentang hubungan wanita hamil dengan infeksi Covid-19. Berdasarkan penelitian, wanita hamil didiagnosis Covid-19 tampaknya cederung tidak mengalami demam dan nyeri otot. Tetapi, mereka cenderung dirawat di unit perawatan intensif (ICU).
Studi yang terbit di jurnal medis BMJ pada Selasa (1/9/2020) juga menemukan wanita hamil berisiko lebih tinggi melahirkan prematur, meski angka kelahiran kondisi ini tidak tinggi.
"Kami menemukan bahwa satu dari 10 wanita hamil atau baru hamil yang mendatangi atau dirawat di rumah sakit karena alasan apa pun didiagnosis sebagai positif Covid-19, meski angka tersebut bervariasi," kata peneliti yang berasal dari berbagai institusi di Eropa dan China.
Para peneliti meninjau 77 studi tentang Covid-19 pada wanita hamil, yang diterbitkan dari 1 Desember hingga 26 Juni.
Baca Juga
Secara kolektif, penelitian mencakup data 13.118 wanita hamil terinfeksi virus corona, dan 83.486 wanita tidak hamil usia subur yang juga menderita Covid-19.
"Gejala demam dan mialgia (nyeri otot) terkait Covid-19 lebih jarang terjadi pada wanita hamil dibandingkan wanita tidak hamil di usia reproduksi," tulis peneliti, dilansir CNN.
Wanita yang lebih tua, memiliki berat badan lebih dan wanita dengan kondisi seperti diabetes, penyakit ginjal atau kondisi kronis lainnya mungkin juga memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit parah, kata mereka.
Tidak hanya itu, wanita hamil yang terinfeksi berisiko lebih tinggi melahirkan prematur yang membuat buah hati mereka harus dirawat di unit neonatal.
Meski begitu, tingkat kelahiran prematur spontan tidak tinggi Angka kelahiran mati serta kematian neonatal pun tercatat rendah.
“Penting juga untuk diketahui bahwa, meskipun tinjauan ini melaporkan tingkat kelahiran prematur yang tinggi, sejumlah wanita hamil yang terinfeksi masih dalam masa kehamilan, sehingga tidak dimasukkan ke data penelitian," kata Dr. Marian Knight, profesor kesehatan populasi ibu dan anak di Universitas Oxford Inggris.
Knight menekankan bahwa wanita hamil sangat perlu melakukan tindakan pencegahan untuk melindungi dirinya dan sang janin.
"Wanita hamil termasuk dalam daftar orang dengan risiko sedang sebagai tindakan pencegahan. Oleh karena itu wanita hamil harus terus mengikuti pedoman terbaru pemerintah tentang jarak sosial dan menghindari siapa pun dengan gejala yang mengarah pada virus corona," tandas Dr. Edward Morris, presiden Royal College of Obstetricians and Gynecologists.
Terkini
- 5 Fakta Menarik Olahraga Pole Dance yang Dilakukan Azizah Salsha
- Kate Middleton Umumkan Dirinya Menderita Kanker, Tepis Semua Konspirasi Liar yang Beredar
- Ovarium Kiri Kiky Saputri Diangkat karena Kista, Masih Adakah Peluang Hamil di Kondisi Ini?
- Takut ASI Berkurang Drastis saat Puasa? Begini Kata Dokter
- Wulan Guritno Berhenti Konsumsi Gula, Manfaatnya Tak Cuma Bikin Kulit Lebih Kenyal Lho
- Seperti Dialami BCL, Ini 5 Penyebab Perut Buncit pada Wanita
- Mengenal Sindrom Stevens-Johnson yang Dialami Kartika Putri, Wajahnya Dipenuhi Luka Melepuh
- Agar Ibu dan Bayi Tetap Sehat, Ketahui 5 Cara Mengatasi Baby Blues
- 3 Manfaat Pilates, Olahraga yang Rutin Dilakukan Bunga Citra Lestari
- Celine Dion Alami Stiff Person Syndrome, Apa Itu?
Berita Terkait
-
Diduga Terinfeksi Bakteri Listeria dari Bayam, Janin Wanita Ini Lahir Mati
-
Infeksi Cacar Monyet 100 Kali Lebih Menyakitkan Daripada Covid-19, Ini Pengakuan Penyintas!
-
Ilmuwan Bikin Perman Karet yang Bisa Memerangkap Virus Corona di Mulut
-
Ilmuwan Akhirnya Menemukan Sumber Pertama Pandemi Covid-19, Benar di Wuhan?
-
Jangan Lengah, WHO Ingatkan Pandemi Covid-19 Masih Darurat Kesehatan Global!
-
Kontrol Dampak Gejala Long Covid-19, Konsumsi 5 Jenis Makanan Ini!
-
Gejala Awal Virus Corona Covid-19, Waspadai Rasa Sakit di 2 Bagian Tubuh Ini!
-
Peneliti Temukan Varian Omicron Berisiko Kecil Sebabkan Long Covid-19, Kok Bisa?
-
Waspada dengan Varian Virus Corona Ini, Lebih Berisiko Menyebabkan Long Covid!
-
Hati-hati, 7 Perubahan ini Pada Kuku Bisa Jadi Gejala Virus Corona Covid-19