Sabtu, 20 April 2024
Yasinta Rahmawati | Rosiana Chozanah : Jum'at, 14 Februari 2020 | 21:30 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Studi  pada Januari 2020 lalu mengungkapkan, memerhatikan ukuran perut lebih penting daripada mengukur berat badan secara keseluruhan. Sebab, hal ini dapat menyebabkan serangan jantung.

Sudah lama diketahui bahwa memiliki perut buncit, bahkan ketika bagian lain pada tubuh terbilang langsing, meningkatkan risiko terkena serangan jantung.

Tapi studi baru ini, yang diterbitkan dalam European Journal of Preventative Cardiology, adalah yang pertama kali menemukan hubungan antara lemak di perut dan risiko serangan jantung atau stroke.

Hubungan itu sangat kuat pada pria, kata para peneliti.

"'Obesitas' pada perut tidak hanya meningkatkan risiko serangan jantung atau stroke, tetapi juga risiko serangan berulang," kata Dr. Hanieh Mohammadi dari Karolinska Institute di Stockholm, dalam rilis studi tersebut.

Seorang pria alami serangan jantung (Shutterstock)

Ia menambahkan, mempertahankan lingkar pinggang yang sehat adalah hal penting untuk mencegah serangan jantung dan stroke di waktu yang akan datang.

"Itu terlepas dari berapa banyak obat yang Anda konsumsi atau seberapa sehat tes darahnya," sambungnya, dilansir CNN.

Responden pada studi ini sebagian besar mengalami obesitas perut, lingkar pinggang 94 cm atau lebih untuk pria dan 80 cm atau lebih untuk perempuan.

Dari hasil yang ditemukan dari studi ini, peneliti pun menyarankan kepada para dokter untuk mengukur pinggang pasien mereka untuk mengidentifikasi apakah pasiennya berisiko terkena penyakit jantung atau tidak.

Namun, mereka mengatakan bahwa hubungan itu lebih kuat dan lebih linier pada pria, yang merupakan hampir tiga perempat pasien yang dimasukkan dalam penelitian ini, dibandingkan wanita.

BACA SELANJUTNYA

Hati-hati, Kebiasaan Duduk Berjam-jam Tingkatkan Risiko Serangan Jantung, Ini Sebabnya!