Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Pernahkah Anda menyangka jika kulit wajah penuh dengan tungau? Ya, tungau yang disebut dengan demodex folliculorum ini hidup di dekat folikel rambut.
Mereka juga hidup di rambut wajah serta dada yang halus dan tertutupi.
Selain itu, ternyata mereka menghasilkan minyak dan akan berkembang biak di kulit ketika kita tidur.
Sebuah foto memberi gambaran mendalam tentang bagaimana serangga ini menghabiskan waktu mereka di wajah kita semua, menggeliat dengan 8 kaki mereka dan mengerutkan mulut ketika mereka memakan minyak serta sel-sel kulit.
Baca Juga
-
Ustaz Arifin Ilham Derita Kanker Nasofaring, Ternyata Ini Makanan Pemicunya
-
Ustaz Arifin Ilham Meninggal, Ini Orang Paling Berisiko Kanker Nasofaring
-
Benarkah Brown Sugar Lebih Sehat Dibanding Gula Putih?
-
Kurangi Efek Samping Paparan Gas Air Mata, Siapkan Odol hingga Bawang!
-
Kerusuhan di Depan Kantor Bawaslu, Ini Efek Samping Gas Air Mata!
Ternyata tungau kecil inilah yang menjadi salah satu faktor penyebab masalah kulit seperti jerawat.
Melansir Daily Mail, semakin tua inang yang ditempatinya maka mereka akan semakin senang. Sebab kulit wajah mereka cenderung lebih berminyak.
Tidak hanya bagian wajah, hewan yang hanya bisa dilihat menggunakan alat pembesar ini juga ada di telinga, alis, dan bulu mata serta rambut yang menutupi dada dan alat kelamin.
Tungau hanya akan bertahan hidup antara 2 hingga 3 minggu saja. Pada waktu itu, tungau betina akan bertelur sekitar 15 hingga 20 di dalam folikel rambut dekat kelenjar sebaceous.
Telur-telur ini berkembang menjadi larva, yang tumbuh menjadi dewasa berkaki delapan.
Tergantung pada jenis kelaminnya, sang betina tetap berada di satu lokasi sementara tungau jantan akan meninggalkan folikel rambut untuk mencari 'jodoh'.
Tetapi meskipun begitu, mereka tidak melangkah jauh. Mereka hanya bisa berjalan sekitar 10mm dan cenderung lebih hidup di malam hari.
Walau kecil, tungau kecil ini dikaitkan dengan berbagai gangguan mata serta kulit seperti rosacea dan blepharitis.
Ketika mati, makhluk itu melepaskan bakteri bacillus yang memicu peradangan pada pasien berpenyakit rosacea. Semakin lama ini akan mengarah ke bentuk kondisi yang paling parah, papulopustular rosacea.
Rosacea adalah kondisi genetik yang diderita oleh sekitar satu dari sepuluh orang dan biasanya muncul setelah usia 30 tahun.
Ini menyebabkan pembuluh darah di wajah membesar dan kemerahan. Masalah kulit ini juga biasanya menyebabkan bintik-bintik merah, menyakitkan, berisi nanah yang terlihat seperti jerawat parah.
Terkini
- 5 Fakta Menarik Olahraga Pole Dance yang Dilakukan Azizah Salsha
- Kate Middleton Umumkan Dirinya Menderita Kanker, Tepis Semua Konspirasi Liar yang Beredar
- Ovarium Kiri Kiky Saputri Diangkat karena Kista, Masih Adakah Peluang Hamil di Kondisi Ini?
- Takut ASI Berkurang Drastis saat Puasa? Begini Kata Dokter
- Wulan Guritno Berhenti Konsumsi Gula, Manfaatnya Tak Cuma Bikin Kulit Lebih Kenyal Lho
- Seperti Dialami BCL, Ini 5 Penyebab Perut Buncit pada Wanita
- Mengenal Sindrom Stevens-Johnson yang Dialami Kartika Putri, Wajahnya Dipenuhi Luka Melepuh
- Agar Ibu dan Bayi Tetap Sehat, Ketahui 5 Cara Mengatasi Baby Blues
- 3 Manfaat Pilates, Olahraga yang Rutin Dilakukan Bunga Citra Lestari
- Celine Dion Alami Stiff Person Syndrome, Apa Itu?
Berita Terkait
-
Seleb TikTok Sarankan Pakai Betadine untuk Atasi Jerawat, Dokter Ungkap Aturan Pemakaiannya!
-
Seleb TikTok Ini Bersihkan Wajah Pakai Betadine, Emang Aman untuk Jerawat?
-
Gegara Tak Diberi Baju Pasien Saat Rontgen Dada, Wanita Ini Layangkan Pengaduan ke Rumah Sakit
-
Justin Bieber Idap Sindrom Ramsay Hunt, Hati-hati Risiko Komplikasinya!
-
Justin Bieber Didiagnosis Sindrom Ramsay Hunt, Kenali Gejala dan Faktor Risikonya!
-
Justin Bieber Tunda Konser Karena Derita Sindrom Ramsay Hunt, Apa Itu?
-
Jangan Cuci Muka Setiap Hari, Pakar Kulit Jelaskan 5 Dampak Buruknya!
-
Selalu Menangis Saat Makan, Pria Ini Didiagnosis 'Sindrom Air Mata Buaya'
-
Serangan Jantung Senyap Perlu Diwaspadai, Gejalanya Sangat Ringan!
-
Seberapa Perlu Vaksinasi Covid-19 pada Pasien Lupus? Simak Kata Ahli