Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Seorang ibu memohon kepada pemerintah Australia agar putranya menjalani proses eutanasia di Australia sehingga tak perlu jauh-jauh ke Swiss. Eutanasia merupakan tindakan sengaja untuk mengakhiri hidup dengan cara yang relatif cepat dan tanpa rasa sakit, untuk alasan kemanusiaan.
Suara.com melansir Newscom.au, sang ibu yang bernama Barbra Thornton, mendesak para politisi Australia untuk melegalkan eutanasia di negaranya. Barbra ingin agar putranya Troy Thornton dapat mendapatkan eutanasia di Autralia, dekat dengan sanak keluarga.
Troy sendiri kini sudah meninggal dunia setelah mendapat suntikan mematikan di klinik euthanasia di Swis, beberapa waktu lalu.
Troy memiliki masalah pada sistem atrofi dan gangguan neurodegeneratif progresif yang membuatnya perlahan-lahan menjadi lumpuh.
Baca Juga
-
Raih Oscar, Bintang Bohemian Rhapsody Terjatuh dan Alami Cedera
-
Seberapa Sering Orang Kentut dalam Sehari? Kamu Mungkin Tak Membayangkannya
-
Ratu Kecantikan Inggris Akui Pernah Hampir Bunuh Diri Gara-Gara Instagram
-
Ganti Celana Dalam Sebulan Sekali, Wanita Ini Alami Hal Mengerikan
-
Ditusuk Psikopat 17 Kali, Paopao LDP Cepat Pulih Berkat Pikiran Positif
Troy bahkan pernah mengatakan bahwa ia akan menjadi 'sayuran' karena penyakitnya.
"Pertama kamu tidak bisa berenang, lalu kamu tidak bisa berlari, berjalan, menendang kaki dengan anak-anakmu, kamu tidak bisa berselancar, mengemudi. Lalu kamu akhirnya menjadi sayuran," kata Troy saat masih hidup.
Sampai saat ini, tidak ada pengobatan yang tersedia untuk masalah yang diderita Troy dan tidak ada harapan bagi pasien seperti Troy untuk pulih.
Di Australia sendiri, negara bagian Victoria menjadi lokasi pertama yang melegalkan eutanasia, meski begitu, Troy dianggap tidak memenuhi syarat untuk menjalani proses tersebut.
Syarat utama untuk proses kematian sukarela di Victoria adalah bahwa penyakit pasien harus pada tahap terminal.
Sementara pada kasus Troy, keluarganya tidak dapat menemukan dua dokter yang bersedia mengatakan dengan pasti bahwa Troy akan meninggal dalam waktu 12 bulan ke depan.
Ini juga menjadi alasan mengapa Troy dan keluarga harus terbang ke Swiss, jauh dari teman-teman dan keluarganya, untuk mengakhiri penderitaan yang Troy derita.
"Pasti ada sesuatu yang bisa dilakukan tentang ini. Saya harap ini menjadi warisannya ... Saya akan bangga akan hal itu dan mudah-mudahan suatu hari nanti akan berlalu dan orang-orang tidak akan melakukan perjalanan jauh," kata ibunda Troy kepada media The Age. (Suara.com/ Risna Halidi)
Terkini
- 5 Fakta Menarik Olahraga Pole Dance yang Dilakukan Azizah Salsha
- Kate Middleton Umumkan Dirinya Menderita Kanker, Tepis Semua Konspirasi Liar yang Beredar
- Ovarium Kiri Kiky Saputri Diangkat karena Kista, Masih Adakah Peluang Hamil di Kondisi Ini?
- Takut ASI Berkurang Drastis saat Puasa? Begini Kata Dokter
- Wulan Guritno Berhenti Konsumsi Gula, Manfaatnya Tak Cuma Bikin Kulit Lebih Kenyal Lho
- Seperti Dialami BCL, Ini 5 Penyebab Perut Buncit pada Wanita
- Mengenal Sindrom Stevens-Johnson yang Dialami Kartika Putri, Wajahnya Dipenuhi Luka Melepuh
- Agar Ibu dan Bayi Tetap Sehat, Ketahui 5 Cara Mengatasi Baby Blues
- 3 Manfaat Pilates, Olahraga yang Rutin Dilakukan Bunga Citra Lestari
- Celine Dion Alami Stiff Person Syndrome, Apa Itu?
Berita Terkait
-
5 Tips Menjaga Kesehatan Anak ala Tasya Kamila, Bisa Ditiru Moms!
-
Takut ASI Berkurang Drastis saat Puasa? Begini Kata Dokter
-
Orangtua Jangan Sepelekan Susah Makan pada Anak, Bisa Pengaruhi Respons Imun Lho
-
4 Manfaat Minyak Telon untuk Anak, Tak Cuma Meredakan Perut Kembung
-
Dokter Ungkap Bahaya Anak Makan Sambil Nonton TV, Orangtua Perlu Tahu
-
Trik Biar Anak Mau ke Dokter Tanpa Rewel, Ini Caranya
-
4 Rincian Pengobatan Asma pada Anak, Orangtua Perlu Tahu!
-
STUNTING: Ciri-ciri, Penyebab dan Pencegahan
-
4 Tips Jadikan Anak Sehat dan Aktif, Salah Satunya Beri Multivitamin
-
4 Tips Jadikan Anak Sehat dan Aktif, Salah Satunya Beri Multivitamin