Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Istri Denny Cagur, Shanty mengalami kehamilan di luar kandungan atau ektopik. Ia pun harus rela janin yang baru berusia 4 minggu tersebut harus diangkat.
Kondisi ini membuatnya harus dirawat di salah satu rumah sakit. Menurut dokter, kandungannya terpaksa diangkat karena jika tidak maka akan terjadi pendarahan.
Lalu, apa sebenarnya kehamilan ektopik?
Dilansir dari webmd, agar kehamilan dapat terjadi, ovarium harus melepaskan sel telur ke tuba falopii, di mana sel telur tinggal selama 24 jam.
Baca Juga
Di sana ia harus bersentuhan dengan sperma untuk dibuahi. Telur yang telah dibuahi tinggal di tuba fallopi selama tiga atau empat hari sebelum menuju ke rahim yang kemudian terus tumbuh sampai bayi lahir.
Tetapi jika telur yang dibuahi ditanamkan di tuba falopi atau di tempat lain di perut, maka ini yang disebut kehamilan ektopik. Dalam kasus ini, kehamilan tidak dapat berlanjut secara normal, dan itu membutuhkan perawatan darurat.
Gejala
Kehamilan ektopik terjadi dalam beberapa minggu pertama kehamilan. Bahkan mungkin kamu tidak tahu jika kamu hamil dan mungkin tidak memiliki tanda-tanda masalah.
Pendarahan Mrs V ringan dan nyeri panggul biasanya merupakan gejala pertama, tetapi bisa juga mencakup:
1. Mual dan muntah dengan rasa sakit
2. Kram perut
3. Rasa sakit di satu sisi tubuh
4. Pusing atau lemah
5. Nyeri di bahu, leher, atau di pantat
Kehamilan ektopik dapat menyebabkan ruptur tuba falopii. Jika itu terjadi, kamu bisa mengalami nyeri dan pendarahan hebat.
Hubungi dokter segera jika kamu mengalami pendarahan hebat pada Mrs V yang menyebabkan sakit kepala ringan, pingsan, atau nyeri bahu.
Penyebab
Salah satu penyebabnya adalah saluran tuba yang rusak. Ini bisa mencegah telur yang dibuahi masuk ke dalam rahim, membiarkannya tertanam di tuba fallopi atau di tempat lain.
Jika kamu cenderung mengalami kehamilan seperti ini, maka ini bisa saja menjadi penyebabnya:
1. Penyakit radang panggul (PID)
2. Penyakit menular seksual
3. Bekas luka dari operasi panggul sebelumnya
4. Riwayat kehamilan ektopik
5. Ligasi tuba yang gagal atau pembalikan ligasi tuba
6. Gunakan obat kesuburan
7. Perawatan infertilitas seperti fertilisasi in vitro (IVF)
Jika kamu mengalami gejala atau tanda di atas, ada baiknya konsultasi dokter untuk mendapatkan penanganan selanjutnya.
Terkini
- 5 Fakta Menarik Olahraga Pole Dance yang Dilakukan Azizah Salsha
- Kate Middleton Umumkan Dirinya Menderita Kanker, Tepis Semua Konspirasi Liar yang Beredar
- Ovarium Kiri Kiky Saputri Diangkat karena Kista, Masih Adakah Peluang Hamil di Kondisi Ini?
- Takut ASI Berkurang Drastis saat Puasa? Begini Kata Dokter
- Wulan Guritno Berhenti Konsumsi Gula, Manfaatnya Tak Cuma Bikin Kulit Lebih Kenyal Lho
- Seperti Dialami BCL, Ini 5 Penyebab Perut Buncit pada Wanita
- Mengenal Sindrom Stevens-Johnson yang Dialami Kartika Putri, Wajahnya Dipenuhi Luka Melepuh
- Agar Ibu dan Bayi Tetap Sehat, Ketahui 5 Cara Mengatasi Baby Blues
- 3 Manfaat Pilates, Olahraga yang Rutin Dilakukan Bunga Citra Lestari
- Celine Dion Alami Stiff Person Syndrome, Apa Itu?
Berita Terkait
-
Ovarium Kiri Kiky Saputri Diangkat karena Kista, Masih Adakah Peluang Hamil di Kondisi Ini?
-
Aktor Drakor Cha Chung Wa Hamil di Usia 43 Tahun, Ketahui Apa Saja Risikonya
-
Orangtua Jangan Sepelekan Susah Makan pada Anak, Bisa Pengaruhi Respons Imun Lho
-
Benarkah Aborsi Bikin Wanita Gangguan Mental? Ini Faktanya Menurut Penelitian
-
Ibu Hamil Ini Alami Gatal yang Tak Tertahankan, Ternyata Penyakit Cukup Berbahaya
-
Diduga Terinfeksi Bakteri Listeria dari Bayam, Janin Wanita Ini Lahir Mati
-
Olahraga Ini Sangat Direkomendasikan untuk Ibu Hamil, dari Pilates hingga Berenang
-
Kapan Waktu yang Tepat untuk Hamil Lagi Setelah Keguguran?
-
Ferry Irawan dan Venna Melinda Ingin Punya Anak Lagi, Amankah Hamil Usia 50 Tahun?
-
Kondisi Ibu hamil yang Tidak Dianjurkan Puasa, Dikhawatirkan Berdampak pada Kesehatan