Selasa, 16 April 2024
Yasinta Rahmawati | Shevinna Putti Anggraeni : Selasa, 26 November 2019 | 13:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Kabar duka datang dari artis Nindy Ayunda yang baru saja kehilangan ayahnya. Fadli Yunis, ayah Nindy Ayunda, meninggal dunia karena serangan jantung setelah makan siang kemarin Minggu (24/11/2019). 

"Kejadian sekitar setengah dua. Ayah saya serangan jantung dadakan saat habis makan sama ibu saya, berdua sama saya di meja makan," kata Arif, saat ditemui di rumah duka di kawasan Pondok Pinang, Jakarta Selatan, Minggu (24/11/2019).

"Nggak lama dari situ, ibu saya pergi ke rumah belakang. Ayah saya sudah tergeletak di dekat meja makan. Saat itu, saya langsung lari bawa ke mobil," sambungnya.

Saat itulah Arif langsung menghubungi ambulans dan membawa ayahnya ke rumah sakit. Sayangnya, ayah Nindy Ayunda tak terselamatkan dan pihak keluarga masih terkejut menerima kematiannya.

Lantas, apakah ada hubungannya serangan jantung ayah Nindy Ayunda dengan makan siang?

Nindy Ayunda bersama suami. [Instagram]

Melansir dari Science Daily, makanan berat memang bisa meningkatkan risiko serangan jantung sekitar 4 kali dalam waktu 2 jam setelah makan.

Menurut sebuah penelitian di Sesi Ilmiah Asosiasi Jantung Amerika 2000, para peneliti menemukan bahwa makanan berat dapat bertindak sebagai pemicu serangan jantung pada seseorang dengan penyakit jantung.

"Sejauh penelitian kami, makan berlebihan terbukti meningkatkan risiko serangan jantung," kata pemimpin Francisco Lopez-Jimenez, MD, M. Sc, seorang anggota kardiologi di Brigham dan Rumah Sakit Wanita di Boston.

Mereka pun menghimbau kepada orang-orang dengan penyakit arteri koroner atau pernah mengalami serangan jantung sebelumnya agar menghindari makanan berat.

Sebelumnya, para peneliti pun telah melakukan riset terhadap 1.986 pasien pria dan wanita mengenai makanan yang dikonsumsi sebelum serangan jantung.

Hasilnya, 158 orang telah mengonsumsi makanan berat dalam waktu 26 jam dan 25 orang makan besar selama periode bahaya, yakni 2 jam sebelum serangan jantung.

Lopez-Jimenez mengatakan waktu yang paling kritis adalah 2 jam sebelum timbulnya gejala serangan jantung. Makan berat dapat memengaruhi jantung karena melepaskan banyak hormon ke dalam aliran darah.

Zat-zat tersebut bisa meningkatkan detak jantung, tekanan darah dan membentuk gumpalan. Peningkatan sementara tekanan darah juga bisa meningkatkan kebutuhan oksigen dan menciptakan beban tambahan pada jantung.

Tekanan darah tinggi juga dapat memecahkan plak kolesterol di dinding arteri, memicu pembentukan gumpalan yang dapat menyumbat pembuluh darah, memicu serangan jantung atau stroke.

BACA SELANJUTNYA

Serangan Jantung Senyap Perlu Diwaspadai, Gejalanya Sangat Ringan!