Sabtu, 27 April 2024
Yasinta Rahmawati | Shevinna Putti Anggraeni : Jum'at, 15 November 2019 | 20:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Djaduk Ferianto, adik Butet Kartaredjasa meninggal dunia kemarin Rabu (13/11/2019).  Adik Butet Kartaredjasa meninggal dunia karena mengalami serangan jantung meski tidak memiliki riwayat sakit jantung.

"Beliau mendapat serangan jantung sekitar pukul 02.30 WIB," ujar Butet.

Kabar meninggalnya Djaduk Ferianto karena serangan jantung pun membuat keluarga terkejut. Sebab, Djaduk diketahui tidak pernah memiliki riwayat sakit jantung.

Sang kakak Butet Kartaredjasa yang justru memiliki sakit jantung. Sehingga keluarga juga tak paham gejala yang dialami oleh Djaduk sebelum serangan jantung.

Meninggalnya Djaduk Ferianto karena serangan jantung tanpa riwayat penyakit jantung seharusnya menjadi pelajaran. Karena, seseorang mungkin saja mengalami serangan jantung tanpa ada riwayat penyakit.

Melansir dari Cardiosmart.org, penyakit arteri koroner atau jantung koroner adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan penyempitan pembuluh darah di dalam jantung. Kondisi ini disebabkan oleh penumpukan plak yang dikenal sebagai aterosklerosis.

Kenangan Djaduk Ferianto saat mengajar di PSBK. (Instagram/psbk_jogja)

Penumpukan plak yang terjadi selama bertahun-tahun akan menyumbat lebih dari setengah arteri koroner, yang juga dikenal sebagai penyakit arteri koroner obstruktif.

Secara kesuluruhan, para peneliti telah menemukan bahwa sebagian besar serangan jantung terjadi pada pasien dengan penumpukan plak signifikan, seperti yang didiagnosis dengan penyakit arteri koroner obstruktif.

Hal itu terjadi karena plak yang menumpuk di arteri dapat memperlambat atau menghalangi aliran darah dan oksigen, lalu menyebabkan serangan jantung. Meskipun sebelumnya orang tersebut tidak memiliki riwayat penyakit jantung.

Selain itu penumpukan plak, ada pula faktor lain yang meningkatkan risiko seseorang mengalami serangan jantung seperti yang dilansir dari Heartfoundation.org.au, antara lain:

  • Umur. Risiko serangan jantung akan meningkat seiring bertambahnya usia.
  • Gender. Pria diketahui lebih berisiko tinggi mengalami serangan jantung daripada wanita.
  • Latar belakang etnis. Biasanya orang yang berasal dari Aborigin, Torres Strait Islander atau India lebih berisiko serangan jantung.
  • Riwayat keluarga. Seseorang mungkin saja mengalami serangan jantung mendadak karena salah satu anggota keluarga menderita penyakit jantung.

BACA SELANJUTNYA

Hati-hati, Kebiasaan Duduk Berjam-jam Tingkatkan Risiko Serangan Jantung, Ini Sebabnya!