Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Elliot Rossiter, seorang pria asal Inggris mesti melakukan operasi di bagian penisnya setelah mengalami ereksi selama 36 jam atau dua hari. Ereksi berkepanjangan itu membuat Elliot merasakan kesakitan hingga sulit berjalan.
Awalnya, Elliot sedang mengunjungi teman-temannya di Perancis. Di tengah perkumpulan, Elliot mendadak mengalami ereksi. Padahal, ia tidak sedang terangsang atau merasakan hasrat seksual apapun.
"Ketika itu kami semua hanya sedang duduk dan ereksi terjadi begitu saja. Saya sudah mencobanya untuk menghentikan tetapi tidak bisa. Padahal saya sama sekali tidak terangsang secara seksual," kata Elliot, dikutip dari Fox News.
Setelah 19 jam ereksi, teman-temannya langsung membawa Elliot ke klinik setempat. Saat itu, penisnya cuma disuntik dengan obat antiinflamasi dan steroid. Namun, suntikkan tersebut tidak membuat ereksinya berhenti.
Baca Juga
"Akibat ereksi itu, saya hampir tidak bisa berjalan dan rasanya sangat sakit. Bagiku, itu adalah sebuah penderitaan," ujar dia.
Elliot mengaku ketakutan dan mengira bahwa ereksinya tak akan pernah berhenti. Apalagi ia merasa ereksinya sangat besar dari biasanya dan seolah tidak pernah berhenti berdenyut.
"Saya kesulitan memakai pakaian apapun yang bisa menyentuh penis, karena itu saja akan terasa menyakitkan," ujarnya.
Akhirnya, Elliot kembali dilarikan ke rumah sakit setempat karena ereksinya tak kunjung hilang setelah 2 hari. Dokter kemudian mendiagnosis Elliot mengalami priapism, yakni ereksi yang terjadi berkepanjangan.
"Dokter mengatakan saya mengalami priapism. Lalu mereka mengatakan bahwa penisnya tidak akan berfungsi lagi jika tidak segera dioperasi untuk mengeluarkan darahnya," kata Elliot.
Akhirnya, dokter memotong lubang lecil di pangkal penis Elliot untuk mengalirkan darahnya. Beruntungnya, operasi berjalan lancar meski meninggalkan bekas luka kecil di penisnya.
Menurut Mayo Clinic, kondisi ini seringkali tidak berhubungan dengan seks atau gairah. Oleh karena itu, Elliot membutuhkan pembedahan untuk mengatasinya. Jika tidak diobati, jaringan penis akan rusak parah dan hancur.
Dalam kasus ini, penyebab priapism Elliot tidak diketahui jelas. Namun, Elliot jelas mengaku tidak mau merasakannya lagi.
Terkini
- Prabowo Subianto Ngaku Suka Makan Burger King, Ketahui Bahaya Konsumsi Junk Food pada Lansia
- Dialami oleh Atta Halilintar, Ini 4 Gejala Hernia yang Harus Diketahui Pria
- Mengenal Sindrom Tourette yang Dialami Tora Sudiro, Ini Gejalanya
- Tips Mencegah Batu Saluran Kemih dan Pembesaran Prostat, Pria Perlu Tahu
- Inilah Alasan Pria Mudah Mengantuk Setelah Berhubungan Seks, Terlalu Enak?
- Trombosit Atta Halilintar Turun Sampai 49, HIndari Makanan dan Minuman Ini!
- Trombosit Atta Halilintar Turun Karena Demam Berdarah, Cobalah Konsumsi 5 Makanan Ini!
- Pria Ini Bisa Alami Ereksi 100 Kali Sehari, Bahkan Saat Tidur dan Bangun Tidur!
- Kasus Pertama, Pria Ini Terinfeksi Covid-19, Cacar Monyet dan HIV Bersamaan!
- Bintang Porno Gay Terinfeksi Cacar Monyet, Begini Awal Gejalanya!
Berita Terkait
-
Pria Ini Bisa Alami Ereksi 100 Kali Sehari, Bahkan Saat Tidur dan Bangun Tidur!
-
Berbagi Pekerjaan Rumah Bisa Pengaruhi Kehidupan Seksual Lho, Ini Alasannya!
-
Menyehatkan Sih, Tapi Olahraga Ini Malah Picu Disfungsi Ereksi Lho!
-
Ahli Urologi Temukan Hubungan antara Pikiran dengan Disfungsi Ereksi
-
Pria Bau Mulut Lebih Berisiko Alami Disfungsi Ereksi, Kok Bisa?
-
Terinfeksi Covid-19 Dua Kali, Remaja Ini Alami Ereksi Terus-Menerus
-
Minum Kopi di Pagi Hari Bisa Menurunkan Risiko Disfungsi Ereksi, Benarkah?
-
Penis Sering Ereksi Mendadak, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya!
-
Bukan Demi Kesenangan Wanita, Awalnya Vibrator Diciptakan untuk Laki-laki!
-
Inilah Alasan Pria Mengalami Ereksi di Pagi Hari, Bukan Karena Mimpi Basah!