Jum'at, 19 April 2024
Vika Widiastuti : Minggu, 09 Juni 2019 | 12:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Akibat stres karena pekerjaannya, seorang dokter di sebuah rumah sakit di Johor Bahru kecanduan narkoba. Dokter berinisial SA (39) itu awalnya mengonsumsi narkoba sejak 9 tahun lalu.

Dilansir dari world of buzz, pria kelahiran Seremban, Malaysia itu dituntut bekerja hingga 48 jam tanpa istirahat yang layak. Untuk mengatasi kelesuannya, SA pun mencoba methamphetamine atau sabu untuk meningkatkan energinya.

Namun, ia justru kecanduan obat tersebut. "Saat itu, saya stres (dari pekerjaan). Saya diperkenalkan dengan methamphetamine dan merupakan penguat yang saya butuhkan untuk jam kerja panjang. Saya hanya menginginkan energi, itu saja," katanya dikutip dari Malay Mail.

Mulanya ia mengira, kapasitasnya sebagai dokter akan bisa membuatnya terhindar dari kencanduan obat tersebut. Namun, ternyata semuanya salah saat obat itu justru menguasai SA.

Saat menyadari, ia tak bisa menjalani kehidupan normal tanpa obat-obatan tersebut, dia pun memeriksakan dirinya ke Rumah Pengasih yang merupakan pusat perawatan kecanduan obat enam tahun lalu.

Namun, ia harus meninggalkan tempat tersebut pada 2017 karena ayahnya sakit. Akibatnya, SA yang belum pulih benar dari kecanduannya, kembali mengonsumsi obat tersebut setelah mengalami depresi dan penghinaan dari kerabatnya.

Ilustrasi penggunaan narkoba. (Pixabay)

"Dua bulan lalu, saya kembali ke sini (Rumah Pengasih, -red) karena saya sadar bahwa saya membutuhkan bantuan dan sistem pendukung. Saya masih menjalani perawatan dan observasi untuk memastikan saya tidak kambuh lagi," ujarnya.

SA mengungkapkan, kecanduan methamphetamine membuatnya gampang marah dan suasana hatinya berubah tiba-tiba. Hal ini menyebabkan pernikahannya dibatalkan 20 hari sebelum acara.

Sementara itu, menurut The Star, Ketua Pengasih Ramli Abd Samad mengatakan, narkoba kini tidak lagi digunakan untuk merasa 'terbang' di klub malam, tetapi juga kerap digunakan untuk meningkatkan energi dan kepercayaan diri seseorang.

"Ini karena beberapa obat juga dapat meningkatkan konsentrasi dan energi." terangnya.

Ia pun mengatakan, orang yang meminta dukungan dan saran agar keluar dari kencanduan narkoba kurang mendapat dukungan.

"Untuk masalah sosial, seperti depresi dan pelecehan, ada saluran bantuan khusus, tetapi untuk pecandu narkoba, tidak ada sistem pendukung. Mereka (pecandu narkoba, -red) ingin berubah, tetapi tidak ada dukungan kuat dari keluarga dan masyarakat," ungkapnya.

Ia pun berharap, negara bisa secara maksimal membantu para pecandu narkoba agar bisa pulih dari kondisinya.

BACA SELANJUTNYA

Menjaga Kesehatan Penglihatan Mata, Harus Seberapa Sering ke Dokter?