Jum'at, 03 Mei 2024
Rosiana Chozanah : Kamis, 30 September 2021 | 15:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengatakan bahwa Indonesia masih memerlukan peningkatan komunikasi, informasi, dan edukasi tentang pentingnya penggunaan alat kontrasepsi.

Berdasarkan data, total peserta aktif KB di Indonesia saat ini mencapai 36,8 juta jiwa. Tetapi hanya 57 persen wanita menikah usia subur 15 hingga 49 tahun yang menggunakan kontrasepsi modern, dan sekitar 34 persennya berhenti karena alasan efek samping.

Aktivis Perempuan dan Pengamat Isu Kesehatan Reproduksi, Kalis Mardiasih, mengatakan bahwa edukasi mengenai kontrasepsi seharusnya menjadi pengetahuan dasar.

Terlebih ketika sudah banyak negara maju yang sudah menerapkan pendidikan seksual yang komprehensif.

Andalan Kontrasepsi (DKT Indonesia)

"Pendidikan seksual yang komprehensif sudah banyak diterapkan di negara-negara maju, namun masih sangat sulit diperoleh di Indonesia," tutur Kalis, ketika menjadi pembicara dalam webinar perayaan Hari Kontrasepsi Sedunia 2021, Rabu (29/9/2021).

Ia menyambung, "padahal, hal-hal sesederhana seperti cara menunda kehamilan, mengatur jarak kelahiran anak, dan mencegah penyebaran infeksi menular seharusnya dijadikan pengetahuan dasar."

BKKBN memberi imbauan bagi pasangan usia subur terkait perencanaan keluarga di masa pandemi, yakni:

  • Merencanakan kehamilan dengan menghindari 4 Terlalu (4T)
  • Tetap menggunakan kontrasepsi bagi pasangan usia subur yang menunda atau tidak ingin hamil lagi.
  • Hubungi petugas kesehatan melalui telepon atau WhatsApp jika ada keluhan mengenai penggunaan kontrasepsi.
  • Gunakan kondom atau pil KB jika tidak memungkinkan pergi ke tempat pelayanan KB, dan gunakan KB pasca persalinan bagi ibu yang melahirkan di tengah pandemi.

BACA SELANJUTNYA

Bisakah Kondom Cegah Penularan Virus Corona saat Hubungan Seks?