Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Covid-19 bisa membuat orang bergejala ringan atau tanpa gejala sehinga mereka dianjurkan untuk melakukan isolasi mandiri di rumah. Dalam hal ini, Dr Faheem Younus menjawab bagaimana merawat Covid-19 di rumah dalam Simposium Covid-19 bertajuk Optimis Indonesia Pulih pada Sabtu (17/7/2021) secara online.
Dokter Faheem menegaskan jika merawat Covid-19 dari rumah Anda disarankan untuk tak mengonsumsi antibiotik.
"Anibiotik bukan obat yang tepat untuk Covid-19, faktanya 90 persen pasien Covid-19 tak membutuhkan antibiotik sebab antibiotik membunuh bakteri bukan virus," ujar dokter Faheem yang merupakan pakar penyakit menular dari University of Maryland Upper Chesapeake Health.
"Sepertiga pasien biasanya mendapatkan efek samping antibiotik ayng terkadang mirip dengan gejala Covid-19, kadang-kadang orang tidak tahu apakah itu gejala Covid-19 atau efek samping antibiotik," imbuhnya.
Baca Juga
-
Studi: Ketimbang Orang Dewasa, Antibodi Anak Usai Kena Covid-19 Lebih Kuat
-
Deteksi Komplikasi Diabetes Tipe 2, Cek Telapak Tangan!
-
Anda Sering Tidur Ngiler? ini Bisa Jadi Penyebab dan Cara Mengatasinya!
-
Peneliti Temukan 5 Gejala Virus Corona yang Indikasikan Long Covid-19
-
Mana Lebih Baik, Antibodi Setelah Terinfeksi atau Suntik Vaksin Covid-19?
-
Perlukah Suntikan Kedua Vaksin Covid-19 Bagi Pasien Virus Corona?
Ia juga menambahkan bahwa kebanyakan antibiotik bisa menyebabkan resistensi antibiotik. Kondisi ini menyebabkan antibiotik tak lagi manjur saat Anda terkena penyakit bakteri di waktu mendatang.
Selain antuibiotik, dokter Faheem juga menyatakan bahwa banyak pasien yang masih merasa lemas meski sudah lebih dari 10 hari infeksi. Ia menyatakan bahwa kondisi tersebut masih sangat wajar atau normal.
"Dalam dua minggu Anda akan membaik 80 persen, 20 persennya terjadi dalam 5 hingag 6 minggu. Memang agak lama, intinya jika Anda tak memburuk tentu itu tanda bahwa kondisi Anda membaik [meski masih lemas]," imbuhnya.
Menurutnya, selagi sarturasi oksigen masih mencapai 90, Anda masih tergolong dalam kondisi moderat atau tak parah.
"[Dengan kondisi moderat] Anda tak perlu obat-obatan spesifik, hanya semacam pereda panas seperiti parasetamol. Fokusnya adalah istirahat, makan, dan isolasi tentunya," imbuhnya.
"Setelah 10 hari Anda bergejala, seharunya Anda sudah bisa keluar dari isolasi," imbuhnya.
Terkini
- Dialami Dhanar Jabro sebelum Meninggal, Ketahui Apa Saja Gejala Asam Lambung
- 5 Cara Sederhana untuk Meredakan Pegal Linu dan Nyeri Sendi, Coba Dulu sebelum Minum Obat
- 4 Kebiasaan agar Jantung Tetap Muda dan Sehat, Yuk Lakukan Mulai Sekarang
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
- Ingin Mulai Jalani Intermittent Fasting? Hindari 5 Kesalahan Berikut
Berita Terkait
-
Studi: Pasien Virus Corona Covid-19 Tak Lagi Menular Usai Isolasi 5 Hari
-
Catat! Ini 2 Kriteria Sembuh dari Covid-19
-
Panduan Dokter, Ini 3 Kelompok Orang yang Perlu Isolasi Mandiri
-
Simak, Tips Isolasi Mandiri yang Tepat dari Dokter Reisa
-
Isolasi Mandiri Karena Positif Covid-19, ini Langkah yang Harus Dilakukan!
-
3 Hal yang Harus Diantisipasi saat Positif Covid-19, Apa Saja?
-
Biar Tidak Menulari yang Lain, Ikuti Panduan Isolasi Mandiri di Rumah Ini
-
Masa Isolasi Bisa Picu Masalah Kesehatan Vagina, Ini 5 Penyebabnya!
-
Cerita Caecilia Rawat Ibu sampai Sembuh dari Covid-19, Kepatuhan Jadi Kunci
-
Karantina di Rumah Aja Tingkatkan Risiko Psikosis, Begini Gejalanya!