Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Virus corona varian Beta merupakan varian yang ditemukan pertama kali di Afrika Selatan. Varian Beta ini tengah menjadi perhatian, karena dikhawatirkan kebal terhadap vaksin Covid-19.
Profesor John Edmunds dari London School of Hygiene and Tropical Medicine dan anggota Kelompok Penasihat Ilmiah untuk Keadaan Darurat (Sage), mengatakan varian Beta yang sekarang ini cukup banyak menyebar di Inggris menjadi ancaman di seluruh dunia.
Mereka mengatakan varian Beta ini mungkin kurang menular dibandingkan varian Delta yang sekarang menyebar di Inggris. api, varian virus corona Covid-19 ini tetap memiliki kelebihan kebal terhadap vaksin Covid-19.
"Ada beberapa bukti dari Afrika Selatan bahwa vaksin Covid-19 ini bisa menghidari respons imun yang dihasilkan oleh vaksin AstraZeneca," kata Prof John Edmunds dan rekannya dikutip dari Express.
Baca Juga
-
Studi Sebut Gejala Covid-19 Jangka Panjang Bisa Muncul dalam 200 Macam
-
Ingin Tahu Kondisi Kesehatan Jantung, Coba Cek 5 Hal Berikut
-
Studi: Antibodi Orang Divaksin Lebih Tinggi daripada Mantan Pasien Covid-19
-
Luhut Pandjaitan Impor 4 Obat Covid-19 dari Luar Negeri, Begini Efeknya!
-
Jail Bolsonaro Alami Cegukan Kronis Selama 24 Jam, Kenali Penyebabnya!
-
Kabar Baik, Vaksin Covid-19 mRNA Baik untuk Penderita Sirosis!
Studi sebelumnya juga menemukan bahwa virus corona varian Beta mampu lolos dari antibodi yang dimiliki orang pernah terinfeksi virus corona Covid-19 sebelumnya dan sembuh.
Antibodi adalah protein kekebalan penting yang bisa mengikat dan menetralkan penyerbu asing seperti virus corona Covid-19. Antibodi ini diproduksi sebagai respons terhadap infeksi alami atau vaksinasi.
Para ahli memperingatkan bahwa orang yang pernah terinfeksi virus corona Covid-19 sebelumnya masih rentan terinfeksi varian Beta ini ke depannya, meskipun mereka sudah memiliki antibodi.
Bahkan, orang yang sudah suntik vaksin Covid-19 mungkin juga rentan terinfeksi varian Beta ini. Bahkan, varian Beta ini nampaknya lebih mudah menyebar dengan tingkat penularan virus sekitar 50 persen dibandingkan virus corona yang beredar sebelumnya.
"Varian Beta ini juga bisa mengurangi efektivitas beberapa obat antibodi monoclonal dan antibodi yang dihasilkan oleh infeksi virus corona Covid-19 sebelumnya atau vaksin Covid-19," jelasnya.
Terkini
- 5 Masalah di Area Mulut Bisa Jadi Tanda Gejala Diabetes, Apa Saja?
- Dialami Dhanar Jabro sebelum Meninggal, Ketahui Apa Saja Gejala Asam Lambung
- 5 Cara Sederhana untuk Meredakan Pegal Linu dan Nyeri Sendi, Coba Dulu sebelum Minum Obat
- 4 Kebiasaan agar Jantung Tetap Muda dan Sehat, Yuk Lakukan Mulai Sekarang
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
Berita Terkait
-
Vaksin Booster Pfizer Diklaim Ampuh Cegah Gejala Covid-19 pada Balita
-
Vaksin Covid-19 Butuh Waktu untuk Bentuk Antibodi, Ahli: Jangan Suntik Mepet Mudik!
-
Orang Gangguan Jiwa dan Sudah Vaksin Covid-19 Tetap Berisiko Terinfeksi Virus Corona, Ini Sebabnya!
-
Olahraga Setelah Vaksin Covid-19 Apakah Boleh? Begini Kata Ahli
-
Peneliti: Tak Ada Hubungan antara Vaksin Covid-19 dan Bell's Palsy
-
Gejala Varian Omicron, Ini Perbedaannya Pada Orang yang Vaksinasi dan Tidak!
-
Benarkah Kekebalan dari Suntikan Booster Vaksin Covid-19 Bertahan Lama?
-
Kasus Varian Omicron Melonjak, Perlukan Vaksin Covid-19 Dosis Keempat?
-
Vaksinasi Terbukti Menurunkan Risiko Long Covid-19 dan Mempercepat Gejalanya
-
Pemerintah Korea Selatan akan Memberlakukan Vaksin Covid-19 Dosis Keempat Bulan Ini