Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Sebuah studi dari Israel menunjukkan bahwa orang yang divaksinasi memiliki antibodi lebih tinggi daripada mereka yang pernah terinfeksi Covid-19. Perlu diingat bahwa vaksinasi di Israel menggunakan Pfizer.
"Individu yang divaksinasi memiliki tingkat antibodi tertinggi, hampir tiga kali lebih tinggi daripada individu yang pulih dari gejala Covid-19," sebuah tim Israel melaporkan seperti yang dikutip dari Medicinenet.
Sementara 99,4 persen orang yang divaksinasi dan dinyatakan positif memiliki antibodi penangkal Covid-19 dalam sampel darah hanya enam hari setelah dosis vaksin kedua mereka, jumlah ini turun menjadi hanya di bawah 76 persen untuk orang yang pulih dari Covid-19 infeksi.
Temuan ini mungkin mendorong orang yang pernah terinfeksi untuk tetap mendapatkan vaksin.
Baca Juga
-
Simak! Efek Samping Vaksin Covid-19 dan Bagaimana Mengatasinya
-
Penjelasan Lengkap Soal Tes PCR, Mulai dari Cara Kerja hingga Akurasi
-
Studi: Hubungan Romantis yang Berawal Teman Cenderung Awet dan Bahagia
-
Luhut Pandjaitan Impor 4 Obat Covid-19 dari Luar Negeri, Begini Efeknya!
-
Jail Bolsonaro Alami Cegukan Kronis Selama 24 Jam, Kenali Penyebabnya!
-
Kabar Baik, Vaksin Covid-19 mRNA Baik untuk Penderita Sirosis!
"Ini adalah studi yang menggembirakan yang lebih lanjut menegaskan bahwa vaksinasi terhadap Covid-19 memberikan respons kekebalan yang lebih kuat daripada pulih dari infeksi," kata pakar Covid-19 Dr. Eric Cioe-Peña yang mengarahkan Kesehatan Global di Northwell Health, di New Hyde Park , NY Dia tidak terlibat dalam penelitian baru.
Melansir dari Medicinenet, Studi ini juga menemukan bahwa pria dan wanita memiliki tingkat antibodi yang berbeda setelah vaksinasi atau infeksi.
"Sudah diketahui bahwa ada perbedaan dalam respons kekebalan yang bervariasi menurut jenis kelamin," kata ahli virologi Dr. Amesh Adalja, yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut.
"Ini kemungkinan hasil dari perbedaan proporsi hormon seperti estrogen dan testosteron," kata Adalja, seorang sarjana senior di Pusat Keamanan Kesehatan Johns Hopkins, di Baltimore.
Terkini
- 4 Kebiasaan agar Jantung Tetap Muda dan Sehat, Yuk Lakukan Mulai Sekarang
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
- Ingin Mulai Jalani Intermittent Fasting? Hindari 5 Kesalahan Berikut
- 5 Tips Mengembalikan Pola Makan Sehat setelah Puasa dan Lebaran
- Simvastatin Jadi Obat Andalan Penderita Kolesterol saat Lebaran, Ketahui Aturan Minumnya
Berita Terkait
-
Wacana Vaksin Booster ke-2 Berbayar, Seginikah Biayanya?
-
Wacana Vaksin Booster ke-2 Berbayar, Seginikah Biayanya?
-
Kasus Pertama, Pria Ini Terinfeksi Covid-19, Cacar Monyet dan HIV Bersamaan!
-
Curhatan Pasien Cacar Monyet tentang Gejala yang Dialami: Sangat Menyakitkan
-
Infeksi Cacar Monyet 100 Kali Lebih Menyakitkan Daripada Covid-19, Ini Pengakuan Penyintas!
-
WHO: Wabah Cacar Monyet Bisa Dihentikan, Asalkan...
-
Ilmuwan Bikin Perman Karet yang Bisa Memerangkap Virus Corona di Mulut
-
Ilmuwan Akhirnya Menemukan Sumber Pertama Pandemi Covid-19, Benar di Wuhan?
-
WHO Memperkenalkan Vaksin Malaria Pertama di Dunia, akan Mulai Diuji di 3 Negara Ini
-
Baik Divaksin atau Tidak, Covid-19 Bisa Menginfeksi Ulang Secara Cepat