Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Studi baru menunjukkan bahwa tinta tato permanen bisa berbahaya karena menyebabkan berbagai masalah kulit. Hal ini disebabkan karena banyak tinta tato yang mengandung lusinan alergen, termasuk zat logam dan pigmen organik.
Melansir dari Medical Xpress, Yolanda Hedberg, Ketua Western's Canada Research dalam ilmu korosi memimpin penelitian tentang tinta tato di Swedia, bekerja sama dengan peneliti lain di KTH Royal Institute of Technology, Pusat Kedokteran Kerja dan Lingkungan, dan Universitas Graz di Austria. Temuan mereka telah dipublikasikan dalam jurnal Contact Dermatitis.
Para peneliti menganalisis 73 sampel tinta tato yang dikumpulkan dari pemasok dan pengecer online, banyak di antaranya dibuat di Amerika Serikat. Mereka menemukan bahwa sebagian besar gagal memenuhi standar industri jika standar industri itu ada.
Baca Juga
-
Wanita Berisiko Tinggi Alami Long Covid-19, ini 3 Penyebabnya!
-
Studi: Vaksin Flu Bisa Turunkan Risiko Infeksi Parah Akibat Covid-19
-
Tes Darah Bisa Bantu Deteksi Risiko Pasien Alami Long Covid-19
-
Sempat Diragukan, Satu Dosis Vaksin Sputnik V Efektif 73,6 Persen!
-
Rusia Larang Warganya Hubungan Seks Usai Vaksin Covid-19, ini Penyebabnya!
-
GERD Bisa Terjadi pada Anak, Ketahui Mana yang Normal dan Tidak
Reaksi alergi dapat terjadi lama setelah tato. Alergi kulit terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap zat kimia asing. Tato permanen yang tidak dapat dilepas juga dapat menyebabkan eksim yang parah dan kronis dengan konsekuensi yang berpotensi mengancam jiwa.
"Hampir semua orang di dunia dapat memesan hampir semua tinta tato yang mereka inginkan secara online," kata Hedberg, seorang profesor di departemen kimia Western's Canada Research.
"Sebagian besar tinta ini berasal dari Amerika Serikat dan hanya ada sedikit undang-undang yang mengatur produksinya," imbuhnya.
Kimia tinta tato berpotensi lebih berbahaya. Jejak logam nikel dan kromium yang berpotensi berbahaya ada di semua sampel. Beberapa pengotor lain seperti arsenik, merkuri dan timbal juga ada dalam satu sampel tinta tato yang diteliti
Tinta berwarna biru dan hijau mengandung tembaga yang melebihi batas pembatasan Eropa dalam tiga sampel. Beberapa pigmen lain, baik yang dilarang atau dinyatakan tidak sesuai, ditemukan pada 61 persen tinta tato antara lain, pigmen merah 22, pigmen merah 170, pigmen biru 15, pigmen hijau 7, pigmen ungu 23, pigmen merah 122, dan pigmen ungu 19.
"Studi ini menyarankan bahwa tinta tato harus dikontrol lebih baik, dan konsumen harus lebih berhati-hati," kata Hedberg.
Terkini
- 5 Cara Sederhana untuk Meredakan Pegal Linu dan Nyeri Sendi, Coba Dulu sebelum Minum Obat
- 4 Kebiasaan agar Jantung Tetap Muda dan Sehat, Yuk Lakukan Mulai Sekarang
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
- Ingin Mulai Jalani Intermittent Fasting? Hindari 5 Kesalahan Berikut
- 5 Tips Mengembalikan Pola Makan Sehat setelah Puasa dan Lebaran
Berita Terkait
-
Gejala Varian Omicron, Perhatikan 5 Masalah Kulit Ini Bisa Jadi Pertanda!
-
Demi Menunjang Penampilan, Gadis Ini Nekat Tato Bola Mata
-
Kulit Mengerut Hingga Terkelupas, Ini Gejala Baru Virus Corona Covid-19!
-
Kerap Dianggap Sama, Kenali Beda Eksim dan Psoriasis
-
Bukan Kanker, Taruh Laptop di Pangkuan Berpotensi Sebabkan Kondisi Berikut
-
Waspada, Gejala PCOS Juga Bisa Muncul dengan Masalah Kulit dan Rambut
-
Virus Corona Covid-19 Bisa Sebabkan Perubahan Kulit, Ini 4 Jenisnya!
-
Kondisi Kulit Bisa Jadi Gejala Diabetes, Simak 5 Tandanya
-
Studi: Tato Bisa Merusak Kelenjar Keringat Kulit
-
Hindari Pakai Baju Baru yang Belum Dicuci, Bahaya untuk Kulit!