Minggu, 05 Mei 2024
Shevinna Putti Anggraeni : Rabu, 07 Juli 2021 | 07:30 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Di tengah kekhawatiran mengenai varian Delta, varian Lambda juga turut menjadi perhatian. Virus corona varian Lambda ini pertama kali terdeteksi di Peru.

Para ilmuwan mengatakan varian Lambda memiliki mutasi yang berpotensi menjadi resisten terhadap vaksin Covid-19.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mengatakan mutasi varian Lambda ini bisa meningkat transmisibilitasnya atau mungkin meningkatkan ketahanan virus terhadap antibodi penetral.

Sebelumnya, WHO menyebut varian Lambda atau C.37 ini sebagai varian minat atau variant of interest (VOI).

Tetapi, Jairo Mendez-Rico, ahli virus WHO mengatakan sejauh ini tidak melihat ada indikasi bahwa varian Lambda lebih agresif.

"Ada kemungkinan bahwa varian Lambda ini menunjukkan tingkat infeksi yang lebih tinggi, tapi kami belum memiliki cukup data yang bisa diandalkan untuk membandingkannya dengan varian Gamma dan varian Delta," kata Jairo Mendez-Rico dikutip dari Fox News.

Jairo Mendez-Rico mengatakan bahwa SARS-CoV-2 yang menyebabkan virus corona Covid-19 akan terus berevolusi. Hal ini yang mungkin membuat varian virus corona lebih menular, tetapi tidak mematikan.

Ilustrasi Virus Corona, varian virus corona, varian lambda (Unsplash/CDC)

Jeff Barrett, direktur Inisiatif Genomics Covid-19 di Wellcome Sanger Institute di Inggris, mengatakan alasan varian Lamda ini harus diwaspadai.

Berdasarkan data komputasi dan laboratorium miliknya, Jeff Barrett mengatakan varian Lambda ini memiliki satu set mutasi yang tidak biasa bila dibandingkan dengan varian lainnya.

Saat ini, vaksin Covid-19 yang sudah tersedia di beberapa negara nampaknya masih memberikan perlindungan kuat terhadap varian Delta yang lebih menular, tapi belum tahu dengan varian Lambda.

BACA SELANJUTNYA

Jangan Merasa Aman Dulu, WHO Sebut Varian Virus Corona yang Lebih Berbahaya Masih Bisa Muncul!