Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Di tengah kekhawatiran mengenai varian Delta, varian Lambda juga turut menjadi perhatian. Virus corona varian Lambda ini pertama kali terdeteksi di Peru.
Para ilmuwan mengatakan varian Lambda memiliki mutasi yang berpotensi menjadi resisten terhadap vaksin Covid-19.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mengatakan mutasi varian Lambda ini bisa meningkat transmisibilitasnya atau mungkin meningkatkan ketahanan virus terhadap antibodi penetral.
Sebelumnya, WHO menyebut varian Lambda atau C.37 ini sebagai varian minat atau variant of interest (VOI).
Baca Juga
-
Orangtua Perlu Waspada, Baby Walker Bisa Mengancam Keselamatan Anak
-
Anak Sebaiknya Tidak Konsumsi Saus Tomat Berlebihan, Ini Sebabnya
-
Varian Delta Lebih Menular dan Bahaya, Ahli Jelaskan Penyebabnya!
-
Mengenal Sindrom Turner, Kelainan yang Hanya Menyerang Perempuan
-
Studi: Manusia Banyak Habiskan Waktu dengan Mengkhayal dan Bengong
-
Simak, Ini Perbedaan Vaksin Sinovac, Sinopharm, Moderna dan AstraZeneca
Tetapi, Jairo Mendez-Rico, ahli virus WHO mengatakan sejauh ini tidak melihat ada indikasi bahwa varian Lambda lebih agresif.
"Ada kemungkinan bahwa varian Lambda ini menunjukkan tingkat infeksi yang lebih tinggi, tapi kami belum memiliki cukup data yang bisa diandalkan untuk membandingkannya dengan varian Gamma dan varian Delta," kata Jairo Mendez-Rico dikutip dari Fox News.
Jairo Mendez-Rico mengatakan bahwa SARS-CoV-2 yang menyebabkan virus corona Covid-19 akan terus berevolusi. Hal ini yang mungkin membuat varian virus corona lebih menular, tetapi tidak mematikan.
Jeff Barrett, direktur Inisiatif Genomics Covid-19 di Wellcome Sanger Institute di Inggris, mengatakan alasan varian Lamda ini harus diwaspadai.
Berdasarkan data komputasi dan laboratorium miliknya, Jeff Barrett mengatakan varian Lambda ini memiliki satu set mutasi yang tidak biasa bila dibandingkan dengan varian lainnya.
Saat ini, vaksin Covid-19 yang sudah tersedia di beberapa negara nampaknya masih memberikan perlindungan kuat terhadap varian Delta yang lebih menular, tapi belum tahu dengan varian Lambda.
Terkini
- 5 Masalah di Area Mulut Bisa Jadi Tanda Gejala Diabetes, Apa Saja?
- Dialami Dhanar Jabro sebelum Meninggal, Ketahui Apa Saja Gejala Asam Lambung
- 5 Cara Sederhana untuk Meredakan Pegal Linu dan Nyeri Sendi, Coba Dulu sebelum Minum Obat
- 4 Kebiasaan agar Jantung Tetap Muda dan Sehat, Yuk Lakukan Mulai Sekarang
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
Berita Terkait
-
Peneliti Temukan Varian Omicron Berisiko Kecil Sebabkan Long Covid-19, Kok Bisa?
-
Temuan Baru, Varian Virus Corona Pengaruhi Tingkat Keparahan Gejala Long Covid-19
-
Pakar Ungkap Varian Virus Corona Baru akan Muncul 2 Tahun Mendatang, Berbahayakah?
-
Temuan Baru, 2 Orang Israel Terinfeksi Varian Virus Corona Baru!
-
Varian Omicron Tetap Menular Selama 6 Hari Usai Munculnya Gejala
-
Temuan Baru, Varian Omicron Bisa Bertahan Sehari di Kulit dan 8 Hari Plastik
-
Jangan Merasa Aman Dulu, WHO Sebut Varian Virus Corona yang Lebih Berbahaya Masih Bisa Muncul!
-
Hati-hati, Gejala Varian Omicron Ini Bisa Bertahan Jangka Panjang!
-
Bingung Terinfeksi Varian Omicron atau Delta, Begini Cara Membedakannya!
-
Ahli Temukan 25 Kasus Deltacron, Virus Gabungan Varian Omicron dan Delta!