Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Sebuah studi menunjukkan bahwa kebanyakan orang secara tidak sadar menghabiskan waktu dengan bengong. Hal ini mencolok, mengingat potensi konsekuensi negatif dari penurunan kinerja sekolah atau pekerjaan hingga kecelakaan lalu lintas yang tragis.
Melansir dari Healthshots, kita tahu bahwa pikiran yang mengembara dan kehilangan perhatian lebih sering terjadi ketika kurang tidur. Hal ini menunjukkan bahwa hal itu mungkin terjadi ketika neuron di otak mulai berperilaku seperti tidur.
Dalam hal ini, para peneliti menguji hubungan antara tidur dan kehilangan perhatian. Penelitian mereka telah diterbitkan di Nature Communications.
Dengan memantau gelombang otak orang terhadap keadaan perhatian yang dilaporkan sendiri, para peneliti menemukan bahwa pengembaraan pikiran tampaknya terjadi ketika bagian otak tertidur sementara sebagian besar tetap terjaga.
Baca Juga
-
Simak, Ini Perbedaan Vaksin Sinovac, Sinopharm, Moderna dan AstraZeneca
-
Selain Bikin Bangkrut, Menurunnya Kekayaan Juga Bisa Picu Masalah Jantung
-
Hidung Mampet Jadi Gejala Covid-19, Gimana Cara Mengatasinya?
-
Prof Zubairi: Minggu Pertama Covid-19 Jadi Fase Paling Menular
-
Teknik Proning Bisa Bantu Tingkatkan Kadar Oksigen Pasien Covid-19
-
Pemerintah Terapkan PPKM Darurat, Apa Bedanya dengan Kebijakan Sebelumnya?
"Ketika kita lelah, kendali perhatian kita menjadi kacau. Pada saat yang sama, otak kita mulai menunjukkan aktivitas lokal yang menyerupai tidur sementara sebagian besar otak tampak jelas terjaga," catat para peneliti.
"Fenomena ini, yang dikenal sebagai tidur lokal, pertama kali terlihat pada hewan yang kurang tidur dan kemudian pada manusia," imbuh mereka.
Peneliti menemukan gelombang lambat lokal dapat memprediksi episode pikiran mengembara dan mengosongkan pikiran serta perubahan perilaku peserta selama penyimpangan perhatian ini.
Lokasi gelombang lambat membedakan apakah peserta sedang mengembara atau mengosongkan pikiran. Ketika gelombang lambat terjadi di bagian depan otak, partisipan memiliki kecenderungan untuk lebih impulsif dan pikiran mengembara.
Sementara itu, ketika gelombang lambat terjadi di bagian belakang otak, peserta menjadi lebih lamban, tidak memberikan tanggapan, dan pikiran kosong.
Tag
Terkini
- 5 Masalah di Area Mulut Bisa Jadi Tanda Gejala Diabetes, Apa Saja?
- Dialami Dhanar Jabro sebelum Meninggal, Ketahui Apa Saja Gejala Asam Lambung
- 5 Cara Sederhana untuk Meredakan Pegal Linu dan Nyeri Sendi, Coba Dulu sebelum Minum Obat
- 4 Kebiasaan agar Jantung Tetap Muda dan Sehat, Yuk Lakukan Mulai Sekarang
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
Berita Terkait
-
Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
-
Begadang dan Kurang Tidur Meningkatkan Risiko Penyakit Hati Berlemak
-
Pernah Lihat Orang Meninggal dalam Posisi Tidur? Ini Kata Dokter!
-
5 Penyebab Badan Sakit saat Bangun Tidur, Tak Cuma Salah Posisi
-
Tidur dengan Cahaya Redup Buruk Bagi Kesehatan Tubuh, Ini Sebabnya!
-
Susah Tidur Malam Karena Overthinking? Cobalah Lakukan Teknik Pernapasan Ini!
-
3 Latihan Pernapasan Ini Dapat Mengatasi Insomnia, Mau Coba?
-
Ada 3 Kemungkinan Penyebab Sakit di Bawah Tulang Rusuk Kanan, Apa Saja?
-
Tak Hanya Minum Kopi, Ini 5 Faktor yang Buat Anda Sulit Tidur Nyenyak!
-
Hentikan Kebiasaan Tidur dengan Kipas Angin Menyala, Ini 6 Efeknya Pada Tubuh!