Sabtu, 04 Mei 2024
Yasinta Rahmawati | Rosiana Chozanah : Jum'at, 19 Februari 2021 | 17:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Menurut peneliti dari Université Laval dan CHU de Québec-Université Laval Research Center, trombosit memainkan peran kunci dalam perkembangan lupus.

DNA ekstraseluler dalam darah pasien lupus menyebabkan reaksi inflamasi yang berhubungan dengan penyakit tersebut. Peneliti menunjukkan DNA ini sebagian berasal dari trombosit, yang fungsi umumnya adalah pembekuan darah.

"Lupus adalah penyakit autoimun yang menyebabkan peradangan kronis pada berbagai bagian tubuh, terutama sendi, kulit, otak, dan ginjal," kata penulis utama Éric Boilard, dilansir Medical Xpress.

Boilard menambahkan, penyakit ini menyerang 40 orang per 100.000 dan seringkali terdiagnosis antara usia 20 hingga 40 tahun. Lupus juga 9 kali lebih umum pada wanita daripada pria.

Salah satu penyebab umum dari reaksi parah lupus adalah adanya antibodi anti-DNA dalam darah.

Ilustrasi Sel Darah Merah (pixabay/qimono)

"Ketika DNA bersirkulasi dengan bebas di dalam darah, kompleks antigen-antibodi terbentuk dan terakumulasi di jaringan di mana lupus muncul," sambung Biolard.

Mekanisme pasti dari pembentukan antibodi anti-DNA masih belum diketahui. Tetapi kemungkinan besar DNA ekstraseluler adalah salah satu penyebab respon imun terhadap DNA.

Tim Boilard menganalisis sampel darah dari 74 pasien lupus dan menemukan trombosit adalah sumber DNA ekstraseluler.

"Tepatnya, DNA ada di dalam mitokondria trombosit. Sebagian besar DNA itu sebenarnya masih di dalam mitokondria, di dalam darah yang kami pelajari. Tubuh memproduksi antibodi yang menyerang mitokondria sekaligus DNA mitokondria karena menganggapnya sebagai musuh," lanjutnya.

Saat trombosit diaktifkan, mitokondria dan DNA di dalamnya dilepaskan.

"Namun, aktivasi ini tampaknya tidak terjadi saat trombosit memainkan fungsi umumnya, yakni mencegah pendarahan," tutur Biolard.

Menurutnya, jika ia dan timnya dapat menghentikan proses aktivasi ini, pelepasan mitokondria dan DNA mitokondria dapat dicegah, sehingga reaksi autoimun dalam lupus tidak terjadi.

BACA SELANJUTNYA

Penyakit Lupus Tak Perlu Ditakutkan, Ini yang Harus Dilakukan!