Minggu, 12 Mei 2024
Yasinta Rahmawati | Fita Nofiana : Jum'at, 22 Januari 2021 | 13:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Sebuah studi yang disusun Matthew Killingsworth, seorang senior di Penn's Wharton School yang mempelajari kebahagiaan manusia mencoba melacak hubungan antara uang dan kebahagiaan.

Melansir dari Medical Xpress, Killingsworth mengumpulkan 1,7 juta data dari lebih dari 33.000 peserta yang memberikan gambaran singkat tentang perasaan mereka selama kehidupan sehari-hari. Dalam studinya yang diterbitkan pada Proceedings of the National Academy of Sciences, Killingsworth menegaskan bahwa uang memang memengaruhi kebahagiaan.

Killingsworth melakukan sebagian besar pekerjaannya menggunakan teknik yang disebut pengambilan sampel pengalaman yang meminta orang untuk berulang kali mengisi survei singkat pada saat-saat yang dipilih secara acak sepanjang hari.

"Itu memberi tahu kita apa yang sebenarnya terjadi dalam kehidupan nyata orang-orang saat mereka menjalani kehidupan," ujar Killingswort.

"Proses ini memberikan gambaran berulang tentang kehidupan orang-orang yang secara kolektif memberi kita gambar komposit kehidupan mereka," katanya.

Ilustrasi perempuan bahagia. (Pexels)

Secara total, 33.391 pekerja usia 18 hingga 65 tahun di Amerika Serikat memberikan 1.725.994 laporan tentang kesejahteraan mental yang dialami. Killingsworth kemudian menghitung tingkat rata-rata kesejahteraan setiap orang dan menganalisis hubungannya dengan pendapatan mereka.

"Saya menemukan bahwa semua bentuk kesejahteraan mental terus meningkat seiring meningkatnya pendapatan, orang yang berpenghasilan lebih tinggi lebih bahagia, sebagian karena meningkatnya rasa aman dan kendali atas hidup mereka," ujar Killingswort.

"Ketika Anda memiliki lebih banyak uang, Anda memiliki lebih banyak pilihan tentang bagaimana menjalani hidup," imbuhnya.

Namun Killingswort menegaskan mungkin yang terbaik adalah tidak mendefinisikan kesuksesan dalam istilah moneter. 

"Saya juga menemukan bahwa orang yang menghasilkan lebih banyak uang bekerja lebih lama dan merasa lebih terdesak waktu," ujar Killingswort.

Meskipun penelitian tersebut menunjukkan bahwa pendapatan penting bagi kesejahteraan mental, Killingsworth juga tidak ingin  memaksakan gagasan bahwa orang harus lebih fokus pada uang. Faktanya, dia menemukan bahwa pendapatan hanyalah salah satu faktor penentu kebahagiaan yang sederhana bukan kebahagiaan secara keseluruhan dan kompleks.

BACA SELANJUTNYA

Remaja 12 Tahun Top Up Game Online Pakai Uang Sumbangan Pengobatan Kanker Sang Ayah