Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi yang bisa menyebabkan serangan jantung, karena membuat jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh.
Karena ini pula tekanan darah tinggi disebut sebagai "silent killer". Tapi, sejumlah penelitiaan selama bertahun-tahun telah menentang asumsi ini.
Satu studi menunjukkan dugaaan hubungan antara tekanan darah tinggi dan frekuensi serangan epistaksis.
Epistaksis adalah istilaah medis untuk pendarahan dari hidung, yang dikenal juga sebagai mimisan. Hubungaan antara epistaksis dan hipertensi adalah subyek kontroversi yang sudah berlangsung lama.
Baca Juga
Tujuan dari penelitiaan yang diterbitkan dalam Journal of the Saudi Heart Association, yakni mengevaluasi hubungan antara epistaksis dan hipertensi.
Penelitian yang dilakukan di olayaa Medical Center (Riyadh) selama 11 bulan ini melibatkan 80 pasien yang dibagi menjadi 2 kelompok.
Grup A terdiri dari 40 pasien yang mengalami epistaksis dan grup B terdiri 40 pasien yang bertugas sebagai kelompok kontrol.
Pemantauan tekanan darah rawat jalan (ABPM) dilakukan pada semua pasien selama 24 jam. Lalu, pasien ditindaklanjuti selama 3 bulan.
Pada akhir penelitian, ditemukaan angka serangan yang lebih tinggi pada pasien dengan riwayat hipertensi. Ada juga korelasi positif yang sangat signifikan antara jumlah serangan epistaksis dan tekanan darah tinggi.
Para peneliti menyimpulkan bahwa serangan epistaksis lebih tinggi pada pasien tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi juga membuat serangan epistaksis yang lebih kompleks.
Kondisi ini menunjukkan bahwa epistaksis lebih sulit dikendalikan pada pasien hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Satu-satunya cara untuk mengetahui tekanan darah tinggi adalah dengan cara memeriksakan tekanan darah Anda di dokter atau puskesmas.
"Semua orang dewasa di atas usia 40 tahun disarankan untuk memeriksakan tekanan darahnya, setidaknya selama 5 tahun," jelas NHS dikutip dari Express.
Menurut NHS, Anda juga bisa memeriksakan tekanan darah secara mandiri dengan monitor tekanan darah di rumah sendiri.
Terkini
- 5 Cara Sederhana untuk Meredakan Pegal Linu dan Nyeri Sendi, Coba Dulu sebelum Minum Obat
- 4 Kebiasaan agar Jantung Tetap Muda dan Sehat, Yuk Lakukan Mulai Sekarang
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
- Ingin Mulai Jalani Intermittent Fasting? Hindari 5 Kesalahan Berikut
- 5 Tips Mengembalikan Pola Makan Sehat setelah Puasa dan Lebaran
Berita Terkait
-
Benarkah Makan Daging Sebabkan Tekanan Darah Tinggi? Ini Kata Ahli!
-
Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak Dialami Jemaah Haji Indonesia
-
Sereal Ternyata Bisa Memicu Tekanan Darah Tinggi, Kok Bisa?
-
Hati-hati! Parasetamol Bisa Menyebabkan Tekanan Darah Tinggi, Begini Penjelasannya
-
Awas, Ini 5 Kondisi yang Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung
-
Kontrol Tekanan Darah Tinggi, Ini Jenis Daging yang Aman Dikonsumsi!
-
Jangan Minum Ibuprofen dan Obat Tekanan Darah Tinggi Bersamaan, Ahli Ungkap Risikonya!
-
Tekanan Darah Tinggi di Usia Muda Dapat Memperburuk Kesehatan Otak
-
Menjaga Tekanan Darah Pasca Lebaran, Penderita Hipertensi Bisa Terapkan Hal Ini
-
Jangan Asal, Olahraga Ini Justru Berbahaya Bagi Penderita Tekanan Darah Tinggi!