Senin, 29 April 2024
Yasinta Rahmawati | Shevinna Putti Anggraeni : Rabu, 09 Desember 2020 | 09:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi yang bisa menyebabkan serangan jantung, karena membuat jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh.

Karena ini pula tekanan darah tinggi disebut sebagai "silent killer". Tapi, sejumlah penelitiaan selama bertahun-tahun telah menentang asumsi ini.

Satu studi menunjukkan dugaaan hubungan antara tekanan darah tinggi dan frekuensi serangan epistaksis.

Epistaksis adalah istilaah medis untuk pendarahan dari hidung, yang dikenal juga sebagai mimisan. Hubungaan antara epistaksis dan hipertensi adalah subyek kontroversi yang sudah berlangsung lama.

Tujuan dari penelitiaan yang diterbitkan dalam Journal of the Saudi Heart Association, yakni mengevaluasi hubungan antara epistaksis dan hipertensi.

Ilustrasi tekanan darah tinggi [pixabay]

Penelitian yang dilakukan di olayaa Medical Center (Riyadh) selama 11 bulan ini melibatkan 80 pasien yang dibagi menjadi 2 kelompok.

Grup A terdiri dari 40 pasien yang mengalami epistaksis dan grup B terdiri 40 pasien yang bertugas sebagai kelompok kontrol.

Pemantauan tekanan darah rawat jalan (ABPM) dilakukan pada semua pasien selama 24 jam. Lalu, pasien ditindaklanjuti selama 3 bulan.

Pada akhir penelitian, ditemukaan angka serangan yang lebih tinggi pada pasien dengan riwayat hipertensi. Ada juga korelasi positif yang sangat signifikan antara jumlah serangan epistaksis dan tekanan darah tinggi.

Para peneliti menyimpulkan bahwa serangan epistaksis lebih tinggi pada pasien tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi juga membuat serangan epistaksis yang lebih kompleks.

Kondisi ini menunjukkan bahwa epistaksis lebih sulit dikendalikan pada pasien hipertensi atau tekanan darah tinggi.

Satu-satunya cara untuk mengetahui tekanan darah tinggi adalah dengan cara memeriksakan tekanan darah Anda di dokter atau puskesmas.

"Semua orang dewasa di atas usia 40 tahun disarankan untuk memeriksakan tekanan darahnya, setidaknya selama 5 tahun," jelas NHS dikutip dari Express.

Menurut NHS, Anda juga bisa memeriksakan tekanan darah secara mandiri dengan monitor tekanan darah di rumah sendiri.

BACA SELANJUTNYA

Jangan Minum Ibuprofen dan Obat Tekanan Darah Tinggi Bersamaan, Ahli Ungkap Risikonya!