Senin, 29 April 2024
Yasinta Rahmawati | Fita Nofiana : Senin, 07 Desember 2020 | 17:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Berbeda dengan laki-laki, perempuan mengalami frekuensi yang sangat berbeda dalam hal orgasme sata berhubungan seksual. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai alasan, seperti hasrat seksual, rasa sakit, hingga faktor psikologi.

Melansir dari Healthshots, sebuah penelitian yang terbit pada Journal of Sex & Marital Therapy menunjukkan bahwa stres dan kecemasan adalah penyebab paling umum di balik jarangnya perempuan mencapai klimaks.

Studi tersebut melaporkan bahwa 58 persen perempuan gagal mencapai klimaks karena stres, kecemasan, atau kombinasi keduanya.

Penelitian tersebut juga menemukan bahwa 48 persen perempuan mengalami lebih sedikit orgasme karena kurangnya gairah atau rangsangan. Faktor lainnya seperti citra tubuh negatif mencapai 28 persen.

Selain itu, nyeri dan kurangnya pelumasan mengakibatkan 25 persen perempuan tidak bisa mencapai klimaks.

Studi tersebut menekankan bahwa beberapa faktor yang disebutkan di atas saling terkait. Misalnya, Anda cenderung tidak terangsang saat Anda sangat stres.

Dalam hal ini, stres dan kecemasan sebelumnya dikaitkan dengan kurangnya gairah. Selain itu, perempuan yang memiliki masalah citra tubuh juga cenderung lebih menderita karena stres dan kecemasan.

Ilustrasi orgasme. [Shutterstock]

Sementara sebuah studi lain yang diterbitkan dalam Journal of Sexual Medicine menunjukkan bahwa hanya 62 persen dari perempuan heteroseksual yang mencapai orgasme. Tetapi, persentase orgasme pada perempuan lesbian mencapai orgasme hampir 75 persen.

Peneliti menekankan bahwa tidak ada jawaban tunggal untuk menjawab mengapa perempuan mengalami lebih sedikit orgasme ketimbang pria. Sebab faktor-faktor tersebut saling berkaitan satu sama lain. 

BACA SELANJUTNYA

Akibat Lutut Menekan Dada Saat Berhubungan Seks, Wanita Ini Hampir Meninggal