Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Sebuah studi baru menjelaskan pemicu pembekuan darah pada hampir setengah dari pasien Covid-19 yang ternyata berkaitan dengan antibodi. Pembekuan darah pada pasien parah virus corona Covid-19 sendiri berimbas pada berbagai masalah organ.
Melansir Medical Xpress, penyebab pembekuan darah adalah antibodi autoimun yang beredar di dalam darah malah menyerang sel dan memicu pembekuan di arteri, vena, dan pembuluh mikroskopis. Penggumpalan darah ini bisa jadi penyebab komplikasi yang mengancam jiwa seperti stroke.
Sementara pada paisen Covid-19, pembekuan mikroskopis dapat membatasi aliran darah di paru-paru dan mengganggu sirkulasi oksigen yang normal. Studi ini telah diterbitkan pada jurnal Science Translational Medicine.
"Hubungan antara autoantibodi dan Covid-19 tidak terduga," kata rekan penulis Yogen Kanthi, M.D., asisten profesor di Michigan Medicine Frankel Cardiovascular Center.
Baca Juga
-
Pria Harus Tahu, Ini Penyebab Wanita Pendarahan Usai Bercinta!
-
Gairan Seksual Pasangan Menurun? Cobalah Beri Kacang Ini setiap Hari!
-
Termasuk Pizza dan Jus Buah, Hindari 5 Makanan Paling Tak Sehat Ini
-
Disebut Cocok untuk Diet, 5 Makanan Ini Tak Efektif Turunkan Berat Badan
-
Orang Tak Pakai Masker Punya Sifat Antisosial, Ini Kata Peneliti Brasil!
-
5 Manfaat Kesehatan Bratawali, Tanaman yang Bisa Tingkatkan Kekebalan Tubuh
"Pada pasien dengan Covid-19, kami terus melihat siklus peradangan dan pembekuan darah tanpa henti di dalam tubuh, sekarang kami belajar bahwa autoantibodi bisa menjadi penyebab pembekuan dan pembengkakan darah yang membuat pasien lebih parah," imbuhnya.
Para peneliti juga menemukan bahwa sekitar setengah dari pasien yang mengalami sakit parah akibat Covid-19 juga menunjukkan kombinasi antibodi berbahaya dan neutrofil tingkat tinggi di mana bisa merusak sel darah putih.
"Kami belum tahu apa yang memicu tubuh memproduksi antibodi ini, jadi langkah selanjutnya adalah penelitian tambahan untuk mengidentifikasi pemicu dan target antibodi," kata rekan penulis Jason Knight, M.D., Ph.D., seorang ahli reumatologi di Michigan Medicine.
Terkini
- 5 Cara Sederhana untuk Meredakan Pegal Linu dan Nyeri Sendi, Coba Dulu sebelum Minum Obat
- 4 Kebiasaan agar Jantung Tetap Muda dan Sehat, Yuk Lakukan Mulai Sekarang
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
- Ingin Mulai Jalani Intermittent Fasting? Hindari 5 Kesalahan Berikut
- 5 Tips Mengembalikan Pola Makan Sehat setelah Puasa dan Lebaran
Berita Terkait
-
Wacana Vaksin Booster ke-2 Berbayar, Seginikah Biayanya?
-
Wacana Vaksin Booster ke-2 Berbayar, Seginikah Biayanya?
-
Kasus Pertama, Pria Ini Terinfeksi Covid-19, Cacar Monyet dan HIV Bersamaan!
-
Mengenal Gejala Gangguan Pembekuan Darah yang Bisa Berakibat Fatal
-
Curhatan Pasien Cacar Monyet tentang Gejala yang Dialami: Sangat Menyakitkan
-
Infeksi Cacar Monyet 100 Kali Lebih Menyakitkan Daripada Covid-19, Ini Pengakuan Penyintas!
-
Ilmuwan Bikin Perman Karet yang Bisa Memerangkap Virus Corona di Mulut
-
Ilmuwan Akhirnya Menemukan Sumber Pertama Pandemi Covid-19, Benar di Wuhan?
-
Baik Divaksin atau Tidak, Covid-19 Bisa Menginfeksi Ulang Secara Cepat
-
Jangan Lengah, WHO Ingatkan Pandemi Covid-19 Masih Darurat Kesehatan Global!