Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Selama pandemi Covid-19, masalah kesehatan mental di tengah keadaan yang tidak pasti mulai dikhawatirkan. Apalagi masalah mental yang disebabkan oleh pandemi lebih banyak menyerang anak muda.
Melansir dari India Times, survei yang dilakukan Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) menyatakan bahwa 50 persen anak muda menalami gejala kecemasan dan depresi. Survei ini telah diterbitkan dalam laporan berjudul 'Youth and Covid-19: impact on job, education, rights and mental well-being'.
Survei ILO dilakukan pada 12.000 peserta yang berasal dari 112 negara. Sebagian besar dari mereka adalah anak muda terpelajar yang memiliki akses internet dengan umur 18 hingga 29 tahun.
Pada survei tersebut, para peserta diminta untuk menjelaskan berbagai faktor penyabab keluhan mental seperti masalah pekerjaan, pendidikan, kesehatan mental, dan kesejahteraan sosial. Dalam hal ini, banyak peserta yang mencatat lebih dari satu faktor penyebab masalah mental.
Baca Juga
-
Catat! Begini Cara Menangkal Masalah Mata akibat Keseringan Main Gawai
-
Tak Hanya Obesitas, Keguguran Bisa Tingkatkan Risiko Diabetes Tipe 2
-
Wanita Perlu Buang Celana Dalam Setiap 6-12 Bulan Sekali, Ini Saran Ahli!
-
Olahraga Intensif Berlebihan Justru Membuat Tubuh Rentan Terinfeksi Virus
-
Ketahui Bahaya Oral Seks, Ada Beberapa Risiko Kesehatan
-
Jumlah Rata-Rata Orang Dewasa Berhubungan Seks selama Setahun, Penasaran?
Pada laporan penelitian itu menunjukkan bahwa banyak peserta didik yang merasa ketinggalan pelajaran karena harus belajar secara daring. Sementara bagi mereka yang sudah bekerja, banyak yang berhenti, mengalami kerugian, masalah bekerja di rumah, dan jam kerja yang diperpanjang.
Hampir 50 persen para pelajar mengatakan bahwa mereka takut pandemi akan menunda pendidikan mereka, sementara 9 persen mengatakan takut gagal dalam ujian. Hal ini menjadi salah satu pendorong tekanan mental bagi usia pelajar.
Laporan itu juga menunjukkan perbedaan yang tampak antara pria dan wanita. Peserta wanita cenderung lebih mengalami masalah mental terutama yang berusia antara 18-24 tahun.
Studi ILO menunjukkan jika masalah mental tidak tertangani, maka dunia bisa menghadapi krisis kesehatan bahkan setelah pandemi berakhir. Kondisi ini juga dapat berdampak pada kualitas hidup dan memperburuk faktor-faktor yang berkontribusi pada kesejahteraan hidup.
Terkini
- 5 Cara Sederhana untuk Meredakan Pegal Linu dan Nyeri Sendi, Coba Dulu sebelum Minum Obat
- 4 Kebiasaan agar Jantung Tetap Muda dan Sehat, Yuk Lakukan Mulai Sekarang
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
- Ingin Mulai Jalani Intermittent Fasting? Hindari 5 Kesalahan Berikut
- 5 Tips Mengembalikan Pola Makan Sehat setelah Puasa dan Lebaran
Berita Terkait
-
Benarkah Aborsi Bikin Wanita Gangguan Mental? Ini Faktanya Menurut Penelitian
-
Ingin Punya Kesehatan Mental yang Bagus? Hiatus dari Media Sosial selama Seminggu Saja!
-
Jangan Lengah, WHO Ingatkan Pandemi Covid-19 Masih Darurat Kesehatan Global!
-
Ada Orang Belum Pernah Terinfeksi Virus Corona Covid-19, Ahli Ungkap Penyebabnya!
-
Demi Hal Ini, Selena Gomez Sudah Berhenti Bermain Media Sosial Sejak 4,5 Tahun Lalu
-
Tidak Hanya Fisik, Covid-19 Ringan Juga Bisa Menyebabkan Masalah Kesehatan Mental
-
Manusia Punya 6 Indera, Fungsi yang Keenam Sangat Penting
-
Kekerasan Emosional Dapat Menyebabkan Depresi dan Rendahnya Harga Diri
-
Menulis Jurnal Setiap Hari Baik untuk Kesehatan Mental!
-
WHO: Pandemi Virus Corona Bisa Berakhir Tahun Ini, Asalkan...