Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Seorang pasien Ruang Gawat Darutat (IGD) di Chicago yang sembuh dari Covid-19 ditolak untuk melakukan donor plasma darah gara-gara gay. Padahal, donor plasma sangat dibutuhkan untuk melawan pandemi.
Dilansir dari Insider, Dillon Barron yang bekerja di sebuah rumah sakit di sisi utara Chicago, mengatakan kepada CBS Chicago bahwa ia dan partnernya ingin menyumbangkan plasma setelah pulih dari Covid-19.
Dia mengatakan bahwa darah mereka kaya akan antibodi yang dapat membantu pasien lain melawan virus. "Kami berada di posisi yang bisa menyelamatkan hidup," kata Barron.
Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) menyebut pria yang berhubungan seks dengan pria lain dilarang menyumbangkan darah kecuali mereka sudah tidak melakukan hubungan seks selama tiga bulan.
Baca Juga
-
Mudah! Begini Cara Pencegahan Bakteri Listeria
-
Wanita di Amerika Justru Ingin Menunda Kehamilan selama Pandemi Covid-19
-
Dapatkah Bakteri Listeria Menyebabkan Kematian?
-
Duduk di Area Lorong Kantor Berisiko Tertular Covid-19, Ini Penyebabnya
-
Peneliti: Vaksin Covid-19 Mungkin Tidak Efektif untuk Kelompok Lansia
-
Studi: Polusi Udara Terkait Penyakit Kardiovaskular, Terutama Stroke!
Hingga April, FDA melarang laki-laki yang melakukan hubungan seks dengan laki-laki dalam satu tahun terakhir untuk menyumbangkan darah. Tetapi badan tersebut mempersingkat periode waktu menjadi tiga bulan untuk membantu mendorong lebih banyak donor darah selama wabah vurus corona.
Padahal CBS Chicago melaporkan bahwa bank darah telah kehilangan ratusan ribu liter darah dengan melarang pria gay mendonorkan darah mereka.
"Itu tidak akan tersedia karena kefanatikan atau kemalasan orang-orang yang tidak percaya pada sains," kata partner Barron, Eric Seelbach, kepada CBS Chicago.
Pria yang berhubungan seks dengan pria telah dilarang menyumbangkan darah sejak tahun 1985. Aturan itu diberlakukan untuk membantu menghentikan penyebaran HIV.
Anu Hazra, seorang dokter penyakit menular di Universitas Chicago dan seorang staf dokter di Pusat Kesehatan Howard Brown, mengatakan kepada bahwa larangan tersebut didasarkan pada pedoman dari empat dekade yang lalu. Sementara saat itu penyaringan dan pengujian belum sebaik sekarang.
Hazra juga mengatakan bahwa saat ini tidak ada ilmu yang mendukung kebijakan pelarangan pria yang melakukan hubungan seks dengan pria untuk menyumbang darah mereka.
Ia menegaskan, bahwa seharusnya tidak ada komunitas spesifik yang dilarang untuk menyumbang tapi lebih pada penilaian risiko individu.
"Harusnya lebih pada penilaian risiko individu untuk setiap donor, terlepas dari apakah mereka gay atau straight," kata Hazra.
Terkini
- 5 Masalah di Area Mulut Bisa Jadi Tanda Gejala Diabetes, Apa Saja?
- Dialami Dhanar Jabro sebelum Meninggal, Ketahui Apa Saja Gejala Asam Lambung
- 5 Cara Sederhana untuk Meredakan Pegal Linu dan Nyeri Sendi, Coba Dulu sebelum Minum Obat
- 4 Kebiasaan agar Jantung Tetap Muda dan Sehat, Yuk Lakukan Mulai Sekarang
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
Berita Terkait
-
Wacana Vaksin Booster ke-2 Berbayar, Seginikah Biayanya?
-
Wacana Vaksin Booster ke-2 Berbayar, Seginikah Biayanya?
-
Kasus Pertama, Pria Ini Terinfeksi Covid-19, Cacar Monyet dan HIV Bersamaan!
-
Bintang Porno Gay Terinfeksi Cacar Monyet, Begini Awal Gejalanya!
-
Verrell Bramasta Sempat Dituding Gay, Kenali Ciri-cirinya!
-
Curhatan Pasien Cacar Monyet tentang Gejala yang Dialami: Sangat Menyakitkan
-
Infeksi Cacar Monyet 100 Kali Lebih Menyakitkan Daripada Covid-19, Ini Pengakuan Penyintas!
-
Ilmuwan Bikin Perman Karet yang Bisa Memerangkap Virus Corona di Mulut
-
Ilmuwan Akhirnya Menemukan Sumber Pertama Pandemi Covid-19, Benar di Wuhan?
-
Baik Divaksin atau Tidak, Covid-19 Bisa Menginfeksi Ulang Secara Cepat