Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Selama pandemi Covid-19, banyak wanita dan pasangannya di Amerika Serikat memutuskan untuk menunda kehamilan.
Dalam sebuah survei terhadap 2.000 wanita yang aktif secara seksual yang dilakukan pada awal Mei, organisasi hak-hak reproduksi Institut Guttmacher menemukan 34% responden ingin menunda kehamilan atau menambah anak karena pandemi.
Survei juga menemukan sepertiga wanita mengalami kesulitan mengakses layanan kesehatan atau alat kontrasepsi. Presentase ini lebih tinggi di antara komunitras minoritas dan berpenghasilan rendah.
"Gangguan mengakses perawatan yang dibutuhkan ini dapat mengakibatkan hambatan berkelanjutan untuk mendapatkan kontrasepsi yang diinginkan, peningkatan kehamilan di antara wanita yang ingin menghindarinya serta menunda pemeriksaan dan pengobatan kanker serviks dan IMS," kata penulis studi ini.
Baca Juga
"Semua hasil ini membawa konsekuensi kesehatan, sosial dan ekonomi yang negatif," sambung mereka, dikutip dari Insider.
Keinginan untuk menunda kehamilan atau menambah anak dapat disebabkan oleh banyak faktor, seperti kehilangan pekerjaan, klinik kesehatan yang ditutup, kekhawatiran paparan virus corona di klinik atau rumah sakit, dan ketidaktahuan pengaruh virus corona pada wanita hamil dan calon buah hati mereka.
Haley Neidich, seorang terapis di Florida, mengatakan bahwa ia dan suaminya berhenti berusaha menambah anak sejak akhir Maret karena kurangnya dukungan langsung (dari segala aspek) yang ia miliki jika hamil.
"Kehamilan itu sulit, terutama trimester pertama, dan saya membutuhkan sistem pendukung saya di sini dengan fisik saya untuk bisa melewatinya dan masih menjadi ibu yang baik bagi putri saya," katanya.
Berbeda dengan di Amerika, menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional ( BKKBN) ada lebih dari 400.000 kehamilan tak direncanakan di Indonesia selama pandemi virus corona Covid-19 ini.
Tidak hanya itu, penggunaan alat kontrasepsi juga berkurang.
"Beberapa angka yang kita amati kalau kita bandingkan dengan tahun 2019 Januari sampai April 2020 ini menurun. Kalau dilihat tahun 2019 itu 13,3 juta, sekarang 2020 hanya 12,1 juta yang terjadi karena adanya Covid-19 ini, sangat signifikan bagi BKKN ini," ujar dr. Hasto Wardoyo, SP, Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKN).
Putusnya penggunaan alat kontrasepsi inilah yang memicu kehamilan. Masing-masing alat kontrasepsi memiliki peluang kehamilan jika terputus.
Terkini
- 5 Fakta Menarik Olahraga Pole Dance yang Dilakukan Azizah Salsha
- Kate Middleton Umumkan Dirinya Menderita Kanker, Tepis Semua Konspirasi Liar yang Beredar
- Ovarium Kiri Kiky Saputri Diangkat karena Kista, Masih Adakah Peluang Hamil di Kondisi Ini?
- Takut ASI Berkurang Drastis saat Puasa? Begini Kata Dokter
- Wulan Guritno Berhenti Konsumsi Gula, Manfaatnya Tak Cuma Bikin Kulit Lebih Kenyal Lho
- Seperti Dialami BCL, Ini 5 Penyebab Perut Buncit pada Wanita
- Mengenal Sindrom Stevens-Johnson yang Dialami Kartika Putri, Wajahnya Dipenuhi Luka Melepuh
- Agar Ibu dan Bayi Tetap Sehat, Ketahui 5 Cara Mengatasi Baby Blues
- 3 Manfaat Pilates, Olahraga yang Rutin Dilakukan Bunga Citra Lestari
- Celine Dion Alami Stiff Person Syndrome, Apa Itu?
Berita Terkait
-
Tak Pernah Merokok, Pasangan Suami Istri Ini Idap Kanker Paru-paru Stadium 4!
-
Tanda Kamu Pacaran Sama Penderita Gangguan Kepribadian Ambang, Mereka Takut Ditolak!
-
Amerika Serikat Mencatat Kasus Pertama Infeksi Virus Corona Varian Omicron
-
Pentingnya Edukasi tentang KB, Kepala BKKBN Beri Imbauan
-
Bisa Jadi Alternatif Kondom, Yuk Lebih Mengenal Kontrasepsi Spons
-
Sinar UV Tak Selalu Buruk, Bisa Tingkatkan Gairah Romantis Pasangan
-
Jangan Tertipu, Menurut Psikolog Pria dengan Ciri Berikut Harus Dihindari
-
Pasangan Tak Jaga Kebersihan Gigi, Waspada Berciuman Bisa Picu Masalah
-
Studi: Mayoritas Pasangan Tetap Puas pada Hubungan Usai Jadi Orangtua
-
Studi: Hubungan Romantis yang Berawal Teman Cenderung Awet dan Bahagia