Selasa, 30 April 2024
Yasinta Rahmawati | Rosiana Chozanah : Rabu, 17 Juni 2020 | 09:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Sensasi ketagihan yang dimaksud adalah perasaan saat jantung berdegup kencang, senang, rindu, berbunga-bunga. Hal-hal inilah yang membuat orang bucin ingin terus melakukan sesuatu hanya untuk merasakan sensasi tersebut.

Tidak hanya itu, orang yang bucin juga dapat menunjukkan perilaku berjarak dengan realita, meningkatnya toleransi, sensasi withdrawal, hingga memicu kekambuhan, seperti yang dipaparkan dalam makalahnya.

Pada kasus perilaku bucin yang ekstrem, Olphi mengatakan seseorang dapat melakukan hal-hal berisiko, yang juga terjadi pada pecandu zat adiktif.

"Udah banyak lah ya contoh kasus demi cinta, seseorang melakukan tindak kejahatan (cth: membunuh) atau tindakan dgn pengorbanan luar biasa."

Hal ini juga dikatakan oleh antropolog biologi di Rutgers University, Helen E. Fisher, "cinta adalah candu".

Ilustrasi jatuh cinta (shutterstock)

"Ini adalah kecanduan yang sangat kuat ketika semuanya berjalan dengan baik dan kecanduan yang sangat mengerikan ketika semuanya berjalan buruk," jelas Fisher, dikutip Live Science.

Sedangkan berdasarkan penelitian oleh profesor psikologi di State University of New York (SUNY) Stony Brook, Arthur Aron, PhD, perasaan cinta yang intens memengaruhi otak dengan cara yang sama seperti zat adiktif, misalnya kokain atau penghilang rasa sakit yang kuat.

"Alasan orang begitu tertarik pada kokain adalah karena mengaktifkan area otak yang membuat Anda merasa baik. Tempat sistem hadiah yang sama diaktifkan ketika orang-orang mengalami keinginan kuat akan cinta romantis," tuturnya, dilansir WebMD.

Itulah sebabnya, Olphi menyarankan untuk mencintai sewajarnya.

"Bukan bucinnya yg berbahaya tapi ketidakmampuan utk kontrol diri yg bikin kita kehilangan nikmatnya mencintai secara sehat," tandasnya.

BACA SELANJUTNYA

Pulih dari Perceraian Memang Sulit, Begini Fase Penyembuhannya!