Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Peneliti menyebutkan, wabah Ebola yang terjadi baru-baru ini kemungkinan telah dimulai dari peristiwa pelimpahan penularan dari hewan yang terinfeksi. Penelitian tersebut telah diterbitkan di Virological.org, sebuah evolusi molekuler dan forum epidemiologi.
Dilansir dari CGTN, penelitian tersebut dilakukan oleh tim dari laboratorium penelitian biomedis Kongo.
Pihak berwenang negara itu pada hari Senin (8/6/2020) telah melaporkan sembilan infeksi Ebola di kota barat laut Mbandaka, Republik Demokratik Kongo. Pihak otoritas telah mengatakan penularan tampaknya berbeda dari wabah virus Ebola yang telah mengamuk sejak 2018.
Melalui laporan tersebut, kini ada 12 orang telah ditemukan terinfeksi Ebola dalam wabah baru penyakit mematikan di Republik Demokratik Kongo. Enam di antaranya telah meinggal dunia.
Baca Juga
-
Mirip Covid-19, Penyakit Legionnaires Disebut Jadi Wabah Selanjutnya
-
Wajib Waspada, Ketahui Penyebab Anak Alami Kejang Demam Berulang
-
Studi: Pelanggar Pedoman Kesehatan Pandemi Cenderung Bersifat Psikopati
-
Anak Bertanya Soal Perceraian? Psikolog Beri Saran Cara Menjawabnya
-
WHO: Orang Tanpa Gejala Tidak Mendorong Naiknya Kasus Virus Corona
-
Anak Tidak Mau Pakai Masker? Begini Cara Tepat Membujuknya!
Dalam laporan situasi, WHO mengatakan 300 orang di Mbandaka dan provinsi Equateur sekitarnya telah divaksinasi.
Para pejabat kesehatan mengatakan vaksinasi dan upaya penahanan yang cepat termasuk stasiun cuci tangan bergerak dan kampanye pendidikan dari pintu ke pintu mulai dilakukan.
"Wabah ini adalah pengingat bahwa #COVID19 bukan satu-satunya ancaman kesehatan yang dihadapi orang," tulis Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus melalui akun Twitternya.
Melansir dari Everyday Health, Ebola adalah penyakit menular yang berasal dari Afrika. Penyakit itu berasal dari keluarga virus yang dikenal sebagai Filoviridae.
Penyakit-penyakit ini menyebabkan demam berdarah, suatu kondisi serius yang dapat menyebabkan pendarahan hebat, kegagalan organ, dan kematian.
Sejak Ebola ditemukan pada tahun 1976, beberapa wabah telah terjadi, terutama di Afrika. Wabah paling besar terjadi antara 2014, 2016, dan Agustus 2018.
Terkini
- 5 Cara Sederhana untuk Meredakan Pegal Linu dan Nyeri Sendi, Coba Dulu sebelum Minum Obat
- 4 Kebiasaan agar Jantung Tetap Muda dan Sehat, Yuk Lakukan Mulai Sekarang
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
- Ingin Mulai Jalani Intermittent Fasting? Hindari 5 Kesalahan Berikut
- 5 Tips Mengembalikan Pola Makan Sehat setelah Puasa dan Lebaran
Berita Terkait
-
Bisa Sebabkan Wabah, Begini Cara Penularan Virus Marburg
-
Risiko Kematian Akibat Virus Marburg 88 Persen, Kenali Gejalanya!
-
WHO Laporkan Kasus Virus Marburg yang Sangat Menular dan Mirip Ebola
-
WHO Bikin Daftar Patogen yang Bisa Mengancam Manusia di Masa Depan
-
Penyintas Ebola Punya Gejala yang Sama dengan Long Covid-19
-
Ilmuwan Prediksi akan Muncul Penyakit X, Bisa Sebabkan Pandemi Mematikan
-
Sama-Sama Menular, Ahli Ungkap Perbedaan Mencolok Covid-19, Mers, dan Ebola
-
Kasus Naik, WHO Kekurangan Dana untuk Tangani Ebola di Kongo
-
Mewabah Lagi di Kongo, Berbagai Hal yang Perlu Anda Ketahui tentang Ebola
-
Vaksin Covid-19 Diprediksi Selesai dalam 18 Bulan, Apakah Realistis?