Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Covid-19 secara khusus menargetkan paru-paru, namun kerusakan yang ditimbulkannya dapat meliputi organ utama lainnya, terutama otak.
Temuan baru menunjukkan pasien Covid-19 yang sedang dalam perawatan bisa mengalami delirium. Hal ini lebih sering terjadi pada mereka yang mendapat perawatan di intensive care unit alias ICU.
“Banyak pasien Covid-19 telah dilaporkan memiliki gejala neurologis, seperti sakit kepala, kebingungan, kejang, dan bahkan stroke,” kata Dr. Halim Fadil, spesialis neurologis dan gangguan pergerakan di Texas Health Arlington Memorial Hospital pada Healthline.
Dilansir dari Heathline, penelitian baru menunjukkan bahwa pengobatan Covid-19 dengan alat bantuan hidup juga memicu gangguan delirium.
Baca Juga
-
Ayah Nikita Willy Meninggal akibat Sakit Jantung, Ketahui Gejalanya!
-
Kenali Asma pada Orang Tua, Riwayat Penyakit yang Diidap Didi Kempot
-
Pertolongan Pertama pada Henti Jantung, Kondisi yang Dialami Didi Kempot
-
Mengenal Henti Jantung Didi Kempot, Ini Bedanya dengan Serangan Jantung!
-
Bahaya Toxic Relationship pada Kesehatan Mental, Kenali Tandanya
-
3 Tips dari Ahli Fisioterapi agar Tetap Sehat selama Work From Home
"Delirium adalah perubahan akut dan berfluktuasi dari kesadaran dan kognisi," jelas Fadil.
Gejalanya meliputi halusinasi hingga kesulitan ingatan
Pengobatan untuk orang dengan gejala Covid-19 parah sering bergantung pada ventilator untuk membantu bernafas dan tetap hidup.
Namun, langkah-langkah penyelamatan itu juga mendatangkan efek samping yang meliputi kebingungan, ketidakmampuan untuk memahami apa yang terjadi di sekitar, dan ketidakmampuan untuk fokus.
Gejala itu umumnya mempengaruhi orang di unit perawatan intensif (ICU) dengan ventilator, gejala ini menunjukkan kondisi otak akut yang disebut "ICU Delirum".
"Pasien dengan delirium mungkin mengalami halusinasi pendengaran, halusinasi visual, disorientasi waktu dan ruang, agitasi, agresi, tingkat kesadaran yang berfluktuasi, dan gangguan siklus tidur-bangun," kata Dr. Kevin Conner, ahli saraf di Texas Health Arlington Memorial Hospital .
Conner menjelaskan, bahwa kelelahan paru-paru dapat menyebabkan ventilasi yang buruk dan mengarah pada penumpukan karbon dioksida. "Itu dapat menyebabkan kekacauan metabolisme, kebingungan, dan mengantuk," kata Conner.
Menurut Conner, pasien dengan delirium juga dapat mengalami kesulitan memori dan bicara yang tangensial, tidak terorganisir, atau tidak koheren.
Studi menunjukkan bahwa sepertiga hingga lebih dari 80 persen pasien ICU mengalami delirium. Orang dengan delirium ICU juga lebih cenderung memiliki kerusakan kognitif jangka panjang.
Conner mengatakan mayoritas pasien di ICU akan mengalami beberapa tingkat delirium selama perawatan mereka. "Delirium dapat disebabkan oleh penyakit parah, seperti sepsis, demam, infeksi, kegagalan organ, dan sebagainya," ujar Conner.
Dia menambahkan bahwa Covid-19 dapat menyebabkan delirium dengan memengaruhi paru-paru dan mengurangi oksigen ke otak. Sementara itu, demam tinggi yang disebabkan oleh virus juga beriko menimbulkan delirium.
Fadil mengatakan virus corona kemungkinan memiliki kemampuan neuro-invasif, karena virus corona lain telah ditemukan menyerang otak. Banyak pasien Covid-19 dilaporkan memiliki gejala neurologis, seperti sakit kepala, kebingungan, kejang, dan bahkan stroke.
Terkini
- 5 Cara Sederhana untuk Meredakan Pegal Linu dan Nyeri Sendi, Coba Dulu sebelum Minum Obat
- 4 Kebiasaan agar Jantung Tetap Muda dan Sehat, Yuk Lakukan Mulai Sekarang
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
- Ingin Mulai Jalani Intermittent Fasting? Hindari 5 Kesalahan Berikut
- 5 Tips Mengembalikan Pola Makan Sehat setelah Puasa dan Lebaran
Berita Terkait
-
Wacana Vaksin Booster ke-2 Berbayar, Seginikah Biayanya?
-
Wacana Vaksin Booster ke-2 Berbayar, Seginikah Biayanya?
-
Kasus Pertama, Pria Ini Terinfeksi Covid-19, Cacar Monyet dan HIV Bersamaan!
-
Curhatan Pasien Cacar Monyet tentang Gejala yang Dialami: Sangat Menyakitkan
-
Infeksi Cacar Monyet 100 Kali Lebih Menyakitkan Daripada Covid-19, Ini Pengakuan Penyintas!
-
Ilmuwan Bikin Perman Karet yang Bisa Memerangkap Virus Corona di Mulut
-
Ilmuwan Akhirnya Menemukan Sumber Pertama Pandemi Covid-19, Benar di Wuhan?
-
Baik Divaksin atau Tidak, Covid-19 Bisa Menginfeksi Ulang Secara Cepat
-
Jangan Lengah, WHO Ingatkan Pandemi Covid-19 Masih Darurat Kesehatan Global!
-
Kontrol Dampak Gejala Long Covid-19, Konsumsi 5 Jenis Makanan Ini!