Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Pandemi Covid-19 sudah berlangsung hingga tiga bulan lebih sejak Desember 2019 lalu. Hingga Minggu (5/4/2020) kemarin, jumlah korban meninggal secara global hingga lebih dari 64 ribu, hampir 1,2 juta kasus dan sembuh 246 ribu pasien.
Meski sudah berbulan-bulan, nyatanya masih banyak hal yang masih harus digali dari virus corona baru ini oleh para ilmuwan. Setiap hari mereka melakukan penelitian demi mencari tahu seluk beluk dari SARS-CoV-2 ini.
Dilansir The Health Site, berikut sejumlah penelitian baru yang ditemukan beberapa minggu ini.
1. Transmisi tetesan pernapasan dari Sars-CoV-2 mungkin lebih jauh dari 2 meter
Baca Juga
-
Peneliti: Kondisi Pasien Corona Covid-19 Paling Menular Usai Timbul Gejala
-
Peneliti Sebut 3 Alasan Persentase Kematian Covid-19 Indonesia Tinggi
-
Koma 10 Hari karena Corona Covid-19, Pria Ini Tak Ingat Istri dan Anak!
-
Bermula dari China, Awal Penyebaran Virus Corona ke Seluruh Dunia
-
Apakah Virus Corona Bertahan Hidup di Air Minum?
-
Pakai Masker saat Pandemi Corona Covid-19, Dokter Kulit Sarankan Hal Ini
Peneliti dari MIT mengungkapkan virus corona baru bisa melakukan 'perjalanan' hingga 8 meter setelah seseorang yang terinfeksi bersin atau batuk.
Mereka juga menambahkan pedoman jarak fisik oleh WHO dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mungkin tak cukup untuk menahan penyebaran penyakit ini.
Laporan yang terbit pada Journal of American Medical Association juga mencatat pedoman jarak fisik yang digunakan oleh WHO dan CDC adalah dari model masa lampau pada 1930-an.
Pada kenyataannya, kata peneliti, tetesan dari semua ukuran dapat menempuh jarak 7 hingga 8 meter, dan membawa patogen.
2. Penggunaan vaksin TB untuk penyembuhan
Peneliti dari New Yrok Institute of Technology mengatakan, "Negara dengan kebijakan wajib untuk vaksinasi TB (bacillus Calmette-Guerin (BCG)) mencatat lebih sedikit kematian akibat virus corona baru dibanding dengan negara yang tidak mempunyai kebijakan itu."
Meskipun begitu, sejauh ini hanya kolerasi yang terlihat, para ahli dari enam negara telah memulai uji coba dengan memberikan profesional kesehatan vaksin BCG untuk memastikan apakah dapat menjadi metode pengobatan eksperimental dari Covid-19.
3. AI memprediksi siapa yang berisiko mengalami komplikasi parah
Alat eksperimental Artificial Inteligence (AI) akan membantu dokter memprediksi pasien Covid-19 yang baru terinfeksi apakah bisa mengembangkan penyakit parah atau tidak.
Alat ini didasarkan pada alogaritma pembelajaran mesin. Ini bakal mencegah sebanyak mungkin kasus ringan berkembang menjadi parah dan kritis.
Studi untuk mengembangkan alat ini dilakukan oleh para ahli di Grossman School of Medicine dan the Courant Institute of Mathematical Sciences of New York University, bersama dengan dokter dari Wenzhou Central Hospital dan Cangnan People’s Hospital di China.
Studi ini telah terbit dalam jurnal Computers, Materials & Continua.
Terkini
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
- Ingin Mulai Jalani Intermittent Fasting? Hindari 5 Kesalahan Berikut
- 5 Tips Mengembalikan Pola Makan Sehat setelah Puasa dan Lebaran
- Simvastatin Jadi Obat Andalan Penderita Kolesterol saat Lebaran, Ketahui Aturan Minumnya
- 5 Makanan Khas Lebaran yang Bikin Asam Urat Kambuh, Ingat Konsumsi Secukupnya
- Ketahui Perbedaan Jantung Berdebar karena Cemas vs Aritmia, Ada Gejala Khas
Berita Terkait
-
Wacana Vaksin Booster ke-2 Berbayar, Seginikah Biayanya?
-
Wacana Vaksin Booster ke-2 Berbayar, Seginikah Biayanya?
-
Kasus Pertama, Pria Ini Terinfeksi Covid-19, Cacar Monyet dan HIV Bersamaan!
-
Curhatan Pasien Cacar Monyet tentang Gejala yang Dialami: Sangat Menyakitkan
-
Infeksi Cacar Monyet 100 Kali Lebih Menyakitkan Daripada Covid-19, Ini Pengakuan Penyintas!
-
Ilmuwan Bikin Perman Karet yang Bisa Memerangkap Virus Corona di Mulut
-
Ilmuwan Akhirnya Menemukan Sumber Pertama Pandemi Covid-19, Benar di Wuhan?
-
WHO Memperkenalkan Vaksin Malaria Pertama di Dunia, akan Mulai Diuji di 3 Negara Ini
-
Baik Divaksin atau Tidak, Covid-19 Bisa Menginfeksi Ulang Secara Cepat
-
Jangan Lengah, WHO Ingatkan Pandemi Covid-19 Masih Darurat Kesehatan Global!