Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Selama pandemi, kontak manusia secara harfiah adalah ancaman terbesar, padahal manfaatnya untuk kesehatan juga sama besarnya. Pada dasarnya, manusia menyukai kontak fisik yang konsensual dengan orang lain pun soal kebersaaman secara langsung. Hal itu yang disebut para peneliti membuat karantina akibat Covid-19 menjadi begitu sulit bagi banyak orang.
"Tak semua orang menyukai situasi ini, beberapa orang memang membenci berada di sekitar orang banyak. Tetapi kebanyakan orang, bersama dengan banyak orang lain menciptakan kesenangan fisiologis, endorfin, dan lain-lain," kata Michael Muthukrishna, asisten profesor Psikologi Ekonomi di London School of Economics and Political Sciece pada CNN.
Menurut Muthukrishna, kebersamaan secara langsung dapat meningkatkan hormon di otak dan tubuh, seperti endorfin, serotonin, dan oksitosin. Beberapa hormon tersebut pada dasarnya bakal memberi perasaan bahagia dan cinta.
Sayangnya wabah virus corona malah membuat saling menjauh secara fisik sebagai bentuk kasih sayang. Memang konektivitas dengan orang lain masih dapat dilakukan via online. Namun, kualitasnya tetap tidak sama saat bertemu secara langsung.
Baca Juga
-
Efektif untuk Antivirus, Minyak Kelapa Direkomendasikan Jadi Obat Covid-19
-
Manis Menyegarkan, Buah Naga Mengandung Lebih Sedikit Gula
-
Apakah Virus Corona Bertahan Hidup di Air Minum?
-
Nyeri Otot Bisa Jadi Tanda Corona Covid-19, Ini Temuan Peneliti
-
Hilang Indra Penciuman Bisa Jadi Gejala Corona, Cek Pakai Permen!
-
Update Corona Covid-19 pada 4 April 2020: Tingkat Kesembuhan Menurun
Mengalihbahasakan dari CNN, Tiffany Field, pendiri dan direktur Touch Research Institute, Universitas Miami menyatakan bahwa sentuhan langsung bermanfaat bagi kesehatan.
"Kontak kulit ke kulit antara ibu dan bayi dapat mengontrol detak jantung dan pernapasan bayi, merangsang pencernaan, membantu menangkis infeksi, dan baik untuk kekebalan tubuh," kata Field.
"Manfaat kesehatan dari sentuhan manusia terus berlanjut hingga masa kanak-kanak, remaja, dan dewasa," imbuh dia.
Field mengkhawatirkan kesehatan manusia karena semakin mengisolasi diri secara fisik dan menjadi asyik berkomunikasi melalui teknologi.
Walaupun bermanfaat, selama pandemi ini kontak manusia secara langsung adalah ancaman terbesar. Tetapi para ahli sepakat bahwa manfaat jarak sosial jauh lebih besar daripada risiko bersosialisasi.
Field berharap bahwa meski tinggal di rumah orang-orang sebaiknya perbanyak saling menyentuh. "Gosok punggung orang yang Anda cintai dan kalau Anda hidup sendiri selama periode ini, maka sentuhlah diri Anda sendiri," saran Field.
"Kita tahu bahwa saling menyentuh sangat penting untuk alasan kesehatan. Menggerakkan kulit membuat tubuh menjadi lebih santai. Aktivitas vagal di otak meningkat, memperlambat detak jantung dan menurunkan hormon stres," katanya menambahkan.
"Jika Anda hidup sendirian, lakukan pijatan untuk diri sendiri," kata Field pada CNN lagi.
Sementara di sisi sosial, orang-orang dalam karantina penting untuk tetap terhubung dengan cara non-fisik.
"Periode jarak sosial ini kemungkinan paling sulit bagi orang dewasa yang lebih tua yang tidak mempunyai pasangan dan dukungan sosial yang merawat mereka," kata Bianca Suanet, seorang sosiolog dari Vrije Universiteit Amsterdam.
Oleh karenanya, Bianca Suanet merekomendasikan agar tetap terhubung secara online dan sesering mungkin berkomunikasi dengan orangtua.
Terkini
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
- Ingin Mulai Jalani Intermittent Fasting? Hindari 5 Kesalahan Berikut
- 5 Tips Mengembalikan Pola Makan Sehat setelah Puasa dan Lebaran
- Simvastatin Jadi Obat Andalan Penderita Kolesterol saat Lebaran, Ketahui Aturan Minumnya
- 5 Makanan Khas Lebaran yang Bikin Asam Urat Kambuh, Ingat Konsumsi Secukupnya
Berita Terkait
-
Wacana Vaksin Booster ke-2 Berbayar, Seginikah Biayanya?
-
Wacana Vaksin Booster ke-2 Berbayar, Seginikah Biayanya?
-
Kasus Pertama, Pria Ini Terinfeksi Covid-19, Cacar Monyet dan HIV Bersamaan!
-
Curhatan Pasien Cacar Monyet tentang Gejala yang Dialami: Sangat Menyakitkan
-
Infeksi Cacar Monyet 100 Kali Lebih Menyakitkan Daripada Covid-19, Ini Pengakuan Penyintas!
-
Ilmuwan Bikin Perman Karet yang Bisa Memerangkap Virus Corona di Mulut
-
Ilmuwan Akhirnya Menemukan Sumber Pertama Pandemi Covid-19, Benar di Wuhan?
-
Baik Divaksin atau Tidak, Covid-19 Bisa Menginfeksi Ulang Secara Cepat
-
Jangan Lengah, WHO Ingatkan Pandemi Covid-19 Masih Darurat Kesehatan Global!
-
Kontrol Dampak Gejala Long Covid-19, Konsumsi 5 Jenis Makanan Ini!