Senin, 06 Mei 2024
Yasinta Rahmawati | Shevinna Putti Anggraeni : Kamis, 20 Februari 2020 | 13:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Himedik.com - Obat untuk mengatasi virus corona Covid-19 yang terus merenggut korban jiwa masih belum ditemukan. Namun, obat antimalaria disebut bisa mengatasi virus mematikan ini.

Setelah menjalani serangkaian uji klinis, para ahli dari China akhirnya mengonfirmasi obat anti-malaria yang dikenal chloroguine phosphate, yakni memberikan efek kuratif tertentu pada virus corona.

Berdasarkan laporan yang dilansir oleh world of Buzz, tim medis pun telah menyetujui bahwa obat antimalaria perlu dimasukkan ke dalam versi obat berikutnya dalam mengatasi virus corona.

Sun Yanrong, wakil kepala Pusat Nasional China untuk Pengembangan Bioteknologi pun berpendapat obat anti-malaria ini perlu melalui serangkaian uji klinis untuk perawatan corona Covid-19.

Sementara itu, penggunaan obat anti-malaria untuk pengobatan corona Covid-19 perlu kehati-hatian. Karena chloroguine phosphate atau obat anti-malaria ini adalah sesuatu yang baru untuk melawan corona Covid-19.

Petugas medis beda memasuki ruang isolasi Rumah Sakit Umum Pusat Mohammad Hoesin Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (18/2). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

Faktanya, obat ini juga sudah digunakan lebih dari 70 tahun. Biasanya obat ini menjadi pilihan dari puluhan ribu obat yang ada karena terbukti fungsional selama beberapa putaran skrining.

Sun Yanrong juga mengatakan obat anti-malaria ini sudah menjalani uji klinis pada lebih dari 10 rumah sakit di Beijing, Hunan dan Guangdong. Hal ini menunjukkan adanya tingkat keberhasilan yang cukup baik.

Pasien yang mengonsumsi obat anti-malaria menunjukkan indikator penyembuhan yang lebih baik daripada kelompok lainnya.

Hasil pemeriksaan mereka setelah minum obat, demamnya mereda dan CT scan paru-paru juga menunjukkan peningkatan. Sehingga kondisi ini menunjukkan obatnya efektif membuat hasil tesnya negatif dalam tes asam nukleat virus.

Sayangnya, obat ini tidak hanya menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang pesat. Profesional medis pun menambahkan bahwa penyembuhan lebih luas mungkin butuh waktu lebih singkat untuk merangsang pemulihan pasiennya.

Demi membuktikannya, Sun memberikan contoh seorang pria usia 54 tahun dari Beijing yang menjalani perawatan di rumah sakit setelah 4 hari karena menunjukkan gejala virus corona.

Semua hasil pemeriksaannya membaik, tes asam nukleatnya negatif setelah seminggu mengonsumsi obat anti-malaria.

Bahkan efek positif obat anti-malaria untuk corona Covid-19 cukup meningkatkan pemulihan. Sejauh ini, belum ada reaksi merugikan dari mengonsumsi obat anti-malaria itu terhadap 100 pasien virus corona Covid-19.

BACA SELANJUTNYA

Ilmuwan Akhirnya Menemukan Sumber Pertama Pandemi Covid-19, Benar di Wuhan?