Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Himedik.com - Seperti yang diketahui, merokok dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Dalam laporan terbaru dari para ahli penyakit paru, diperingatkan bahwa mungkin ada hubungan antara merokok dan kerentanan terhadap penyakit mematikan.
Kepala petugas medis Irlandia, Dr. Tony Holohan baru-baru ini membuat temuan yang mengungkapkan orang yang sebelumnya sehat telah meninggal karena virus corona baru dan perokok kemungkinan berisiko lebih tinggi akan kondisi tersebut, menurut laporan Independent.
Peneliti di China dan Amerika Serikat telah merilis laporan tentang analisis baru terhadap 8.000 kasus pertama dari Covid-19, yang menemukan laki-laki lebih mungkin terinfeksi penyakit ini dan mengalami gejala paling parah.
Hal ini dihubungkan dengan laki-laki di China yang kemungkinan lebih banyak perokok berat.
Baca Juga
Tetapi data bias ini bukan satu-satunya indikator bahwa perokok berisiko lebih tinggi meninggal akibat Covid-19. Ini juga terbukti dalam sejarah berdasarkan kondisi serius yang dialami perokok saat wabah virus corona sebelumnya, seperti SARS dan MERS.
Dilansir Telegraph via World of Buzz, seorang ahli penyakit pernapasan terkenal di Inggris, Gisli Jenkins, mengatakan perokok memiliki tingkat tertinggi dalam penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), yang mengacu pada bentuk kerusakan paru-paru yang menempatkan orang pada risiko penyakit pernapasan serius, seperti covid-19.
"Mereka (perokok) juga lebih mungkin terkena infeksi, dengan alasan bahwa merokok akan memengaruhi pertahanan (tubuh) sehingga Anda rentan terhadap infeksi virus dan bakteri," tambah Dr. Sanjay Agrawal, ketua Royal College of Physicians 'Tobacco Advisory' Group.
Pakar medis menambahkan bahwa penelitian menunjukkan perokok dua kali lebih mungkin terkena pneumonia dibandingkan dengan bukan perokok.
“Intinya adalah tidak pernah ada waktu yang buruk untuk berhenti (merokok). Jika Anda berhenti merokok hari ini, Anda akan mengurangi risiko terkena penyakit dan dalam dua hingga tiga bulan, Anda akan mendapat manfaatnya," tandasnya.
Terkini
- 4 Kebiasaan agar Jantung Tetap Muda dan Sehat, Yuk Lakukan Mulai Sekarang
- 5 Suplemen agar Tubuh Tetap Bugar di Usia 30 Tahun, Salah Satunya Vitamin D
- Ingin Turunkan Gula dan Kecilkan Pinggang? Yuk Konsumsi Biji-bijian Utuh
- Sering Dibuang, Ternyata Ini 5 Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan
- Murah dan Mudah Didapat, Ternyata Labu Siam Punya 7 Manfaat Ini
- Jarang Disadari, 5 Superfood Ini Mudah Ditemui dan Baik untuk Dikonsumsi
- Hindari Begadang, Durasi Tidur Malam Berpengaruh pada Risiko Penyakit Jantung
- Ingin Mulai Jalani Intermittent Fasting? Hindari 5 Kesalahan Berikut
- 5 Tips Mengembalikan Pola Makan Sehat setelah Puasa dan Lebaran
- Simvastatin Jadi Obat Andalan Penderita Kolesterol saat Lebaran, Ketahui Aturan Minumnya
Berita Terkait
-
Wacana Vaksin Booster ke-2 Berbayar, Seginikah Biayanya?
-
Wacana Vaksin Booster ke-2 Berbayar, Seginikah Biayanya?
-
Kasus Pertama, Pria Ini Terinfeksi Covid-19, Cacar Monyet dan HIV Bersamaan!
-
Curhatan Pasien Cacar Monyet tentang Gejala yang Dialami: Sangat Menyakitkan
-
Infeksi Cacar Monyet 100 Kali Lebih Menyakitkan Daripada Covid-19, Ini Pengakuan Penyintas!
-
Ilmuwan Bikin Perman Karet yang Bisa Memerangkap Virus Corona di Mulut
-
Ilmuwan Akhirnya Menemukan Sumber Pertama Pandemi Covid-19, Benar di Wuhan?
-
Tak Pernah Merokok, Pasangan Suami Istri Ini Idap Kanker Paru-paru Stadium 4!
-
Baik Divaksin atau Tidak, Covid-19 Bisa Menginfeksi Ulang Secara Cepat
-
Jangan Lengah, WHO Ingatkan Pandemi Covid-19 Masih Darurat Kesehatan Global!